Part 13 - Cemburu Tiada Akhir

2.1K 96 0
                                    

Tama POV

"Hah, ternyata Fajar itu calonnya Ayra! Yaa Allah Ya Rabb.. Jelas sudah, pasti Zee ngambek lagi! Kenapa sih susah banget ngontrol cemburu. Dulu gue gak gini-gini amat kalau punya gebetan!" batin Tama sambil mengusap wajahnya geram.

Tut Tut Tut.....
Tama mencoba menghubungi Zee.
Nada tersambung tetapi yang di seberang sana tidak merespon. Tama teringat sebaiknya minta bantuan ke Ibunya pasti ada solusi nih. Apalagi menyangkut calon mantu kesayangan.

Tama memutuskan untuk menelepon Ibunya.
"Halo, Assalamualaikum Bu."

"Wa'alaikumussalam. Kenapa, Tam? Jangan bilang kamu bikin masalah lagi sama Zee. Tahan diri dulu kenapa sih!?"

"Maaf, Bu. Gak tau kenapa kalau deket Zee bawaannya Tama cemburu, terlalu khawatir, kesel kalau ada yang deket-deket sama Zee."

Mengalirlah cerita Tama tentang kejadian semalam sampai pagi ini.

"Huahahahaaa. Kamu cemburu parah itu Tam. Mendingan langsung nikah deh. Ibu juga sama kaya Zee gak menganut faham pacaran sebelum menikah."

"Iya, kalau itu Tama tau Bu. Sekarang solusinya apa? Tama telepon gak diangkat."

"Berpikir positif donk, siapa tau Zee lagi ngaji, atau masak. Kalau dari cerita Ibunya, kalau pagi Zee kadang-kadang bantu Ibunya masak. Masakannya enak lho, Tam. Pas waktu malam-malam itu kamu maksa ke rumahnya Zee, Ibu disuguhi bihun goreng sama tahu isi. Ternyata itu bikinan Zee. Ibu yakin deh Zee memang calon istri yang oke punya. Cepet halalin keburu disamber orang!"

"Bu, please, jangan ngomporin Tama donk."

"Halah, masa gitu aja kamu gak tau solusinya!? Masa Bos besar Wijaya Corps masalah percintaan aja perlu dibantu ibu-ibu yang apalah ini hanya lulusan SMA!"

"Haduuuh, Bu. Di bangku kuliah gak diajarin itu. Bu, Tama gak mau nih Zee menghilang lagi."

"Ya udah tinggal samperin tempat tinggalnya kan! Gampang gitu aja kamu bingung. Makanya harus bisa berpikir jernih donk, Tam. Udah ah, Ibu mau masak dulu."

"Oh iya ya, Bu. Makasih, Ibu. I love you. Memang selalu bisa diandalkan. Doain Tama bisa mengambil hati Zee supaya mau menikah Bu."

"Iya, inget tahan diri. Jangan lebay!"

===

Pagi-pagi sekali Tama sudah ada di depan rumah Ayra.

"Lho, Mas Tama jam 7 pagi sudah di depan rumah Ayra. Ada apa, Mas? Dikabari Ayra juga ya kalau hari ini Zee mau masak sarapan enak!?" kata Fajar menyapa Tama.

"Eh, iya, subuh tadi saya berantem sama Zee. Abis itu telepon saya gak diangkat." info Tama.

"Oh, kalau pagi, Zee itu sibuk. Kaya hari ini karena mau balik Jakarta, tadi diminta Ayra buat masak nasi goreng, capcay, sama ayam krispi lada hitam. Jadi pagi-pagi mereka udah ke pasar, Mas. Paling ini lagi masak. Kebetulan saya juga datang pagi karena diundang. Yuk, masuk mas." terang Fajar santai.

"Oh, iya. Ini rumah calon ya Mas, makanya santai masuk aja." canda Tama.

"Hahahaha, iya, pasti Zee sudah cerita ya. In Shaa Allah semoga tidak ada halangan, bulan depan Mas. Jangan lupa hadir sama Zee. Kalau bisa sudah halal jadi sekalian honeymoon. Kalau nginep hotel kan udah gak khawatir Zina, Mas." balas Fajar bercanda.

Married by Accident (TAMAT - LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang