49. Jasa

1.1K 53 0
                                    


49. Jasa

Setelah sepakat akan satu hal, Asmi dan Tama sama-sama menikmati kebersamaan dan fasilitas di vila. Keduanya, benar-benar dapat merasa bebas tanpa harus khawatir akan kecemburuan yang lainnya. Hanya mereka saja, berdua. 

Asmi sedang berjalan-jalan di tepi kolam renang, ketika waktu menunjukkan pukul delapan malam. Lampu-lampu yang menghias halaman belakang villa itu, mirip dengan lampu-lampu yang ada di rumah.

Sementara Tama sedang menikmati minuman kaleng, dia memandang Asmi yang mulai berputar-putar. Bagi Tama, istrinya sekarang bagaikan bidadari yang dikirimkan Tuhan untuk memperhatikannya, menghujani Tama dengan kasih sayang, perhatian, dan cinta.

"Hati-hati keseleo!" teriak Tama yang khawatir akan keselamatan ibu hamil itu.

"Tenang aja."

Asmi berlari kecil, berputar, berjalan ke sana kemari sambil bersenandung. Tama bahkan merasa heran dan nyaris tidak percaya, bahwa niat baiknya justru membukakan pintu bagi dirinya untuk menemukan cinta sejati. Cinta yang luar biasa besar, yang bersemayam dalam tubuh dan jiwa yang mungil. 

"Pak Tamaaa," panggil Asmi sambil melambai-lambai. Tawanya sungguh menghangatkan hati suaminya. 

"Siniiii."

"Oke."

Tama bangkit untuk mendekati Asmi. Wanita sederhana yang sangat periang itu. Meski jalan hidupnya tidaklah mudah, dia memilih untuk lebih sering tersenyum, tertawa, bahkan tidak kehilangan empatinya. 

Asmi kembali berjalan, menari sambil berputar-putar, sampai tak sengaja, dirinya jatuh ke dalam kolam renang. Asmi menjerit.

"Aa!"

"Asmi!"

Tama berlari secepat yang dia bisa. Namun, tetap saja kalah oleh gaya gravitasi. Tubuh sang istri keburu jatuh ke dalam kolam renang. 

"Pak Tamaaa!"

Tama segera menceburkan diri ke dalam kolam renang untuk menolong Asmi. Dia berenang ke arah sang istri. 

"Dingiiin!" keluh Asmi ketika Tama sudah ada di dekatnya. 

"Iya, yuk, kita naik. Kan, udah dibilang untuk hati-hati."

"Euuum."

Tama mengajak Asmi untuk menepi dan bermaksud untuk naik. Namun, tiba-tiba Asmi berubah pikiran.

"Pak, kalau udah di dalam kolam gini, nggak berasa dinginnya. Yuk, kita main-main sebentar."

"Ya udah kalau kamu nggak pa-pa, Asmi."

Keduanya, saling bercanda. Sesekali mengacaukan air, sambil saling membasahi satu sama lain. Ada tawa yang lepas dari keduanya, ada kebebasan, ada cinta di antara Asmi dan Tama. 

"Nanti kalau sudah ada kesempatan, kita berlibur bareng lagi, ya, Asmi."

"Iya, Pak. Ke mana ya, kira-kira."

"Ke luar negeri, Asmi. Pasti menyenangkan."

Asmi bergerak mendekati suaminya, lalu keduanya berdiri di tepian kolam.

"Kenapa harus luar negeri, Pak? Ongkosnya kan, mahal. Lagian di dekat-dekat kita aja pemandangannya luar biasa."

"Benar, Sayang," ucap Tama sambil membelai rambut Asmi yang telah basah, "tapi kita harus melihat lebih banyak lagi. Mengagumi ciptaan Tuhan, bukan hanya tempat, tapi juga manusia dan kebiasaan mereka."

INSYAALLAH, SUAMIMU JODOHKU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang