Part 17 - Si Bucin Tama

2.2K 88 0
                                    

Tama POV

"Astagfirullah... Zee kamu bangunin Mas gak bisa cara halus!? Kenapa subuh-subuh teriak-teriak?" tanya Tama pelan masih kaget.

"Mas Tama yang apa-apaan. Ngapain tidur sama Zee?" jawab Zee.

"Lho kamu lupa kita kan sudah menikah." terang Tama.

Zee diam saja. Sampai tiba-tiba, "Mas, kemarin itu Mas Tama nge-prank ya? Masa iya beneran kita nikah Mas? Terus Zee nanti gak bisa kerja lagi ya..." ucap Zee sedih.

"Kerja di kantor Mas aja, Zee! Jadi asisten pribadi suami sendiri kan gakpapa Zee...." rayu Tama.

"Bismillah... semoga ini jalan yang terbaik dari Allah...." respon Zee pelan.

"Salat dulu yuk, Zee sayang..." ucap Tama.

"Iya, Mas." jawab Zee.

===

Setelah salat Subuh.

"Zee...." panggil Tama malu-malu.

"Apa mas?" jawab Zee.

"Boleh gak minta hak suami pagi ini?" rayu Tama.

"Hahahaha... Haduuuh, Zee takut. Tapi kan harus ya... Ya udah boleh tapi pelan-pelan ya... Banyak yang bilang sakit!" kata Zee.

"Masa kalau kita gagal kalah sama anak SMP atau SMA yang tau-tau udah pada hamil tuh..." ucap Tama menggoda.

"Iya juga ya..." Zee mencoba menenangkan diri.

Zee dan Tama membersihkan diri masing-masing. Dilanjutkan kegiatan suami istri. Sampai akhirnya mereka tertidur karena kelelahan.

===

"Mas Tama, bangun... Udah masuk waktu salat Dhuhur, bangun..." Zee menggoyangkan tubuh Tama.

"Ahhh sayang. Zee peluk donk." ucap Tama manja.

"Ihhh gak ah, nanti gitu lagi. Zee masih sakit lho." jawab Zee malas.

"Hahahaha gakpapa sayang, biar cepet jadi Tama junior atau Zee junior." balas Tama sambil tertawa terbahak-bahak.

Zee berjalan ke arah kamar mandi dengan masih menahan nyeri.

Selesai Zee mandi, "Mas, mau mandi atau Zee salat Dhuhur duluan? Zee udah laper nih. Kita melewatkan sarapan pagi ini lho. Kan butuh asupan tenaga, siapa tau ntar malam negara api menyerang lagi." terang Zee.

"Ohhh jadi kode nih supaya nanti malam lagi. Ih, ketagihan ya." goda Tama.

"Sstttsss.. mulutnya Mas Tama tuh. Sana mandi." tegas Zee.

===

Keluar dari kamar.
"Duh, pengantin baru gak keluar-keluar kamar dari pagi. Tama kamu tuh kira-kira donk, masa melewatkan sarapan, Zee pasti Lapar." ucap Ibu Nia.

"Tam, diomongin malah senyum-senyum. Kamu kenapa sih?! Oh, Ibu tau. Udah buka segel ya Tam. Happy banget." ledek Ibu Nia membuat Tama merona.

"Hahahaha Ibu tau aja. Ternyata en......." belum selesai Tama berbicara, langsung diberi pelototan mata oleh Zee.

"En..... Apa Tam!?" goda Ibu Mira.

"Takut Bu, dipelototin, Zee." ucap Tama.

Semua tertawa terbahak-bahak melihat tingkah si pengantin baru.

"Tam, ini hadiah dari kami semua, tiket bulan madu keliling Eropa ya." ucap Pak Wijaya, Ayah Mas Tama.

"Paket lengkap, hotel plus uang saku. Tapi, kalian pulang harus bertiga. Bawa cucu buat kami." lanjut Pak Wijaya diiringi tawa keluarga.

Married by Accident (TAMAT - LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang