14

796 79 10
                                    

keesokan paginya Natan seperti biasa bangun lebih awal dan menyiapkan makanan untuk sarapan pagi. setelah kegiatannya selesai dia pergi ke kamar beatrix untuk memberitahukan bahwa dia ingin pergi.


"beatrix aku pergi dulu, kamu jaga rumah baik baik."

"he'em."

natan berjalan menuju ke rumah aamon, sesampainya dia disana, kedatangannya sudah di sambut oleh aamon. natan mendekati ke arah aamon, aamon dengan sigap memeluk tubuh natan dan mengecup keningnya.

"selamat pagi."

"emm pagi."

aamon lalu mengajak masuk ke kedalam rumahnya, dan berjalan ke arah kamar aamon untuk mengganti pakaiannya. aamon menunggu natan dan sama seperti hal kemarin natan memakai pakaian maid yang sudah di berikan oleh aamon.

"sangat imut sekali."

natan hanya tersenyum kaku ke arah aamon, kemudian natan berniat untuk keluar dan langsung mengerjakan pekerjaan nya.

"kalau begitu aku pergi dulu."

belum jauh Natan berjalan tangannya di tarik oleh aamon, sehingga dia terjatuh dia atas pangkuan aamon.

"mau kemana?"

"e-eh."

aamon menatap ke arah natan, wajah Natan terlihat merah sekali apalagi dibagian pipinya. aamon mencoba menggoda natan dengan kata kata manis nya.

"kamu cocok sekali dengan pakaian ini, rasanya aku ingin menerkammu sekarang juga."

aamon meraba tubuh natan dan dia menggigit leher natan hingga tertinggal bekas merah di lehernya. natan mendorong tubuh aamon sekuat tenaganya, namun tak kunjung bisa.

"aamon ku mohon lepaskan aku, b-bukan kah kamu pernah bilang kepadaku u-untuk tidak berbuat aneh."

"kalau aku melanggar nya?"

"tidak, kumohon jangan."

aamon tersenyum ke arah natan, natan memberontak dia berusaha melepaskan diri dari aamon. namun, tubuh aamon begitu kuat untuk menahannya. wajah natan kembali pucat dia memohon kepada aamon untuk di lepaskan.

"aamon lepaskan aku, aku tidak mau."

aamon melepas tubuh natan, dia juga kasian kepadanya wajahnya juga sudah penuh dengan keringat. aamon memeluk tubuh natan.

"maafkan aku."

"jangan ulangi itu lagi."

"aku tidak akan mengulangi nya lagi."

aamon mengangguk dia menghapus air mata natan, aamon mengajak natan untuk turun kebawah. saat turun ke bawah mereka berdua melihat gusion yang sedang bermain gitar.

"kenapa dengan kak natan? wajahnya pucat sekali."

"aku tidak apa apa, gusion."

aamon dan gusion berniat pergi keluar karena ada beberapa kegiatan yang harus mereka hadiri. natan kemudian menemani mereka berdua dan menunggunya di depan pintu. setelah aamon dan gusion pergi, seperti biasa nya natan membersihkan rumah aamon.

natan sebenarnya kualahan dengan pekerjaan nya apalagi rumah sebesar ini harus dia kerjakan sendiri, sebenarnya aamon ada beberapa pembantu di rumahnya, tapi salah satunya sedang sakit.

setelah cukup lama akhirnya pekerjaan natan sudah selesai, dia berniat untuk pulang ke rumah tetapi aamon dan gusion masih berada di tempat lain dan belum pulang.

"aku akan menunggunya dan beristirahat sejenak."

natan duduk di meja makan dan perlahan dia mulai tertidur. aamon dan gusion telah sampai di rumah, aamon terlebih dahulu masuk ke dalam rumah, dia melihat natan yang sudah tertidur pulas.

"aku sudah pulang."

"sstt."

"kenapa kak?"

"natan sedang tidur."

"ouh maaf..."

aamon menghampiri natan dan menggendong tubuhnya, dia membawa natan menuju ke kamarnya. sedangkan gusion bersantai sejenak di ruang tamu.
aamon membaringkan natan di atas kasur. aamon menatap ke arah natan, rasanya dia ingin menerkam natan tapi dia sudah bilang kepada natan untuk tidak berniat aneh aneh kepadanya, mungkin sedikit saja.

"wajahmu manis sekali."

aamon menggigit telinga natan dan dia beralih ke leher natan. aamon mengecup leher natan dan sesekali menggigitnya hingga meninggalkan bekas kemerahan. natan masih tertidur lelap dan menjadi kesempatan aamon untuk bermain sebentar dengannya.

aamon melanjutkan kegiatannya, membuat tanda di leher natan. kini tanda yang di hasilkan oleh aamon hampir seluruh berada di leher natan, begitu banyak kecupan dari aamon.

natan perlahan terbangun mengetahui hal itu aamon berniat untuk membaca buku, seolah olah tidak terjadi apa apa pada natan.

"aamon kamu sudah pulang? kenapa tidak membangunkan ku."

"tidak, kamu tertidur pulas pasti karena kelelahan, jadi aku tidak mau mengganggu tidurmu."

"kalau begitu aku pulang dulu, kasian Beatrix nanti di rumah."

aamon mengangguk, natan berjalan ke kamar mandi untuk mengganti bajunya. awalnya aamon melarangnya untuk ganti di kamar saja, tapi natan tidak mau.

saat natan mengganti bajunya dia terkejut ke arah cermin, terlihat dari pantulan cermin terdapat banyak tanda di leher natan. setelah selesai natan mengganti bajunya dia menatap ke arah aamon, aamon hanya tersenyum kaku dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"aku bisa jelaskan natan."

"tidak perlu, terimakasih untuk hari ini. aku pergi dulu."

perasaan aamon tidak enak, apakah natan marah terhadap nya. aamon mencoba mencegah natan dan meminta maaf kepadanya.

"maafkan aku Natan, apa kamu marah."

"tidak masalah, aku juga tidak marah."

natan begitu saja meninggalkan aamon, terlihat gerak gerik natan menandakan dia sedang marah, namun wajahnya terlihat panik dan pucat. aamon hanya menatap ke arah natan, dia mencoba untuk membujuk natan keesokan harinya saja.

sesampainya natan di rumah dia sudah di sambut oleh beatrix. beatrix khawatir kepada Natan tak seperti biasanya dia begini, beatrix mencoba menenangkannya.

"ini minumlah teh hangat, natan."

"terimakasih beatrix."

"aku juga sudah membuat masakan malam, tapi pasti rasanya tidak terlalu enak."

"tidak masalah, aku akan memakannya."

natan dan beatrix berjalan menuju ke meja makan, mereka berdua makan malam bersama. setelah selesai makan malam Natan berjalan menuju ke kamarnya untuk beristirahat.

disisi lain aamon sangat khawatir kepada natan, natan pasti sangat membencinya sekarang.

"kak."

"KAK!"

"apa?"

lamunan aamon pecah oleh teriakan dari gusion.

"besok aku ada kegiatan, jadi aku akan pulang terlambat."

"hmm iya."

aamon meninggalkan gusion yang masih berada di ruang tamu, dia pergi ke kamar untuk tidur. dia masih memikirkan keadaan natan, aamon berniat menghampiri nya sekarang tapi hari sudah malam. aamon melihat ke jendela dia ingin sekali bertemu natan, ya dia tau bahwa dia salah tapi itu semua sudah terlambat.

"aku sangat menyesal, tapi dia sangat manis sekali."

aamon membaringkan badannya di atas kasur, dia menatap ke arah langit langit atap rumah dan perlahan tertidur.

continued...

***

ya mungkin sampai sini ajaa, kalau agak chirnge maafkan ya, terimakasih juga buat kalian yang sudah mau membaca cerita akuu.

jangan lupa vote yaa...

lanjut part 15 kapan kapan aja...

die for you [aamon & natan] season 1,2 & 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang