Tama POV
"Lho kalian saling kenal!?" tanya Ibunya curiga.
"Dia ini yang kemarin Tama cerita Bu. Yang bikin Tama pulang malam." jawab Tama malu-malu.
Ibu Nia menoleh kepada Zee menuntut penjelasan.
"Bapak ini yang tadi Zee cerita Bu." jawab Zee malas."Oh, jadi kalian saling kenal!?" tanya Ibu Nia.
"Berarti Zee juga kenal Andrew ya!?" lanjut Ibu Nia.
"Iya Bu, Zee kenal Mas Andrew." jawab Zee.
"Kok panggilnya Mas Andrew? Kalian akrab ya Zee?" tanya Ibu Nia iseng sambil melirik ke anaknya yang sedari tadi sudah kesal terutama sewaktu Nia menyebut kata "Mas" untuk Andrew.
"Iya Bu, kan Mas Andrew lebih tua, jadi sopan kalau panggil begitu." ucap Zee pelan.
"Wah, pas kalau begitu. Ibu mau jodohkan kamu dengan Andrew, kemarin Andrew mencari calon istri tetapi belum ketemu. Mau Ibu jodohkan dengan anak Ibu tapi orangnya ketus, kasihan kamu." jelas Ibu Nia.
"Mau kan Zee? Ssttt... Jangan langsung nolak Zee. Jalan aja dulu. Saling mengenal. Baik lho dia." Ibu Nia memanas-manasi hati Tama.
"Hmm.. saya pikir-pikir dulu Bu." jawab Zee salah tingkah.
"Oh iya, Tama, Zee ini katanya butuh pekerjaan. Ada ga posisi yang kosong di kantor kita?" tanya Ibu Nia basa-basi.
Tama mulai semangat, sepertinya bisa memanfaatkan momen dengan mengusulkan Zee kembali di posisi aspri-nya, "Ada Bu. Aspri-nya Tama. Kalau cuma Andrew repot cuma ada satu, kalau Andrew cuti, jadwalku kacau balau Bu."
"Wah, pas banget! Zee jadi punya waktu berduaan dengan Andrew." Tama mendelik mendengar jawaban Ibunya.
"Oke, berarti mulai besok jadi aspri-nya Tama ya. Kalau ada apa-apa langsung ke Andrew aja. Kan calon suami, jangan sungkan ya Zee." iseng Ibu Nia menyebut kalau Andrew calon suami Zee.
===
Tama kembali ke ruangan dengan marah. Apa-apaan sih Ibunya malah menjodohkan Zee dengan Andrew. Anaknya saja belum menikah!
"Lha kenapa gue takut Zee nikah sama Andrew!? Biarin aja lah, toh gak ada hubungan sama gue!" batin Tama.
Tapi kenapa ya bawaannya emosi kalau lihat dia sama orang lain. Tama merasa ada yang salah dengan dirinya.
Dia harus ketemu Andrew, dia harus memastikan bahwa Andrew tidak punya rasa apa-apa ke Zee.===
Zee POV
"Zee, jujur sama Ibu, anak Ibu menyakiti kamu?" tanya Ibu Nia setelah Tama pergi.
"Hmmm mungkin memang Zee yang mentalnya belum siap masuk dunia kerja yang kalau kata orang-orang itu kejam, Bu." jelas Zee
"Zee... Ibu terlanjur sayang sama kamu. Mau ya jadi menantu Ibu..." mohon Ibu Nia.
Zee merenungi tiga Kali pertemuan dirinya dengan Tama apa benar ini artinya takdir? Apa benar memang dia mulai didekatkan dengan jodohnya. Zee benar-benar pusing memikirkannya.
"Zee kita jalan-jalan yuk, belanja, terus ke salon. Ibu dari dulu pingin punya anak cewek. Apa daya anak Ibu ada Dua tetapi laki-laki semua mana kaku lagi. Sebentar Ibu panggil Tama untuk mengantar." jelas Ibu Nia.
===
Tama POV
"Kenapa gue enteng banget diminta anter belanja, biasanya gue ngerasa males. Apa karena ada Zee ya!?" batin Tama.
"Apa iya gue mulai tertarik sama Zee!?" Tama tak melepas pandangannya dari Zee.
"Tama, ngapain kamu ngelihat Zee sampai kaya gitu!? Cantik kan!? Hihihiii jelas lah, makanya Ibu mau jodohin sama Andrew yang baik hati." celoteh Ibunya yang membuat Tama kesal.
"Bu, aku aja belum menikah, kenapa malah nyariin si Andrew sih. Anak Ibu kan aku." Tama kelepasan.
"Lhooo kamu kan kemarin Ibu bilang mau dijodohin gak mau. Diajak ketemu Zee gak mau." sanggah Ibunya.
"Ya, iya sih Bu. Tapi bukan berarti Tama nolak perjodohannya kan!? Tama cuma nolak ketemunya, takut gak cocok." Tama berkilah.
Zee yang mendengar kata-kata Tama merasa besar Kepala. Tapi lagi-lagi dia tidak boleh terjebak. Tidak mungkin Tama menyukai dirinya.
"Yuk kita makan dulu." Ibu Nia menawarkan.
Pelayan laki-laki datang untuk menanyakan pesanan dan tersenyum ramah kepada Zee. Zee membalas senyum itu dengan ramah sambil memesan beberapa makanan. Jangan ditanya perasaan Tama, kesal melihat Zee ramah dengan laki-laki lain. Sampai akhirnya Tama menyadari, "Kenapa ya gue!? Kayanya ada yang salah ini. Gue kesel kalau Zee terkait dengan laki-laki manapun selain gue. Apa iya gue jatuh hati!? Gak mungkin, gak mungkin banget!"
Setelah pelayan pergi, Tama memulai ulahnya. "Gak bisa ya jadi cewek gak genit ke laki-laki!?"
"Heh, saya ngomong sama kamu ya, Zee."
"Kenapa ga jawab!? Kemarin Andrew, sekarang pelayan laki-laki!" Tama sudah tidak sabar."Tama, kamu ini kenapa sih!? Biarkan Zee bersikap baik terhadap laki-laki siapa tau memang itu jodohnya Zee." Ibu Nia mulai kesal dengan Tama.
Tama diam tak berkutik. Ada benarnya juga, sikapnya tadi membuat Zee jauh dari jodohnya.
Makanan datang. Mereka pun makan dengan tenang. Sesekali Tama curi pandang ke arah Zee, "Hmmm... Ternyata memang Zee cantik, ntah kenapa rasanya semua yang ada di diri Zee itu pas!"
===
Mereka di Mobil menuju ke rumah, tetapi Ibu Nia minta pulang dulu ke rumahnya karena Ibu Nia sangat lelah.
"Tama, setelah mengantar Ibu, lanjut antar Zee ya. Kalau kamu keberatan, Ibu telepon Andrew." ucap Ibunya santai.
"Tama aja yang antar Bu. Takut kenapa-kenapa kan yang bawa Ibu. Masa yang pulangin Andrew." jelas Tama.
===
Di mobil menuju rumah Zee.
"Mulai besok kamu kerja lagi sebagai aspri saya."
"Gak lah Pak. Bapak kejam. Saya malas."
"Oke kalau kamu nolak! Kalau besok pagi kamu tidak berada di kantor, malamnya saya lamar kamu. Gampang tinggal pilih."
Zee terdiam, membuat Tama yakin kalau Zee akan datang ke kantor besok pagi.
Kita lihat saja, seberapa hebat nyali Zee atas gertakan Tama.
===
Waaahh part 7 selesai....
Siapa nunggu part 8????😎

KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident (TAMAT - LENGKAP)
RomansaGimana jadinya kalau menikah karena kecelakaan... Bukan kecelakaan dalam arti konotatif ya... Ini betul-betul kecelakaan... Gadis gendut tetapi cantik bertemu lelaki tampan nan gagah... Konflik ringan kok... Komedi romantis.... Yuk, yang penasaran b...