Tentang seorang Winter yang dulunya cupu membalas dendam kepada Karina berkali kali lipat dari rasa sakitnya dulu.
Abaikan typo yg bertebaran ya, karna manusia tidak luput dr yang namanya salah dan dosa 🤪
BEBERAPA PART MUNGKIN AKAN DI PRIVAT. FOL...
Bunyi alat itu lah yang menjadi pendeteksi kehidupan seorang yang kini masih terbaring lemah dari tidur panjang nya. Selang infus tertancap di lengan kiri nya dan beberapa alat bantu pernafasan seakan menjadi penopang hidup nya selama ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia tidak mati juga tidak hidup. Raga nya masih bernafas namun jiwa nya mengembara entah ke mana. Mata hitam pekat yang terbiasa menatap tajam seseorang kini terpejam erat. Tangan kekar yang biasa ia gunakan untuk merengkuh seseorang juga ikut terbaring lemah bersama raga nya.
"Minjeong, sayang. Buka dong mata kamu. Tidur mu terlalu panjang hingga aku merindukan suara mu. Hiks.. Aku rindu sentuhan tangan mu. Hiks.... Aku rindu tatapan mata mu. Hiks.... A-aku merindukan semua tentang mu. " ucap lirih seorang wanita cantik di samping kanan Bankar sambil terus menggenggam erat tangan pasien.
Ya, pasien yang kini terbaring lemah itu adalah Minjeong. Dan wanita yang disamping nya tadi adalah Karina. Setelah apa yang terjadi malam itu, Minjeong benar benar menutup mata nya hingga sekarang.
Flashback On
DOR
"Angkat Tangan!! "
Rombongan Giselle beserta pasukan khusus yang ia bawa untuk menangkap para pelaku. Keadaan yang tidak kondusif menyebabkan salah seorang pasukan menembakkan pistol nya ke udara untuk memberikan efek jera.
Petugas kesehatan yang datang bersama dengan Giselle segera membawa tubuh lemah Minjeong yang masih berada dalam dekapan Karina. Dengan hati hati, Minjeong dibawa ke atas ambulance u tuk segera mendapat pertolongan.
Bunyi sirine memecah jalanan padat kota Seoul . Didalam ambulance Karina tidak berhenti untuk menangis. Para petugas memberikan pertolongan pertama u tuk menghentikan pendarahan di kepala Minjeong.
"Hiks... Aku mohon, Minjeong. Bertahan lah" lirih Karina terus memanjatkan doa
Hingga beberapa menit kemudian, mobil Ambulance berhenti tepat di depan Instalasi Gawat Darurat. Para tenaga medis segera berbondong bondong mendatangi ambulance terlebih itu adalah pasien VVIP. Tidak terkecuali Yena. Ia membawa Minjeong masuk ke dalam ruang operasi bersama beberapa dokter yang lain.