16. Persiapan

1K 63 4
                                    


Asmi mengambil tisu, untuk menghapus air matanya. Dia mencoba untuk lebih tenang, sementara Tama mengusap pelan pundaknya. Tama tampak sangat khawatir.


"Asmi, aku minta maaf kalau semua ini menyulitkanmu. Aku juga minta maaf, atas kegagalanku memimpin istri, sehingga mereka berbuat kejam padamu."


"Iya, Pak," jawab Asmi pelan. Dia juga tidak mengerti mengapa dirinya menjadi sebegitu sentimentilnya. Padahal, wajar saja kalau seorang pelanggan mengenal pramuniaga tempat dia biasa berbelanja. Wajar kalau Tama mengenal Nindy.


"Aku mungkin terlalu berambisi, untuk merangkulmu, Asmi. Sampai aku lupa, bahwa aku tidak sebaik itu untukmu."


Asmi menoleh, memandang wajah Tama dengan mata yang merah dan basah. Mencari sebuah jawaban, yang dia sendiri tidak tahu tentang apa itu. Kejujuran kah, kasih sayang kah, atau hanya sekadar ego?


"Sungguh, maafkan aku jika harus berkata begini, Asmi. Tolong jangan membenci mereka. Maryana, Sita, Aida, mereka melakukan kesalahan karena akulah sebabnya. Aku yang gagal mendidik mereka. Aku yang kurang bisa mengajak mereka mengerti keadaanmu. Keadaan kita."


"Pak Tamaaa."


"Aku harap, kamu memahami tujuanku, Asmi. Sekarang, kita pulang ya. Tolong jangan menangis lagi."


"Okeee."


"Nah, pintar!" ucap Tama sambil mengacak pelan rambut Asmi. Membuat gadis itu merasa … entah perasaan aneh apa yang membuat dirinya mampu membayangkan 'Beginikah rasanya punya ayah?'

"Maaf kalau aku berlebihan, Pak," ungkap Asmi ketika mereka sedikit lagi akan sampai di rumah.


"Tidak, Asmi. Kamu tidak salah. Aku … mencoba memahamimu. Kamu pasti terkejut, bingung, kamu merasa hilang, tersesat, ini pasti berat untukmu."


"Iya."


"Tapi, aku pastikan bahwa kamu adalah orang terakhir yang akan aku nikahi Asmi. Aku janji, tidak akan menikah lagi setelah ini. Kamu bisa pegang janjiku."


"Terus, kalau ternyata Bapak ingkar janji?"


"Maka kamu, boleh menghukumku. Apa saja."


"Apa saja?"


"Apa saja."


"Hmm, oke. Aku pegang janji Bapak."


Mereka akhirnya sampai di rumah, dan Asmi baru menyadari kalau garasi rumah Tama sudah kosong.

INSYAALLAH, SUAMIMU JODOHKU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang