Saat mereka tengah asik menikmati waktu santai di atas kain sebagai alasnya, seorang pelayan datang menginterupsi. Kalau Karina tidak salah, namanya Eva. Dia memanggil Rowa untuk ikut bersamanya.
Awalnya Rowa tampak protes, tapi ketika Eva membisikkan sesuatu Rowa langsung menyetujuinya. Kemudian meminta izin pada Karina untuk undur diri. Tentu saja gadis itu mengiyakannya.
Dan tersisa lah dia sendiri lagi, yang sudah selesai menamatkan bukunya. Jujur saja Karina bosan, dia mulai jenuh, aktivitas yang biasa dia lakukan tak bisa dilakukannya disini.
Karina bosan disini. Dia sedikit mulai merindukan teman-temannya dulu, dan ini selalu terjadi ketika dia sendirian seperti saat ini.
"Kalau macaron bisa bicara, ayo temenan."
Karina menatap ke arah makanan manis di hadapannya. Gadis itu menarik kakinya yang semula lurus untuk ditekuk, memeluk kakinya dan menyandarkan kepalanya di sana. Gaun yang lembut membuat kepalanya terasa nyaman.
"Yang biru cowo, yang merah cewe. Kue yang lain hmmmm kalian cantik-cantik, salam kenal yah. Duh, aku jadi gak tega makannya kan."
Tangan kurusnya mengambil satu mini pie, memberikan senyum lebar yang menampilkan gigi rapi putihnya sebelum melahapnya dengan sekali gigitan.
"Tapwi boong, ahuu lapwar."
Karina terkekeh disela kunyahan nya. Ibu jari dan telunjuknya digesek kan untuk menghilangkan bekas remahan. Setelah semua di mulut habis, Karina menghela nafas panjang.
Matanya terpejam sesaat ketika menikmati angin yang datang. Tidak terlalu kuat sampai membuat rambutnya berantakan. Karina mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ini bukan taman yang biasa dia datangi saat minum teh dengan Sander.
Malah taman yang ini lumayan jauh dari gedung utama. Mungkin Rowa sengaja, agar Karina tidak berpapasan dengan Helios.
Baiklah sudah cukup, sendirian malah semakin membuatnya bosan. Oleh karena itu Karina bangkit untuk pergi. Dia sempat bingung, tapi akhirnya memilih untuk meninggalkan semuanya saja disini.
Lah biarlah, ntar juga di beresin pelayan yang lewat.
Karina memutuskan untuk kembali setelah melihat-lihat bunga di taman. Kecuali mawar putih tentu saja.
Bosan.. aku butuh hape..
Pingin scrolling TikTok...
Eh, kalau buat video pakai baju beginian pasti fyp!
Karina memasuki gedung dari samping, ada beberapa pelayan yang menyapanya saat dia masuk. Karina tersenyum, memberi satu-persatu bunga yang di petiknya.
Kecuali bunga tulip, yang itu akan di bawanya ke kamar.
"Ya ampun Nona muda memberi saya bunga!"
"Jangan berlebihan, memangnya hanya kau saja yang dapat?"
"Nona, cuacanya sungguh cerah ya hari ini.."
"Nona semoga hari anda menyenangkan..."
Karina senang, para pelayan disini mulai tampak ramah padanya. Sebelumnya kecuali Rowa, yang lainnya memang tidak bertindak kurang aja padanya, tapi terasa begitu canggung dan kurang nyaman.
"Anda butuh sesuatu Nona?"
Karina menoleh, pelayan dengan rambut coklat terang sebahu menyapanya setelah membungkuk. Iris ungu muda yang menatap Karina dalam itu sesaat membuat gadis ini kagum.
Cantiknya..
"Oh halo... Kau mau bunga?"
"Anda memberikan bunga tulip ini untuk saya Nona?
KAMU SEDANG MEMBACA
1928
Teen FictionSudah kurang lebih dua minggu, Karina dan kawan-kawannya menjalani KKN di desa Kelabu dengan damai. Tapi pagi itu, kepalanya yang terasa berat membuatnya harus tinggal sendiri di rumah dan memilih untuk beristirahat. Begitulah rencananya, sampai sua...