10. Kekacauan

1.1K 82 0
                                    


Mobil menderu di halaman, menjauhi tempat tinggal mereka. Tama pergi seorang diri. Sementara para pelayan masih berkumpul ruang tamu menunggu perintah. Mereka sama bingungnya dengan Asmi, sama takutnya.

Aida langsung menghubungi Sita dan Maryana untuk segera pulang. Wanita itu lalu memberikan perintah kepada semua pekerja begitu mengetahui jika Tama sudah benar-benar pergi.

"Semuanya boleh pulang sekarang." Aida memberi perintah. Semua pekerja pun segera pulang meninggalkan semua pekerjaan yang belum beres. Kecuali dua orang juru masak yang memang tinggal di rumah Tama.

"Kamu Asmi! Tunggu di sini."

Asmi tidak menghiraukan kata-kata Aida. Gadis itu tetap kembali ke kabinnya. Dia bingung dan takut, terlebih saat mengingat ekspresi marah Tama. Akankah dia dinikahi pria yang sangat mengerikan itu? Bagaimana nasibnya kelak jika bersuamikan orang yang pemarah? Mungkin, selamanya Asmi tidak akan pernah bahagia.

Asmi merutuki nasibnya. Andai dapat memilih, dia ingin pergi saja. Jauh. Entah ke mana. Yang jelas dia juga tidak ingin pulang. Dia tidak punya 'rumah' untuk kembali.

"Kenapa nasibku sial begini?!"

Asmi menangis. Dia mencoba menghubungi seseorang. Namun, tak ada yang menjawab panggilannya.

Gadis itu pun segera menggunggah curhatannya di sosial media. Berharap ada yang peduli pada dirinya. Dia menggunakan nama samaran di akunnya, dan menyamarkan tempat kejadian agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Sambil memandang foto salah satu artis Korea, Asmi berkata, "Andai kamu bisa aku miliki."


Di kabin, tidak ada makanan. Hanya ada beberapa botol air mineral. Untungnya, Asmi sudah kenyang makan kue dan es dari pasar tadi. Dia jadi mengantuk. Asmi berbaring di sofa.


Tidak berapa lama, Asmi dibangunkan oleh Aida yang menerobos masuk ke dalam kabinnya. Wanita itu terlihat marah. Aida datang bersama Sita dan Maryana.


"Oh, enak ya, siang-siang tidur," ucap Maryana.


"Dasar cewek pemalas!" Kali ini Sita yang mengucapkannya.


"Mbak Mar, sebaiknya kita apakan gadis malas ini?" tanya Aida.


"Kita kasih kerjaan, biar dia tahu rasanya capek." Maryana menjawab dengan santai.

Ketiga orang itu, menyeret paksa Asmi keluar dari kabin. Lalu mengajaknya ke dapur. Ada beberapa perabot kotor yang masih berantakan.

Mereka bertiga memaksa Asmi membersihkannya.

"Bersihkan semua perabot dan dapur ini, lantainya juga! Sekarang!" perintah Maryana dengan berteriak.

Dua pembantu dapur yang ada di sana pun ketakutan. Mereka hendak membantu Asmi, tetapi Sita segera mencegahnya.


"Kalian, masuklah ke kamar. Hari ini kalian bebas tugas. Dan jangan berani-berani membantunya."


INSYAALLAH, SUAMIMU JODOHKU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang