04. Bodyguard

190 26 2
                                    

.

Bab 04

.


“Minggu depan kita ke cafe deket lampu merah, yuk!” ajak seorang gadis yang diketahui sahabat Nazeera. Zora Fransiska.

Nazeera terus mengaduk jus stroberi yang ia pesan tadi. “Enggak, jangan di sana, tempatnya terlalu sepi. Yang lain aja, kalo di sana gue gak ikut.”

“Yah,” balas Zora kecewa. Gadis itu menekuk wajahnya. “Gue liat ramai kok, ayolah, di sana aja. Ya, Ra?”

“Lo mah gitu, kan udah dibilang, jangan di sana, masih banyak tempat yang lain. Emangnya kenapa mau banget di sana?” Kini, Nazeera menatap Zora. Gadis itu penasaran, jika Zora sudah kekeuh, maka ada alasannya.

Sebelum menjawab, Zora menarik kursi, hingga badannya condong kearah Nazeera. “Sebenarnya, Ra, Andra yang rekomen di sana, bukan gue,” ucap gadis itu pelan.

Nazeera ber-o ria. Pantas.

“Yaudah, jadinya jam berapa?” tanya Nazeera, gadis itu kembali menyedot jus stroberinya.

“Gue juga kurang tau, Ra. Nanti kita bicarain lagi, sekarang kita nunggu dia datang ke sini.” Zora menarik lagi kursinya, mundur.

“Gue kangen, deh, Ra.”

Baru saja, Nazeera merasa tenang, Zora membuka suara lagi. Memang hobinya itu. Menghabiskan kata-kata dalam otaknya. Entah apa yang bisa membuat gadis itu bungkam, satu menit saja.

Nazeera menghela napas, sabar. “Kangen siapa? Lo kan gak punya pacar, gebetan pun lo gak punya,” ceplos Nazeera.

“Parah lo.” Zora memegang dadanya, seolah tersakiti dengan perkataan Nazeera barusan. “Siapa bilang gue gak punya gebetan? Ada lah, lo aja gak tau, karena gue rahasiain,” kata Zora dengan mesam-mesem.

“Dih.” Nazeera ngeri jika Zora sudah tersenyum sendiri seperti yang sedang dilihatnya. “Gue gak kasih restu kalo lo mau deketin kesayangan gue,” lanjut gadis itu.

”Eh?” Zora refleks memasang wajah serius. “Gak ya. Walau kak Kevin kaya pangeran, tapi ada yang buat gue nyaman, Ra,” katanya.

Btw, gue tadi ketemu Alvendra lho di jalan tadi.”

Perkataan Zora yang kali ini membuat Nazeera tersedak jus yang sedang ia minum. Gadis itu menepuk-nepuk dadanya, pelan.

“Nih, minum.” Zora menyodorkan air putih yang tersedia di meja kantin.

“Gue juga lagi minum kali,” seloroh Nazeera kesal. Gadis itu lalu mengelap ujung bibirnya yang basah oleh tisu yang diberikan Zora padanya.

Nazeera lupa belum memberitahukan hal itu pada Zora. Tapi mereka juga belum bertemu selama libur sekolah. Saat ia datang ke kantor Ayahnya, ia hanya bertemu dengan Ayah cowok itu saja. Tidak dengan cowok yang akan menggantikan Kevin untuk menjaganya.

“Eh, Ra, lo gak papa?”

Dua gadis itu menoleh bersamaan pada cowok yang baru saja datang bersama dua teman laki-lakinya.

Cowok itu langsung duduk di sebelah Nazeera. “Lo gak papa? Muka lo merah gitu.”

“Gak papa, cuma kesedak aja.” Nazeera menggeser tubuhnya agar memberi jarak di antara mereka.

“Gue gak ditanyain?” Zora memajukan bibirnya. Andra memang begitu, selalu saja Nazeera.

“Buat apa? Lo gak usah ditanyain juga, gue dah tau. Tubuh lo sehat-sehat aja tuh,” balas cowok itu mengedikan wajahnya.

ALVENDRA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang