CHAPTER 8

21 4 1
                                    


Jangan lupa vote

🏵️🏵️🏵️🏵️🏵️

"Kak tunggu" teriak Anin.

Ruz pun berhenti berlari kala sudah sampai pada sebuah danau yang indah.

Anin langsung berhenti dari larinya dan mengatur nafasnya

"Hah...hah ...hah kak!!" Panggil Anin sambil menormalkan nafasnya.

Terdengar isakan kecil.

Anin menatap punggung Ruz yang bergetar.

Tiba tiba tatapan Anin menjadi sendu. Ia menghampiri Ruz dan langsung memeluknya.

mau di posisi itu~Author

Tangis Ruz pecah saat setelah Anin memeluknya

"Gak pph! Nangis ajh. Anin tau kakak sakit" lirih Anin dengan air mata yang menetes.

Hampir setengah jam Ruz menangis dalam dekapan Anin.

Setelah dirasa cukup, Ruz melepaskan pelukannya dari Anin. Duduk di hamparan rumput hijau dan menatap danau didepannya.

"Sekarang Lo tau gimana kehidupan gw" ucap Ruz pelan.

Anin menatap Ruz lalu mengalihkan pandangannya pada danau yang indah didepannya itu.

"Ya. Anin tau" jawab Anin singkat.

"Semua orang, punya masalahnya masing masing. Tidak ada manusia yang tidak mempunyai masalah" ucap Anin.

"Semua Masalah itu tergantung kita yang menyikapinya"

"Bunda gw meninggal nin. Papa gw nikah lagi, gw sendiri" ucap Ruz lirih.

"Kakak gak sendiri. Jangan pernah ngerasa kalau kakak sendiri. Liat di sekeliling kakak. Ada temen temen kakak, ada kak Zafran, kak Dean, kak Martin. Mereka peduli sama kakak. Ada Anin kak" ucap Anin panjang dan menatap Ruz.

Ruz menoleh dan menatap Anin

"Ada Anin. Jangan pernah merasa sendirian di bumi ini. Kakak bisa berbagi masalah kakak sama Anin. Jangan sungkan. Anin bakal selalu ada buat kakak. Ya walaupun kita baru kenal" ucap Anin lembut.

"Kenapa Lo perhatian ke gw?" Tanya Ruz

"Karena Anin juga pernah merasa sendiri. Tapi ... Anin sadar, kalau Anin punya Cellsi, sahabat Anin, tempat yang bikin Anin bahagia" ucap Anin tersenyum hangat.

"Lo dewasa nin. Bisa menyikapi masalah" ucap Ruz

"Aku dewasa karena keadaan. Keadaan yang memaksa untuk aku bersikap dewasa" ucap Anin.

"Butuh pelukan lagi?" Lanjut Anin.

Tanpa membantah Ruz langsung memeluk Anin menghantarkan rasa hangat yang ada.

"Jangan merasa sendiri ya kak" ucap Anin pelan

"Thanks" jawab Ruz. Mereka berpelukan dalam waktu yang lama. Saling menguatkan melalui pelukan.

Dear RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang