Jangan lupa buat vote dan komen ya...
H A P P Y R E A D I N G
Setelah menikmati malam berdua kini keduanya sudah berada di depan rumah Anin.
"Makasih udah anterin Anin sampe depan rumah" ucap Anin tersenyum
"Iya, sama sama" ucap Ruz
"Kalau gitu...Anin masuk dulu ya. Kakak cepet pulang udah jam 9" ucap Anin sambil melirik jam tangannya.
"Ya, silahkan " ucap Ruz.
Anin pun mulai melambai dengan sedikit canggung namun ternyata dibalas Ruz.
Perlahan Anin masuk ke rumah.
Tak lama terlihat kamar yang gelap menjadi terang di balik gordeng.
Hal yang menjadi kebiasaan Ruz ketika pulang bersama Anin adalah memastikan Anin sampai hingga kamar. Jika kamarnya masih gelap itu tandanya Anin masih belum sampai di kamar. Dan kini kamarnya sudah kembali terang, pertanda bahwa Anin sudah sampai ke kamarnya. Ruz pun mulai melangkah kan kakinya.
Ke esokan paginya
Terlihat 4 motor dengan masing masing pengendaranya baru saja tiba di parkiran.
"Ruz..." Panggil Zafran
Sejak tadi Ruz terlihat tak fokus bahkan saat berkendara pun seperti itu.
"Udah lah...jangan dipikirin. Nanti Lo nginep lagi aja di rumah si Martin. Gw sama Dean nanti nyusul" ucap Zafran.
"Ayok ke kelas" ucap Ruz tanpa mengindahkan perkataan Zafran.
Mereka pun hanya bisa mengikuti langkah yang di ambil Ruz.
Sementara di sisi lain Anin sedang tersenyum senyum bak orang gila.
"Lu Napa sih?" Tanya Celsi
"Liat!! Gimana? Bagus gak?" Tanya Anin sambil menunjukan sebuah foto.
"Njir.... Kapan?" Tanya Celsi to the poin
"Kemarin malem" ucap Anin sambil tersenyum senyum.
"Buset...ada kemajuan juga lu berdua" Ucap Celsi kagum
"Iya dong. Harus maju jangan mundur" ucap Anin.
Anin pun memposting foto tersebut di salah satu medsos nya.
Ia pun tersenyum dan menaruh hp nya.
"Gw bahagia banget. Seenggaknya saat ini gue punya kak Ruz yang selalu ada buat gue" ucap Anin menatap Celsi.
"Tapi nin, kalian gak ada hubungan apa apa. Gw harap Lo jangan jatuh terlalu dalam. Lo dan kak Ruz belum se dekat itu. Gw takut disaat Lo udah bergantung sama kak Ruz. Dia malah pergi dari sisi Lo. Dan Lo, gak bakal bisa lakuin apa apa" ucap Celsi serius.
"Tapi saat ini pun, gw udah bergantung sama dia cel" ucap Anin
"Ingat kata kata gue Jangan - bergantung - pada - orang - lain. Lo harus percaya hanya pada diri Lo sendiri" ucap Celsi menatap lekat Anin.
"Gw faham" ucap Anin lalu mulai fokus menatap ke depan. Entah apa yang dia pikirkan sekarang.
Di kantin
Waktu istirahat kantin akan sangat penuh dengan murid yang sedang mengisi perut mereka.Anin dan Ruz bertemu...Anin melambaikan tangannya ke arah Ruz namun Ruz hanya diam. Pikirannya justru berkelana pada kejadian kemarin malam di rumahnya.
"Darimana kamu Ruz?" Tanya papa Charlie
"Bukan urusan anda" jawab Ruz.
"Sampai kapan kamu akan seperti ini Ruz. Makin hari kamu makin liar. Gak terkendali." Ucap Charlie dengan marah.
"Udah lah mas. Ruz itu anak muda. Wajar dia suka main." Ucap mama tiri Ruz.
Ruz pun melanjutkan langkahnya.
"Papa akan kirim kamu ke bandung. Kamu akan bersekolah di sana. Dan papa akan kenalkan kamu pada anak teman papa" ucap papa Charlie tegas.
Rus mengepalkan kepalan tangannya. Terlihat ia sedang menahan amarahnya yang akan meledak kapan saja.
"Lo...Lo gak ada hak ngatur gue, belum puas Lo bikin gue kelihatan nyokap gue hah? Lo bikin gue kehilangan kasih sayang seorang ibu, bajingan. Semua gara gara Lo. Dan sekarang Lo dengan seenak jidatnya Lo ngatur ngatur hidup gue, seolah olah Lo udah meranin peran Lo sebagai ayah dengan baik? Mikir bajingan. Lo gak lebih dari seorang pria yang hanya memikirkan kenikmatan diluar. Dan Lo telantarkan anak dan istri Lo" ucap Ruz dengan nada keras.
"DIAM KAMU RUZ" Bentak Charlie
"Apa hah? APA? BUNUH GUE SEKALIAN BIAR LO PUAS" teriak Ruz tak kalah keras.
"KALAU KAMU MASIH MELAWAN PAPA JANGAN HARAP GADIS KAMU AKAN AMAN" ucap Charlie.
Gadisnya ? Apa Anin?
"Jangan kira papa gak tahu kalau kamu sedang dekat dengan seorang gadis. Papa tahu semuanya " ucap Charlie ketika melihat keterdiaman Ruz.
"Bajingan...!!" Ucap Ruz menghampiri Charlie dan memberikan pukulan di pipi membuat Anya ibu tiri Ruz berteriak.
Setelah melihat papanya tersungkur Ruz langsungenatik kerja bajunya. Matanya memerah dengan air mata yang menggenang.
Charlie terpaku melihat sorot mata anaknya. Baru kali ini ia melihat anaknya seperti ini.
"Jangan seujung jari pun Lo sentuh Anin. Gue gak kayak Lo yang nyakitin satu cewek demi cewek lain" ucap Ruz.
" Udah udah. Ruz udah, dia papa kamu. Lepasin Ruz" ucap Anya Ruz.
Ruz pun melepaskan cengkraman nya dengan kasar.
"Dan Lo..." Tunjuk Ruz.
"Dasar perusak" ucap Ruz pada Anya lalu pergi. Beruntung Acha tidak ada di rumah utama jika ada, pasti dia sudah mendengar kekacauan ini
Flashback off
"Kak Ruz" ucap seseorang yang tak lain adalah Anin. Ternyata Anin sudah ada di hadapannya.
"Mau makan?" Tanya Anin.
"Anin tadi bikin nasi goreng" ucap Anin sambil memperlihatkan kotak bekalnya.
Anggap aja kayak gitu ya contohnya
Ruz tersenyum membuat Anin terpaku dan tersenyum.
Ruz pun menggenggam tangan Anin dan membawanya pergi dari kantin menuju taman sekolah untuk menikmati masakan Anin
Bersambung...
Gimana part ini readers...
Kayaknya cerita ini gak bakal panjang ya...
Cerita ini bakal aku bikin pendek ajh karena takutnya gak selesai...
Ini pun aku sempetin nulis disaat ujian akhir semester.
Kemarin kemarin tuh bener bener gak ada hal yang bisa bikin aku mau untuk melanjutkan cerita ini. Dan kali ini aku bertekad lagi buat bikin.
Semoga kalian tetep dukung ya guys....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear R
Teen FictionDear R Bertemu denganmu adalah keberuntungan dan Mencintaimu adalah kebahagian Dia... Adalah lelaki yang paling kucintai, . Si lelaki sederhana, . Lelaki dengan sejuta pesona . Lelaki penyuka Musik "menjauh untuk menjaga" ~ by R ____________...