Chapter 20

8 1 0
                                    

Jangan lupa vote sama komen ya guys...

             H A P P Y     R E A D I N G

Waktu menunjukan pukul 18.20 dan Anin masih berada di dalam kamarnya.

"Anin!" Panggil sang mama

Anin tak merespon sama sekali. Sudah sejauh ini namun Anin tetap mendiamkan kedua orang tuanya.

Hatinya sudah terlanjur sakit.

Tak lama, muncul notif dari Celsi.

Dia mengajak Anin untuk pergi ke pasar malam dan menikmati kembang api di malam harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dia mengajak Anin untuk pergi ke pasar malam dan menikmati kembang api di malam harinya.

Dengan segera Anin berganti pakaian dan pergi.

"Anin pergi" ucap Anin ketika melewati meja makan tempat ayah dan ibunya duduk.

"Mau kemana kamu nin?" Tanya sang ayah.

"Pasar malam" jawab Anin cuek laku melenggang pergi

Anin pun menunggu Celsi di tempat yang sudah di janjikan hingga Celsi pun datang membawa mobilnya.

"Dah siap?" Tanya Celsi

"Siap boss" ucap Anin kembali ceria.

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan ibukota jakarta.

Hingga akhirnya sampai lah mereka di pasar malam. Banyak sekali muda mudi dan anak kecil yang berlalu lalang. Menikmati indahnya pasar malam dan juga serunya wahana yang ada.

"Cel, Cel, ayo beli harum manis" ucap Anin. Celsi pun mengangguk dan pergi ke penjual harum manis.

Setelah keinginannya terkabul mereka mulai membeli jajanan lain yang tersedia. Sungguh dunia kuliner sekali.

Malam ini mereka akan menghabiskan uang dengan jajan dan juga menikmati wahana.

Namun di tengah tengah kebahagiaan mereka berdua, mereka di pertemuan dengan 4 sekawan. Tak lain dan tak bukan adalah Ruz, Marthin, Dean dan Farzan.

"Wiih...neng neng cantik nih. Halo neng Celsi dan neng Anin" sapa Dean dengan muka tengilnya.

"Dih dih...si kutu kupret" ucap Celsi dengan ekspresi jijik.

"Ya Allah, gitu amay neng sama bang dean" ucap dean dengan mimik sedih.

"Ih apaan anjir Lo amay amay" ucap Zafran jijik sama seperti celsi

Sementara Anin langsung menghampiri Ruz dan menyapanya.

"Hai, kak Ruz" sapa Anin.

"Hai" ucap Ruz namun kini di barengi dengan senyuman.

"Lo senyum, Ruz?" Tanya Martin

"Wah...sejarah sekali seorang Ruz mau senyum. Ini pasti karena neng anin" goda Dean.

Dear RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang