Helios ingin malamnya berjalan dengan damai. Namun jika itu terlalu berlebihan untuk diminta, setidaknya sedikit saja ketenangan untuk merilekskan pikirannya. Tapi sepertinya kenyataan berkata lain, itulah mengapa raut wajahnya masam sekali saat ini.
"Kau gila?! Walaupun dia sepupu mu bukan berarti kau bisa menantang putra mahkota kerajaan ini Helios."
Helios mendengus saat perkataan Michael mengudara, meneguk kembali wine dari botolnya. Meminumnya seakan itu air terakhir yang dia miliki malam ini.
Pertemuan beberapa menit lalu benar-benar membuat kepalanya ingin pecah. Menghadapi orang-orang bodoh juga ternyata menguras pikiran, dan Helios butuh sesuatu untuk mengalihkannya.
"Menantang? Hei! Bukan salah ku jika si brengsek itu meledak hanya karena ku gertak sedikit saja." Ketusnya, Helios segera berbalik setelah seorang kusir membukakan pintu untuknya.
"Raja bau tanah itu juga menyebalkan, kenapa dia bisa memiliki darah daging setolol itu? Dan mengangkat nya jadi putra mahkota? Yang benar saja."
Michael memijat pangkal hidungnya pelan, keningnya sedikit mengkerut saat bau alkohol yang kuat dari Helios mulai menguar.
"Kalau kau lupa kita masih di sekitar istana, pelan kan suaramu."
Salah satu sudut bibirnya terangkat setelah seteguk cairan merah itu kembali ditelannya.
"Oh sial, kau membuat ku ingin berteriak di telinga mereka sekarang."
Detik selanjutnya teriakan Helios terdengar, menyatu dengan suara hujan. Beberapa orang-orang penting yang berkeluaran dari istana memberi perhatian. Namun wajah lelah mereka tidak tampak heran setelah mengetahui pemilik suara itu.
"Sial⏤ Helios kau benar-benar mabuk! Tutup mulut⏤
"Hei, kenapa tidak kau ganti saja pakaian mu dengan gaun? Kau terdengar seperti ibuku sekarang." Helios berdecak dan mengibaskan tangannya.
Cengkraman pada gagang payung yang melindungi mereka dari gerimis malam semakin mengerat. Michael tidak mungkin tidak kesal mendengarnya, hendak melontarkan protesan namun mata indah keemasan itu menangkap luka di buku jari Helios.
Sebuah helaan nafas terdengar. "Biar ku obati luka mu."
Kurang baik apa lagi pria ini?
Namun Helios tentu sontak menoleh, memberi tatapan seolah yang dilihatnya adalah makhluk menjijikkan. "Kau menggelikan, jauh-jauh dariku."
"Aku tidak mengerti kenapa aku mau bekerja dengan mu Helios."
"Karena aku tampan? Seksi? Oh sial bukankah aku terlihat semakin panas saat ini?"
"Demi Tuhan jika aku punya keturunan seperti mu, aku akan membasminya bahkan sebelum mereka bernafas."
Michael memijat pangkal hidungnya, rambut silver yang diikat satu itu terlihat semakin terang bertemu cahaya bulan. Detik selanjutnya Michael segera mendorong pria yang terus menyombongkan dirinya itu ke dalam kereta kudanya. Berpesan kepada kusir keluarga Oulixeus Itu untuk berhati-hati.
"Anda tidak mampir malam ini Tuan Michael?"
Kusir keluarga yang tampak telah mengenal baik sekretaris Tuannya itu tersenyum dengan ramah. Namun sayangnya, Michale menolak ajakan hangat itu.
"Tidak demi kewarasan mentalku."
.
Suasana hatinya itu semakin memburuk kala tapak sepatu nya memijak bangunan kastilnya. Sebuah tepisan kasar diberikan pada seorang pelayan yang menyambut nya turun dari kereta kuda. Niat hati hanya ingin memapah Tuan mereka yang terlihat sangat mabuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/332057068-288-k19725.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
1928
أدب المراهقينSudah kurang lebih dua minggu, Karina dan kawan-kawannya menjalani KKN di desa Kelabu dengan damai. Tapi pagi itu, kepalanya yang terasa berat membuatnya harus tinggal sendiri di rumah dan memilih untuk beristirahat. Begitulah rencananya, sampai sua...