Part 1 - Takdir

8.3K 249 0
                                    

Zee POV

"Bismillah... Semoga pagi ini wawancara kerjaku lancar... Masa iya lulusan terbaik universitas Negeri di kota ini gak bisa dapat pekerjaan... Semangat!" doa Zee dalam hati.

Zee menyelesaikan sarapannya.
"Zee, kamu hari ini mau wawancara kerja lagi?" tanya Ibu Zee antusias melihat penampilan anaknya pagi ini mengenakan jilbab hitam, kemeja putih, dan rok hitam panjang.
"Iya Bu... Doakan Zee ya Bu..."
"Apapun hasilnya jangan menyerah. Asal kita berdoa meminta pada Allah, akan ada Takdir yang baik menanti kita. Ingat, rezeki tidak akan tertukar." pesan Ibu Zee.

"Zee berangkat dulu ya bu." Tidak lupa Zee mencium tangan Ibunya, meminta restu supaya dimudahkan wawancara hari ini.

===

Zee telah tiba di gedung tempatnya wawancara. Sebuah perusahaan yang memiliki bidang usaha fashion mulai dari pakaian wanita, laki-laki, anak-anak, tas, sepatu, dan masih banyak produk fashion lainnya.

Perusahaan ini terbilang perusahaan yang cukup besar melihat penjualan online maupun di official store yang ramai. Kualitas bagus, harga terjangkau, menjawab tantangan kebutuhan pasar di Indonesia.

Zee mengantri bersama dengan pelamar yang lainnya.
"Atas nama Ziana Putri, silakan masuk ke ruang wawancara." Mendengar namanya dipanggil, Zee beranjak dari duduknya dengan sebelumnya berdoa.

Saat akan memasuki ruangan, terdengar celetukan pegawai yang memanggil, "Kalau nanti keterima di sini, lo harus diet. Tau kan ini perusahaan bidang fashion. Terus jilbab lo kayanya kepanjangan, gak modis banget."
Zee merasa kesal, dia menjawab sekenanya, "Makasih atas sarannya Mbak."

Tidak mau berlama-lama di luar ruangan, Zee langsung masuk ruangan, "Bismillah..." batinnya. "Semoga ini rezekiku..."

===

"Anda benar Ziana Putri?"
"Benar pak." jawab Zee.
"Silakan duduk. Sebelumnya saya sampaikan selamat bahwa Saudari telah sampai pada tahap wawancara. Tetapi, sebelum mulai sesi wawancara, saya akan menyampaikan beberapa hal yang perlu Saudari ketahui mengenai perusahaan kami. Pertama, ini perusahaan bidang fashion, jelas bahwa pegawai di sini harus tampil menarik."

Zee mendengarkan dengan baik, menahan diri karena tahu arah pembicaraannya.

"Kedua, menarik di sini bukan hanya pakaian yang dipergunakan, tetapi juga good looking dan proporsional secara fisik."

"Ketiga, memiliki kepercayaan diri yang baik dan kemampuan komunikasi persuasif yang mampu menggaet konsumen."

Zee merasa semua poin-poin itu tidak ada dalam dirinya. Wawancara dilanjutkan sekitar 15 menit saja. Zee mengetahui pria di hadapannya ini yang menjabat sebagai Manajer HRD tampak tidak menyukai Zee. Zee yakin semua karena penampilannya. Zee sebetulnya cantik dan putih, tetapi dia memiliki tubuh yang berisi alias gendut atau kalau jaman sekarang bisa dibilang chubby, ditambah dengan penampilannya menggunakan jilbab yang syar'i.

"Baik, wawancara cukup sekian. Nanti kami akan menyampaikan kabar selanjutnya melalui email atau telepon ya Mbak Zee."

"Baik Pak, terima kasih. Semoga saya bisa mendapat kesempatan untuk bekerja di sini." Zee merespon sebelum keluar ruangan.

Terdengar obrolan pelan pewawancara, "Modelan begitu mau melamar di sini. Gak cocok."

Mendengar itu, Zee berlapang dada, "Ingat kalau rezeki tidak akan tertukar." batin Zee mengingat pesan Ibunya.

Married by Accident (TAMAT - LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang