Part 2 - Siapa Dia?

3.7K 206 4
                                    

Tama POV

Dengan tergesa-gesa Tama masuk ke dalam mini market. "Arrggghhh... Lagi-lagi urusan jodoh... Butuh minuman dingin supaya otak gue adem..." paling tidak setelah sampai di rumah dia akan sabar menghadapi Ibunya yang selalu mendesak masalah pernikahan.

Baru saja Ibu Tama menghubunginya hanya untuk bercerita kalau Ibunya telah menemukan gadis cantik nan baik hati yang cocok menjadi istrinya.

"Apes banget hari ini. Kenapa sih ini cewek gendut ngalangin jalan." batinnya.

Dengan sarkas dia meminta gadis itu untuk minggir. "Gue keterlaluan gak ya tadi. Gara-gara Ibu sih ancur deh mood hari ini." batinnya lagi.

Tiba di kasir, lagi-lagi kesal, tidak membawa uang tunai, cuma mau beli air mineral. Memang orang kaya, apa dipikir semua bisa gesek. 5ribu perak mau gesek. Tepok jidat deh.

Sampai tiba-tiba gadis yang tadi dengan berbaik hati mengulurkan uangnya.
Tama tertegun, "Kok ada cewek begini. Udah dikasarin masih baik aja. Apa karena gue ganteng ya. Kelihatan kaya gitu makanya dia mau bayarin. Wah, pasti modus ini. Abis ini yakin gue, ini cewek minta nomor HP gue."

Eh, ternyata semua salah. Gadis itu hanya melewati Tama dengan santai, tenang, dan tanpa sepatah dua patah kata terucap.

Entah kenapa hati Tama merasa ada yang berbeda dengan wanita lain yang dia kenal. Semua wanita di sekitarnya bersikap sangat manis, bahkan menyerahkan diri mereka saja rela, asal dinikahi oleh Pratama Wijaya.

"Apa dia gak kenal gue ya? Masa sih. Gue kan nge-top, wara-wiri di majalah bisnis." sombong Tama.

Penasaran, Tama mengerjar wanita gendut tadi. Ternyata terlambat, wanita itu benar-benar tidak menunggunya.

===

Tiba di rumah.
"Assalamualaikum Bu..."
"Wa'alaikumussalam... Kebiasan kamu Tam teriak-teriak. Memangnya ini hutan. Ini rumah dan tidak perlu sekencang itu, penghuni rumah ini masih pada sehat kupingnya."

"Tam... Tama... Kamu sudah tau belum gimana Ibu bisa ketemu gadis cantik itu?"

"Gak mau tau ah Bu..." jawab Tama malas.

"Kamu lihat deh luka-luka Ibu ini disepanjang tangan dan kaki." Ibunya menaikan daster yang dipakai.

Tama kaget dan histeris, "Ibu ditabrak sama cewek itu? Gimana sih Bu, udah ditabrak, masa mau dijodohin sama Tama! Kan harusnya Ibu itu malah jauh-jauh dari cewek itu. Artinya dia ceroboh sampai bisa nabrak orang gini." omel Tama.

"Udah ngomongnya?" respon Ibunya sebal.
"Udah Bu." Tama diam karena sadar wajah Ibunya yang kesal.

"Cewek yang kamu tuduh-tuduh itu adalah orang yang menyelamatkan Ibu. Kalau ga ada dia, Ibu sudah tertabrak. Kamu ga akan ketemu Ibu dalam keadaan sehat begini. Denger dulu, jangan dipotong!"

"Ibu tadi mau nyebrang jalan, beli bakso, biasanya Ibu minta tolong Pak Maman, tapi gak tau kenapa Ibu pingin ke warung itu sendiri. Pak Maman nunggu di mobil. Tau-tau dari jauh ada mobil kenceng. Untung cewek itu sigap, dia dorong Ibu, badan dia yang lebih sakit karena badan Ibu nimpa ke cewek itu." mengalirlah cerita Ibu Nia tentang kejadian siang tadi.

Tama manggut-manggut mendengar cerita Ibunya. "Gimana mau gak sama cewek ini? Cantik, putih, hmmm tapi......" Ibu Nia menggantung kalimatnya karena setaunya, Tama tidak pernah membawa gadis semacam Zee yang berisi gemoy kalau kata Zee.

"Tapi apa Bu?" Tama penasaran.
"Tapi gemoy..." jawab Ibu Nia pelan.
"Gemoy apaan Bu? Aaahh jangan-jangan gendut maksud Ibu." Tama tertawa.

Tapi tiba-tiba Tama termenung. "Kenapa bisa pas gini waktunya? Barusan dia bermasalah dengan cewek gendut. Sekarang Ibunya lagi ikut-ikutan mau menjodohkannya dengan cewek gendut. Apa iya takdir gue punya istri gendut!? Ibu juga gendut sih dari muda, tapi kan cantik makanya Ayah mau. Lha ini kan belum tentu. Gue tolak aja Kali ya."

Married by Accident (TAMAT - LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang