"Apa kamu baik-baik saja?"
Sohyun memalingkan wajahnya setelah suara berat berhasil menyita indera pendengarannya. Dilihatnya sosok perawakan laki-laki yang bahkan tak tau harus bagaimana lagi caranya dia untuk menghadapi.
"Kejadian kemarin, aku minta maaf padamu atas apa yang telah istriku katakan padamu."
Namun Sohyun memilih untuk tetap terdiam tanpa niat menjawab satupun perkataan darinya. Dia hanya bingung, situasi macam apa yang tengah menyeretnya masuk ke dalam lingkaran tak tentu ini?
"Sohyun," ucapnya sekali lagi.
"Maaf, tapi saya rasa sekarang Anda sudah tidak ada hubungannya sekalipun dengan saya."
Hyunjin terdiam tatkala mendengar ucapan dingin keluar dari bibir anak gadis yang seharusnya menjadi putrinya ini. Air matanya tiba-tiba menetes tanpa Sohyun sadari atau bahkan saat dia berusaha untuk tetap tegar menyembunyikan segala kerinduannya pada Sohyun sejak dulu.
"Aku datang hanya ingin melihat bagaimana kabarmu, apa kamu tidur dengan nyenyak? Apa hidupmu sudah bahagia? Maaf kalau dengan semua ini justru membuatmu semakin tidak nyaman," sesal Hyunjin.
Kedua tangan Sohyun terkepal dengan kelopak matanya yang kini memerah, perlahan ia dongakkan kepalanya menatap sosok paruh baya didepannya dengan tatapan tajamnya.
"Apa Anda senang melihat saya? Bagaimana saya hidup selama ini semua itu justru tak pernah saya harapkan sebelumnya," ujar Sohyun dengan menggebu-gebu.
Merasa bersalah akan apa yang tengah ditampakkan dalam sorot mata Sohyun cukup membuat Hyunjin dengan cekatan mendekap tubuh ringkih gadis itu dengan hangat. Mengundang kembali rasa sakit yang serasa menikam uluh hati Sohyun hingga tanpa sadar gadis itupun menangis.
"Tidak ada yang dibenarkan dalam perselingkuhan," ucap oranglain disana.
Sadar akan adanya orang lain yang ikut bergabung dengan mereka, Sohyun dengan cepat melepaskan dekapan dari laki-laki paruh baya itu kemudian menoleh ke arah sumber suara.
"Jihyun," gumam Hyunjin nyaris tidak terdengar.
"Ji Sohyun, aku tidak pernah tau selama ini kamu orang yang seperti apa. Keluarga yang awalnya aku lihat begitu bahagia dan harmonis malah menyembunyikan luka dibaliknya," ucap Jihyun dengan sarkas.
"Jihyun," tegur Hyunjin.
"Ayah yang memulai semua ini! Apa ayah tidak lihat bagaimana hancurnya ibu, dia depresi seperti orang hilang arah saat tau anak dari selingkuhan ayah ini ternyata masih hidup."
Plak!!
"Kamu bilang apa? Coba katakan lagi tadi kamu bicara apa!" Suara Sohyun sedikit meninggi dengan tatapan merah tajam yang kini terpancar dari sorot matanya."Jihyun sudah hentikan, Ayah tidak bermaksud--"
"Tidak bermaksud menyakiti hati ibu maksud Ayah?" potong Jihyun dengan cepat sembari menatap menggebu.
Sohyun merendahkan sedikit pandangan matanya sedikit ke bawah, tatapannya mulai melunak ketika menyadari bagaimana ekspresi yang tengah ia lihat dari Jihyun di depannya. "Aku tidak pernah sekalipun untuk diakui oleh Anda, kalaupun Anda merasa demikian, maka saya akan berkata untuk tidak peduli dan mengasihi saya sebagaimana saya yang asing terhadap Anda. Dan juga," ucapnya terjeda sembari mengalihkan tatapannya menuju Jihyun. "Maaf, tapi sekalipun aku tidak berniat untuk mengambil peran Ayah darimu terlebih sampai menghancurkan keluargamu."
"Sohyun," ucap Hyunjin tertahan dengan sorot mata sendu yang tak dapat dirinya gambarkan.
Sembari melangkah pergi meninggalkan mereka dikejauhan, tanpa sadar air mata Sohyun jatuh menetesi wajahnya. Hidupnya tak pernah disangka-sangka, selalu saja begini.
"Aku tidak mengerti mengapa semua ini harus terjadi padaku. Dunia yang tidak pernah aku sangka-sangka sebelumnya justru memberiku begitu banyak pengalaman dan pelajaran untuk diriku."
Dua langkah, tiga langkah, bahkan beberapa langkah tak menghentikan pergerakan Sohyun disana. 'Manusia tidak pernah merasa cukup hanya dengan kata Dunia saja,' batinnya.
***
"Selamat datang,"
Suara lonceng terdengar begitu Sohyun membuka pintu kedai rumah makan disana.
"Kamu datang lagi?" sapanya dengan ucapan hangat.
Sohyun tidak menjawab pertanyaan orang itu, atensinya malah beralih menatap sosok yang sejak tadi sibuk melamun dikejauhan. Apa dia salah memutuskan untuk datang kemari?
"Aku tanya padamu," lanjut orang tadi.
"Huh?" Sohyun nampak seperti orang linglung begitu sadar sepenuhnya setelah menyadari laki-laki manis yang kini sudah berada dihadapannya dengan kursi roda yang mungkin selalu melekat dalam dirinya.
Ia tersenyum melihat respon lucu Sohyun yang kemudia melirik sebentar kemana arah pandangnya menuju tadi, "Apa ada yang lebih menarik lagi dari menu di toko ini?"
Ucapan tadi seolah menyindirnya, Sohyun tak berharap pria ini malah semakin memperjelas akan maksud dari kedatangannya kesana.
"Kak aku pesan--"
Saat itu juga Sohyun menolehkan kepalanya saat mendapati Jihyun yang datang dan mendadak diam diambang pintu kedai.
"Maaf sepertinya aku salah tempat," ucap Sohyun dengan cepat berlalu pergi dari sana.
Ada yang aneh dengan mereka berdua, entahlah ia hanya merasa suasananya dengan tidak baik tadi ketika berada diantara keduanya.
"Ada yang aneh dengannya," gumamnya lantas kembali menoleh pada Jihyun sejenak. "Tadi kamu ingin pesan yang mana?"
Jihyun nampak diam saja, dia tak merespon pertanyaan saudara dari sosok yang saat ini tengah duduk manis tanpa memutuskan pandangan matanya dari kepergian Sohyun dikejauhan sana.
"Apapun yang kakak bawa untukku," jawabnya kemudian.
Jihyun berniat melangkah mendekati sosok Taehyung namun tertunda begitu menyadari pergerakannya yang tiba-tiba beranjak dari kursi yang sejak tadi dia duduki.
"Mau kemana?" tanya Jihyun menginterupsi Taehyung disana.
Pria itu menatap sekilas padanya walau setelahnya kembali membuang padangannya keluar kedai.
"Aku datang untuk menemui kamu, apa kamu akan pergi begitu saja saat aku ingin mengajakmu makan bersama denganku?" ucap Jihyun semakin mengurungkan niat Taehyung yang awalnya ingin pergi dari sana.
TBC!!!
Halo semuanya, gimana kabarnya nih. Baik kan? Baik, semoga aja selalu dalam keadaan baik.
Aku ucapin banyak terimakasih teruntuk yang setia stay dan selalu nunggui cerita ini. Semoga bisa menghibur hari kalian,
Kalaupun ada cerita yang mungkin terdengar tidak masuk akal dan tidak nyambung dari sebelumnya, itu bisa jadi kesengajaan hihi.. Atau ceritanya sudah mulai membosankan, mungkin. Lebih dari itu, aku cuma pengen menyalurkan semua yang aku bisa tulis semaksimal mungkin untuk menghibur kalian, aku dan semuanya.
Sampai jumpa di next Page selanjutnya, see youu♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR DREAM ♣ End To Start [Taesso Ver.]
Ficção AdolescenteKenapa di Dunia ini ada nomor dua? Kenapa angka ini memaknai titik jatuh setelah hadir angka satu? Apa yang salah menjadi nomor dua? Sekadar mimpi dan juga harapan yang ia taruh selama ini pada keluarganya. Sekadar harapan akan mimpi-mimpi yang sem...