n : sorry banget bahasanya suka berubah² sesuai mood. Enjoy the story aja yaa ✋ kalo ada typo comment yaa guys, sowwryyy.
Kelas pun dibubarkan ketika mas Meda memilih untuk menyudahi sesi tanya jawab yang isinya hanya pertanyaan seputar pernikahan kami.
Sebelum keluar dari kelas, Andre menahanku dengan memegang pergelangan tanganku.
"Tamara, Lo serius cinta sama orang itu? Lo gak dipaksa kan sama dia? Mending Lo jujur sama gue, gue bisa bantu Lo."
Aku menepis melepaskan genggamannya dengan kasar, "Sorry ndre, gue gak bisa bohong sama perasaan gue. Gue cinta sama mas Meda. Gue minta maaf karena sempet nyembunyiin hal ini, Lo berhak marah, tapi Lo gak berhak ikut campur urusan rumah tangga gue."
Setelah mendengar itu raut wajah Andre terlihat sangat frustasi, tapi firasatku mengatakan Andre bukan frustasi karena merasa tertolak cintanya.
Aku pun pamit pergi dan melangkah ke dalam parkiran. Disana, aku menunggu mas Meda keluar. Agnes menghampiri ku, "Tamara, gue mau bicara sebentar." Aku pun mengangguk dan bersiap mendengarkannya. "Sebenernya gue masih benci banget sama Lo, dan merasa di khianatin sama Lo. Tapi gue gak bisa nganggap lo sebagai saingan gue, karena Lo istri sah nya. Mungkin gue bisa aja rebut suami Lo, tapi gue sadar gue juga perempuan, gue gamau kena karma. Gue mundur." Setelah selesai mengatakan hal itu, aku tersenyum. "Thanks Agnes, Lo orang baik. Gue yakin Lo bakal dapetin cowok baik juga." Aku kini telah membuang prasangka buruk ku pada wanita ini, tapi bukan berarti aku lengah.
Kami pun berpisah disana, tak lama kemudian, mobil mas Meda sudah terparkir didepan ku.
"Ayo sayang, maaf kamu nunggu lama ya?" Ucap mas Meda dari dalam mobil, aku pun buru buru masuk ke dalam mobil. "Engga kok mas" Mas Meda memperhatikanku sejenak. "Engga ada yang ngusik kamu kan?" Aku menggeleng, "aku rasa mas gak sepopuler itu deh" jawabku dengan candaan, "Bagus deh" balas mas Meda.
Sesampainya di restoran. . .
"Tamara, mas sebenernya besok harus pergi ke Bali." Aku menghentikan makanku, "ke Bali? Ada apa mas?" Mas Meda juga menghentikan makannya, "Mas ada seminar disana, 2 hari." Aku pun mengangguk, "Gapapa mas, pergi aja, aku gak akan ngelarang kok, lagian itu kan penting." Mas Meda tersenyum, "Andai bisa ajak kamu, kita bisa honeymoon disana." Aku tersedak. "UHUK UHUK!" Mas Meda mengusap punggungku, "Minum ay" mas Meda terkekeh.
Malam harinya. . .
Para mama kami mendatangi apartemen kami setelah mengetahui kabar ini.
"Mama seneng banget liat postingan Instagram kalian berdua." Ucap mamanya mas Meda yang sedang melihat lihat album foto kami yang belum seberapa. "Beberapa Minggu lagi kan udah masuk libur tahun baru, kalian ada rencana mau bulan madu kemana?" Tanya mamaku exited.
Aku dan mas Meda saling bertukar pandang, "Belum ada rencana sih ma, tapi Meda udah pikirin soal itu kok." Ucap mas Meda, "gimana Tamara?" Tanya mama mertuaku tiba tiba, "gimana apanya ma?" Tanyaku kembali, "kamu udah siap kan? nanti mama kirimin obat penyubur kandungan deh dari Jogja." Para ibu ini sepertinya sangat menginginkan sesuatu.
Aku bingung mau menjawab apa, tapi sepertinya aku tidak akan menolak mas Meda lagi kali ini.
Akhirnya kedua mama kembali ke hotel mereka, setelah membantu membereskan barang-barang yang akan mas Meda bawa. Kami memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di ruang tv, tapi yang kami lakukan bukan menonton tv, melainkan hanya saling memandang.
"Mas gamau tidur?" Tanyaku sambil melirik ke arah jam dinding. "Mas mau begadang, mau temenin gak?" Aku memukul lengan mas Meda. "Ih ngapain? E-emangnya mas gak takut bangun telat apa besok?! Mas tau kan aku bangunnya suka siang." Mas Meda malah tertawa. "Masa iya? Yaudah kalo kesiangan juga gak apa apa." Mas Meda ini malah semakin menggodaku.
"Mas aku udah ngantuk lho!" Aku menarik narik lengan mas Meda agar menyudahi ini dan pergi tidur, tapi mas Meda masih menahanku. "Mas masih mau liat kamu, takut lupa sama muka istri mas yang cantik ini." Aku hampir saja tertawa karena gombalan aneh mas Meda, aku tiba tiba terpikirkan sesuatu. "Aku tau gimana caranya supaya mas gak lupa" mas Meda menyernyit.
Aku menarik nafas dalam-dalam dan perlahan membelai lembut tengkuk mas Meda kemudian menuntunnya untuk mendekatkan wajahnya padaku, bibir mas Meda sedikit membuka untuk menyambut datangnya bibirku. Aku memberikan beberapa kecupan disana serta lumatan lembut. Mas Meda tak hanya membalas ciumanku. Ia juga mengambil inisiatif untuk membangunkan gairahku. Kami saling melempar senyuman di sela sela ciuman kami, sungguh malam itu adalah malam terindah dalam hidupku, kurasa mas Meda ataupun aku, tidak akan pernah bisa melupakan malam itu, dimana ini pertama kalinya kami melakukan sesuatu yang sudah seharusnya kami lakukan sebagai suami istri.
Mulai malam itu, aku telah memberikan segalanya untuk pria yang berhasil merampas hatiku. Aku tidak menyangka hari itu, akan menjadi hari pertama aku menjadi 'istri' seseorang.
Aku mencintaimu, Kameda Husein. 💗
-TAMAT-
Voment for appreciate ✨
Kalau ada saran/masukan bisa di kolom komentar atau DM aja yaa!
Enjoy~

KAMU SEDANG MEMBACA
my perfect 'Mas'
RomanceTerpaksa menikahi seseorang yang tidak dicintainya demi bisa melanjutkan pendidikan ke Jakarta, Tamara yang terkenal keras kepala tak mampu bekutik dikala dalam waktu semalam, dirinya sudah berstatus menjadi istri seseorang. Suaminya, Kameda Husein...