Part 5 - Perasaan apa ini?

2.7K 168 11
                                    

Tama POV

Setelah mengizinkan Zee dan Andrew keluar ruangan untuk melanjutkan tugas mereka, Tama tidak sengaja mendengar kalimat Zee yang membuat Tama naik darah.

"Yuk, Mas Andrew, tunjukkin pantry-nya sama sekalian ada gak takaran buat kopinya Pak Tama? ucap Zee santai.

"Apa gue gak salah denger!? Mas? Mas Andrew? Kok mereka akrab banget. Wah, gak bisa dibiarin. Awas lo!" kesal Tama.

===

Tok tok tok...
"Masuk." ucap Tama.

"Silakan, Pak. Ini kopinya." ucap Zee sambil meletakkan kopi Tama di atas meja dengan hati-hati mengingat banyaknya berkas di atas meja.

Tama langsung menyeruput kopinya, "Huh, kopi apa ini??? Terlalu manis. Kamu bisa gak sih bikin kopi!? Bikin kopi aja gak bisa. Kamu mau buat saya diabetes, Zee!" bentaknya pada Zee.

Dengan menahan tangis, Zee menjelaskan, "Tadi saya buat sesuai takaran yang diberikan Mas Andrew, Pak."

Lagi-lagi, Tama kesal dengan panggilan sok akrab antara Zee dan Andrew.

"Kamu yakin ini takaran dari Andrew!?"
"Hah, gara-gara kamu semua berkas terkena kopi! Lain kali kamu betul-betul harus perhatikan takarannya!"
"Saya gak mau tau, kamu ketik ulang semua berkas yang terkena tumpahan kopi ini! Keluar kamu, sekalian panggil Andrew kemarin!"

Tama benar-benar merasa aneh, mengapa dirinya bisa semarah itu.

"Baik Pak, saya panggilkan Mas Andrew dan saya permisi keluar. Boleh saya bawa berkas-berkas itu untuk saya ketik ulang pak?" lirih Zee.

"Ya, cepat! Malam ini harus selesai!" bentak Tama.

Lagi-lagi saat Zee memanggil Andrew dengan sebutan Mas, kenapa Tama menjadi emosi!? Perasaan apa ini?? Apa dia mulai gila??

===

Zee POV

"Mas Andrew dipanggil Pak Tama. Saya sekalian izin ke toilet dulu Mas!" ucap Zee pelan sambil menunduk.

"Kamu gakpapa kan Zee? Kamu sakit?" tanya Andrew serius.
"Ayo kuantar ke klinik kalau memang sakit." tawar Andrew.

"Gakpapa mas." jawab Zee.

"Heh, kalian berdua bukannya kerja malah asyik mesra-mesraan! Ndrew, ke ruangan gue. Sekarang!" titah Tama.

Zee melanjutkan niatnya ke toilet. Dia perlu menangis untuk menghilangkan rasa sedih.
Zee masuk ke salah satu bilik dan termenung. Sambil menangis dia berpikir, "Apa keputusanku salah ya? Apa aku harusnya solat istikharah beberapa Kali ya? Sepertinya sebelum tanda tangan kontrak sebaiknya aku mundur. Aku yakin pasti ada tempat lain yang lebih ramah untuk aku yang mentalnya bukan sekuat baja. Hari ini harus tuntas sebagai bentuk tanggung jawab.".

Zee keluar dari toilet dengan sudah merasakan yang lebih baik, kembali ke ruangan menunggu Andrew kembali.
Dia bukan orang yang bodoh dengan mengetik ulang semua berkas, dia akan minta file ke staf yang membuat untuk dia cetak kembali.

Melihat Andrew keluar dari ruangan Tama, Zee menghampiri, "Mas Andrew, Zee boleh minta tolong??" Zee menunjukkan seluruh berkasnya dan meminta tolong Andrew menghubungi staf yang membuat.

Setelah seluruh file terkumpul, Zee mencetak ulang semua berkas tersebut, menyusun kembali sesuai urutannya.

"Alhamdulillah selesai Mas Andrew. Terima kasih ya Mas. Kalau ga ada Mas Andrew, Zee bingung harus gimana." ucap Zee sungguh-sungguh.

"Oh iya Mas, aku kan hari ini udah datang ke sini sesuai dengan permintaan Pak Tama. Tapi aku ngerasa ada yang aneh dengan Pak Tama. Sepertinya sengaja mencari masalah sama aku, Mas. Mumpung belum tanda tangan kontrak, aku mundur aja. Aku ga sekuat itu mentalnya buat dibentak-bentak Mas." lirih Zee.

"Zee ke ruangan Pak Tama dulu ya Mas." lanjutnya meninggalkan Andrew.

===

Tok tok tok...
"Permisi pak, saya membawa berkas yang Bapak minta." jelas Zee.

"Kenapa semua berkas sudah selesai? Saya bilang kan ketik! Bukan kamu minta file mereka dan kamu cetak ulang!" bentak Tama.

"Kamu ini S1, lulusan terbaik universitas negeri. Apa tidak jelas perintah saya!? Heh, kamu bodoh atau gimana! Saya bilang ketik ulang semuanya! Saya gak mau tau! Ketik ulang!" bentak Tama lebih nyaring karena Zee diam saja.

Zee sudah geram, dia sudah mengepalkan tangan, menarik nafas dalam dan menghembuskan panjang. Zee tidak peduli kalau ini hari pertama dan terakhir bekerja. Toh juga Zee belum resmi menjadi pegawai Wijaya Corps.

"Bapak sudah selesai memaki saya? Asal Bapak tau ya, saya sudah paham sekali Bapak memang mencari-cari masalah dengan saya. Mulai dari kopi yang saya buat sudah sesuai takaran Mas Andrew, berkas yang Bapak semprot dengan kopi, saya upayakan cetak ulang karena Bapak minta segera. Apa coba maksud Bapak minta ketik ulang. Padahal Bapak tau saya tidak paham kontennya apa. Bagaimana kalau itu salah! Gini aja deh Pak, kalau memang Bapak menganggap saya tidak pantas di sini, mumpung belum tanda tangan kontrak, saya mohon undur diri. Maaf bila beberapa jam ini ada kata perbuatan saya yang tidak berkenan untuk Bapak." Zee mengakhiri kalimatnya dan pergi keluar ruangan.

"Mas Andrew, aku pamit ya." ucap Zee dengan tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Sampai ketemu besok ya Zee." girang Andrew sambil melambaikan tangannya.

"Oke Mas... See you next time! Seneng deh bisa kenal Mas Andrew. Eh, iya Mas, kayanya aku lihat Mas Andrew suka ya sama Mba Anisa. Segerakan aja Mas. Orangnya baik, cantik, gemoy tapi pas gemoy-nya."  ucap Zee dengan riang sambil berjalan keluar ruangan.

===

Alhamdulillah Part 5 release...
Semoga bisa segera update Part 6....

Married by Accident (TAMAT - LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang