03. Zebra Cross

219 26 9
                                    

.

Bab 03

.

“Bunda, Nazeera gak mauu...,” rengek gadis itu sejak lima belas menit lalu.

Tubuhnya dibalut selimut putih hingga menutup kepalanya, memeluk boneka Teddy Bear pemberian Kakaknya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya setelah mendengar jika dirinya akan dijaga oleh seorang cowok, anak dari rekan bisnis Ayahnya.

“Zeera, Bunda tau kamu pasti gak mau, tapi itu juga buat keselamatan kamu. Ayah gak mau kamu kenapa-kenapa, jadi buat kali ini nurut ya?” pinta Bunda pada anak gadisnya.

Nadine Chandrawinata, Bunda gadis itu menarik selimut yang menyembunyikan anaknya. Gadis itu masih tidak mau menatap pada Bundanya. Nadine menghela napas. Dengan lembut Nadine menyuruh anaknya duduk dihadapannya.

“Sayang, dengerin Bunda. Bunda cuma punya kamu, Bunda gak mau kamu celaka, Bunda gak mau kehilangan kamu. Jangan kaya gini,” ujar Nadine, disetiap kalimatnya terselip nada kekhawatiran untuk anaknya.

Nazeera merasa tidak enak hati telah berbuat seperti beberapa menit lalu. Gadis itu langsung berhambur kepelukan Bundanya. “Maaf, Bunda. Nazeera takut kalau dia orang jahat. Nazeera takut, Bunda,” balas gadis itu nadanya bergetar diakhir.

Bunda Nadine mengusap kelapa anaknya. “Dia gak jahat, kamu gak usah takut. Dia kayak Kakak kamu, dia bakal jagain kamu, Bunda jamin itu.”

“Nazeera takut dia kaya....” Ucapannya menggantung. Kemudian gadis itu melanjutkan kalimatnya, “Nazeera cuma takut aja, Bunda.”

“Bunda tau jangan inget hal itu, kenangan buruknya kamu buang, ingat kenangan indahnya aja sayang. Kamu juga gak usah takut. Ada Bunda, Ayah sama Kakak, sama sekarang ada dia yang bakal jagain kamu,” kata Bunda Nadine mencoba meyakinkan Nazeera, jika tidak semua orang seperti orang dimasa lalunya.

Nazeera mengeratkan pelukannya. “Kalau Bunda yakin, berarti Nazeera gak perlu takut sama dia. Apa dia juga udah tau soal itu?” tanya gadis itu mulai tertarik.

“Udah, Ayah kamu udah kirim surat buat dia. Kamu mau liat laki-laki yang Ayah pilih buat jagain kamu?” Nadine melepaskan pelukannya. Lalu menakup pipi chubby anaknya.

“Kamu mungkin bakal suka sama dia,” tambah Nadine terkekeh pelan.

Gadis itu menurunkan bibirnya. “Masa? Nazeera gak bakal menduakan Kak Kevin, bun. Cowok paling ganteng versi Nazeera tetap Kak Kevin.”

“Alah, nanti juga kamu gak mau ditinggal sama dia,” kekeuh Bunda Nadine dengan keyakinannya.

“Apasih, Bunda,” kilah Nazeera memalingkan wajahnya.

Bunda Nadine lagi dan lagi terkekeh pelan melihat tingkah anaknya. Wanita tiga puluh sembilan tahun itu, mengeluarkan satu foto disaku bajunya. Menyodorkan pada Nazeera.

“Dia yang Ayah kamu pilih, gimana?” tanya Nadine setelah Nazeera menerima dan melihat foto itu.

“Matanya nakutin Bunda. Tapi dia cantik.” Nazeera menjawab sambil tertawa kecil.

“Itu foto terbarunya, sayang. Kirana bilang dia gak mau potong rambut.” Nadine memberitahu. “Bunda juga punya foto dia yang lain, rambutnya pendek, ganteng banget deh pokoknya.”

Nazeera kembali menerima foto, tapi kali ini lewat handphone sang Bunda. Gadis itu hampir menganga, saat melihat wajah cowok itu. Rambutnya yang pendek, mengubah semua spekulasi yang tadi Nazeera katakan. Mungkin Nazeera tarik lagi ucapannya.

ALVENDRA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang