Prolog

3K 220 12
                                    

"akhirnya sampai rumah juga" aku membuka pintu kamar lalu menaruh ransel ku di lantai, aku terdiam sejenak melihat ke arah depan. Wah, apakah ini sebuah surga dunia? Hmmm ini sungguh kenikmatan terbesar setelah pulang sekolah. Kasur, ya benar, kasur adalah nikmat terbesar ku.

Aku mengambil gulingku, memeluknya kesana dan kemari seraya bergumam tak jelas. Tiba-tiba, pandanganku beralih ke sebuah meja komputer, aku menghampiri meja itu. Duduk di sana lalu mengaktifkan komputer ku.

"Nonton anime dulu deh, bosen banget" Aku menyenderkan kepala ku pada kursi gaming ku. Namun, aku jadi teringat sesuatu, Ah ya! Aku belum mengambil cemilan untuk di makan.

Seperti biasa, aku selalu akan menikmati aktivitas menonton anime ku. Kenikmatan itu tak berlangsung lama, sebuah pulpen mendadak datang entah darimana membuat komputer ku menjadi berlubang dan retak. Sungguh, aku sangat terkejut saat itu juga.

"Astaga! Ini beneran pulpen?! T-tapi ini menembus ke komputer ku...." Aku memeriksa keadaan komputer ku, pulpen itu menancapkan ujungnya hingga membuat pulpen itu menembus layar komputer ku.

Bahkan, jendela ku pun.....eee pecah. Ya, benar, p-e-c-a-h PECAH?! Aku marah, siapakah orang yang berani-beraninya melayangkan sebuah pulpen dengan kecepatan dan kekuatan sebesar itu. Akan ku datangi rumahnya lalu membanting tubuhnya, kalau terkena tubuhku bagaimana? Pulpen itu akan menusuk ke dalam kulitku, huft aneh-aneh saja.

Perhatian ku teralihkan kembali dengan sebuah pancaran cahaya berwarna putih yang membuat ku bingung. Aku takut jika akan mati lampu ataupun rumahku akan terbakar. Tapi kali ini tidak, cahaya itu nampak tidak akan berbahaya, sedari tadi tidak terjadi apapun.

"Sumpah, apaan dah, orang mau nonton anime, ada aja yang ganggu. Hadeh-hadeh" Aku bersandar di dinding, sedikit malas dengan kejadian tadi. Aku sedang menunggu cahaya itu padam lalu akan membawanya ke tukang service.

"Lama banget, benerin sendiri aja kali ya, hehe" Aku duduk di kursiku, lalu mencoba mendekati layar komputer ku. Aku mengarahkan telunjukku ke arah cahaya itu, aku menutup mata kanan ku sendiri.

Tiba-tiba, tubuhku serasa terseret oleh sesuatu, entah apa, apakah mungkin itu arus? Tidak mungkin. Ini di kamar, bukan di laut.

Ruangan itu putih, perlahan terdapat gulungan-gulungan dengan sebuah tampilan ingatan seseorang? Aku tak tau, tapi nampaknya begitu.

Namun yang pasti, kepalaku masih saja sakit. Aku ada dimana pun tak tau, jika aku mati, aku akan menyalahkan bajingan yang melemparkan pulpen itu ke komputer ku lalu membuatku penasaran setelahnya.

KNY X MALE OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang