HCTH 12

254 31 6
                                    


"Hujan berdarah kau bilang?"

"Y-ya, hujan berdarah. Mata-mataku bilang itu terjadi di kawasan Phiestemon's Academy."

"Phiestemon's ya? Bukankah di situ anakku berada?"

"Kau benar, my lord."

"Ahahah...sepertinya dewa sendiri pun sudah memberi pertanda untukku dengan menurunkan hujan berdarah. Pergilah, dapatkan aku satu jiwa. Aku memerlukan kekuatan untuk memulakan rencana ku."

"As you wish, my lord."

"Ah, dan satu lagi, terus pantau manusia iblis itu. Jika sesuai, aku akan menjadikannya sebagai pasangan hidupku."

"Baiklah."












"Aku baru tau ada hujan berdarah."

"Itu kerana kau terlalu bodoh."

Wei Wuxian mendelik kesal. Si merah ini...tidak bisa ya tidak membuat orang lain emosi!?

"Tapi, Wei Ying benar. Aku juga baru tahu hujan berdarah itu bisa terjadi." Luo Binghe bergumam pelan, lalu menatap Hua Cheng yang sampai sekarang terlihat santai.

"Kau terlihat terlalu santai saat ini.  Seperti kau lah yang menurunkan hujan berdarah tadi."

Sejujurnya, Luo Binghe hanya berniat untuk bercanda, dan dia sama sekali tidak menyangka Hua Cheng akan membalas, "memang aku" dengan wajah yang kelewat santai. Jika dia sedang minum sekarang, dia yakin dia akan tersedak. Untungnya itu tidak terjadi, kerana ianya terlalu memalukan.

"Bagaimana kau melakukannya!?" Wei Wuxian yang sedari tadi hanya melihat, menjadi antusias ketika tahu bahawa sahabat barunya bisa melakukan hal luar biasa seperti itu.

Hua Cheng terlihat bangga, dan dengan sombong dia menjawab, "itu ialah kuasaku. Aku bahkan bisa melakukan hujan bunga, hanya saja itu khas untuk gege. Jadi aku tidak akan mengeluarkannya untuk kalian, kecuali jika gege memintaku melakukannya."

Luo Binghe dan Wei Wuxian hanya mencibir. Makhluk ini benar-benar menyebalkan.

"Oh iya. Sepertinya sudah lama sekali kita tidak berkomunikasi dengan hewan spiritual kita. Aku ingin mengeluarkan mereka, lagipula tiada sesiapa selain kita di kamar ini."

Seolah-olah tersadar, Hua Cheng dan Luo Binghe menatap satu sama lain. Well, mereka sebenarnya sama sekali tidak mengingat tentang para hewan itu, kerana fikiran mereka sudah dipenuhi oleh kekasih mereka.

"Kau benar. Kurasa aku juga akan mengeluarkan burung singa milikku."

"Aku yakin itu bukan bagaimana orang memanggilnya."

o0O0o

"Hei"

"Mn?"

"Aku bosan."

"Mn."

"Kudengar taman akademi ini mempunyai pemandangan yang indah. Mari kesana."

"Mn."

"Jangan malas. Ayo berdiri."

"Mn."

"Siapa tahu kau bisa bertemu Wei Wuxian di sana."

"..mn"

"Aku tidak berbohong!"

"Mn."

"Baiklah. Ayo."

"Mn."

"Ah aku penasaran apa yang sedang mereka lakukan? Tidakkah kau penasaran?"

"Mn?"

How could this happened!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang