Lama gak up nih, miss me or my story?
Sorry banget. I hope you can understand :)
Anak aku lagi aktif banget. Udah bisa tengkurep, goceh2 gak jelas, lagi seneng megang ini megang itu dan harus dipantau terus kalo dia lagi megang sesuatu, why? Karna apa aja yg dia pegang langsung dia masukin mulut :(Aku pengen banget nunjukin fotonya ke kalian. Tapi aku jaga privasi. Dia lucu banget 😭 gendut, imut, walaupun gak putih kek Appa tirinya (Suga) tapi tetep gemesin bangettt. Pinter, jarang rewel + kalo malem gk pernah ngajak bergadang.
Namanya Alvan. Nama panjangnya, Muhammad Arasya Alvan. Aku biasa panggil dia Al, baby, anakku sayang, si gendut, si bulet, dll.
Ok skip! Sorry, aku terlalu lebay.
Langsung baca aja ya. Hope u like it! 💜
• • •
-Min Yoongi
Aku tengah sibuk mengutak-atik komputer ketika pintu studioku dibuka secara tiba-tiba. Aku reflek memalingkan kepala, kuhembuskan nafas agak kasar begitu melihat Eunha menyengir lebar di depan pintu sembari membawa kue ulang tahun dengan lilin angka yang masih menyala.
Dia berjalan ke arahku, menyodorkan kue itu tepat di depan wajahku.
Aku menatapnya heran. "Ulang tahunku bukan hari ini," keluhku.
Eunha lantas memasang wajah kesal. "Ini ulang tahunku!" katanya.
"Lalu?" Aku kebingungan.
"Apa harus aku mengataimu bodoh?" Matanya melotot. "Ini ulang tahunku! Kau lupa?"
Aku diam sesaat. Sebenarnya aku ingat. Hanya saja kesibukan kadang-kadang membuatku lupa banyak hal. "Untuk apa aku mengingatnya?" Aku beralibi.
Gadis cerewet di depanku menghentakan kaki kesal. "Tiup lilinnya sebelum meleleh. Apa kau tau berapa harga kue ini?"
"1 won?" Aku mengejek. "Lagipula kenapa harus aku uang meniupnya? Ini kan ulang tahunmu?"
"Kumohon!" Dia membujuk.
Malas berdebat, aku akhirnya meniup lilin dengan sekejap.
"Yey! Gomawoo!" Dia berseru, meletakan kue di atas meja lalu memelukku erat.
Rasanya begitu asing dan sangat membuatku tidak nyaman. Tapi aroma rambutnya mengingatkanku pada Hana. Wangi yang begitu sama. Wangi yang selalu kurindukan. Tanganku perlahan bergerak. Menyusuri punggungnya, begitu akan memeluknya, aku terdasar akan sesuatu, Aku reflek menyentaknya. Mendorongnya agak kasar sampai terjatuh.
"Aw!" Eunha meringis. Dia menatapku bingung sekaligus ketakutan.
Aku beranjak ingin membantu. Tapi begitu akan menyentuhnya, aku mengepalkan tangan dan akhirnya memilih pergi.
Tanpa menolongnya ataupun meminta maaf atas sikap kurang ajar yang sudah kulakukan padanya.
Di lorong menuju lobi aku berpapasan dengan manajer Sejin. Dia reflek menahanku.
"Ada apa? Aku sedang buru-buru." Aku berbohong.
"Aku baru saja ingin mendatangi studiomu," katanya—terdengar sangat penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗠𝗜𝗡 𝗬𝗢𝗢𝗡𝗚𝗜 • [BOOK 2] (✓)
Fanfic-Harapan Min Yoongi simpel saja, dia ingin mengulang waktu.- 🕊️🕊️🕊️ 📍Cerita ini merupakan kelanjutan [BOOK 2] dari cerita 𝗠𝗜𝗡 𝗬𝗢𝗢𝗡𝗚𝗜. Agar lebih memahami alur, disarankan untuk membaca cerita pertama lebih dulu (bisa cek cerita diberand...