13. Sungai

104 23 9
                                    

Alvendra yang sedang tiduran berbangun oleh nada dering ponselnya. Dia duduk untuk menerima panggilan yang masuk.

“Al. Tante boleh minta bantuan?”

Jika sudah menelpon mungkin ada yang penting. Dan ternyata memang benar.

“Ada apa, Tan?” tanyanya.

“Begini, Al, Nazeera katanya mau pergi ke rumah temannya, bisa kamu ikutin? Tante agak khawatir kalo dia pergi sendiri.”

Alisnya mengerut. “Iya, Tan, nanti Al ikutin. Kalo boleh tau, emangnya dia mau ke siapa, Tan?”

“Katanya mau jenguk temennya. Tapi Tante gak tanya mau ke siapa-siapanya. Nanti Tante tanya ke Nazeera.”

“Nanti kasih tau, Al, aja Tan.” Alvendra mulai bersiap, dia mengambil hoodie dan kunci motornya.

“Yaudah, nanti Tante kasih tau lagi. Sebelumnya makasi banyak, Al.”

Cowok itu tanpa sadar mengulas senyum tipis. “Iya, Tan.”

Setelah panggilan terputus, cowok itu memakai hoodienya lalu menutup pintu kamarnya. Cowok itu menuruni tangga, dan mencari keberadaan bundanya.

Walaupun dia bandel tapi untuk meminta izin, itu penting.

Ruang tengah dan dapur kosong. Tidak ada. Dia beralih ke halaman depan. Disana, dia menemukan bundanya yang sedang menyirami bunga.

“Bun,” panggilnya.

“Ya, Al.” Wanita itu masih fokus dengan bunga-bunganya.

“Al, mau pergi. Jadi---”

“Yaudah sana,” balas wanita itu memotong ucapan anaknya.

Alvendra sudah biasa dengan bundanya, jadi itu bukan masalah besar. Memang setiap harinya begitu.

“Pamit, Bun. Al, pulang agak sorean.” Beritahu Alvendra. Cowok itu menarik paksa tangan bundanya untuk dia salami. “Bunda durhaka, anak sendiri mau pergi gak di doain,” celetuknya.

Kirana tertawa kecil. “Yaudah, hati-hati ya bawa motornya. Jangan ngebut-ngebut kamu bukan pembalap.”

Alvendra hanya berdeham. Setelah itu dia ke garasi untuk mengambil motornya. Dia agak malas menggunakan mobil di jalanan ibu kota pasti akan terjebak macet apalagi ini hari libur.

Tring.

Tante Nadine :

Katanya Nazeera mau jenguk Andra.

Alvendra belum membalas. Melihat nama cowok itu saja sudah membuat moodnya turun.

To Tante Nadine :

iya, tan.

Cowok itu menyimpan lagi ponselnya ke saku celananya.

“Ngapain dia cape-cape jengukin Andra,” ucapnya seraya memakai helm.

“Nggak ada kerjaan banget.”

ALVENDRA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang