CHAPTER 9

16 3 0
                                    

Jangan lupa di vote

_________________________________________

"Habis pulang, gw tunggu di parkiran" ucap seorang lelaki sambil memberikan satu kotak susu kemasan pada Anin, lalu pergi.

"Lho itu kan...."

"Kak Ruz? Ngapain?" Heran Cellsi.

"Entah" timpal Anin yang masih setia menatap punggung yang mulai menjauh itu.

"Fiks... Kak Ruz udah mulai buka suara-eh buka hati" ucap Cellsi

"Entah" ucap Anin

"Entah entah Mulu Lo" ucap Cellsi kesal.

_________________________________________

Seorang pemuda tengah berdiri di samping motor sport hitam dengan Hoodie yang menutup tubuhnya.

Dirinya sedang ada diparkiran, menunggu seorang gadis.

"Kak...!" Panggil gadis itu yang tak lain adalah Anin.

Ruz pun menoleh dan langsung memberikan helm pada Anin.

"Kita mau kemana?" Tanya Anin.

"Rumah gw" jawab Ruz singkat dang ngasal

"Astaghfirullah..., Mau ngapain kak Ruz bawa gw ke rumahnya. Jangan jangan... Ada yang iya iya" batin Anin

"Buruan naik" kesal Ruz yang melihat Anin malah bengong.

"Mau ngapain kita ke rumah kakak?" Tanya Anin lagi

"Buruan naik" ucap Ruz yang sudah mendatarkan ekspresi wajahnya

Dengan segera Anin duduk di motor Ruz, apalagi saat melihat muka Ruz yang datar.

Huh, minta ditabok habis itu di sayang☺️
- Author

Motor yang di tumpangi Anin dan Ruz pun melaju meninggalkan sekolah.

"KITA MAU KEMANA KAK?" tanya Anin berteriak agar suaranya terdengar dan tak terendam oleh keramaian jalan raya.

"HAH?" tanya Ruz yang tak terlalu terdengar suara Anin.

"KITA MAU KEMANA?" ulang Anin berteriak.

"HAH? LO NGOMONG APA, GW GAK TAHU" balas Ruz sama sama berteriak

"HAH? APA KAK? KAKAK NGOMONG APA?" tanya Anin yang tak kalah kencang berteriak.

"MENDING DIEM DEH. SUARA LO JUGA GAK TERLALU KEDENGARAN" Final Ruz

"HAH?" tanya Anin.

Ruz pun tak membalas ucapan Anin. Ia fokus mengendarai motornya, membelah ramainya jalan raya kita jakarta.

Setelah lama berkendara akhirnya mereka tiba di tempat tujuan.

Anin segera turun dari motor dan melepas helm yang melekat di kepalanya.

Ia melirik sekitarnya dan betapa kagumnya dia melihat suasana ini.

"Lho, katanya mau ke rumah kakak" ucap Anin kala melihat ini bukan pekarangan rumah , tapi taman.

Dear RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang