Twenty two : Madness Awakens

2.6K 223 179
                                    

"Astaga Nona sepertinya sudah sadar!"

"Apa? Tunggu apa lagi cepat panggil dokter!"

"Ah beliau sedang dalam perjalanan."

"Sadie, cepat bawakan air minum!"

"Haruskah kita panggil Tuan Helios? Atau Tuan muda?"

.

"Kondisi nya semakin membaik, tolong berikan obatnya secara teratur."

"Maaf sebelumnya... tapi apakah ini obat berkelanjutan?"

"Ya? Oh tenang saja, Nona Karina tidak separah itu. Ini hanya untuk membantu nya merasa lebih baik."

"Terimakasih Dokter."

.

"Kenapa belum ada yang datang, kalian tidak memanggil Tuan Helios?"

"H-haruskah Tuan Helios? Aku pikir Tuan muda--

"Panggil saja mereka berdua."

"Tapi sepertinya suasananya sedang tidak bagus."

"Cepat panggil saja, sebelum kita terkena masalah lagi."

"B-baik."

.

"Nona apa anda baik-baik saja?"

Nona muda itu meringis dan menghela nafas panjang. Kepalanya mengangguk dengan lemah, tubuh yang terasa lemas dan kaku membuatnya bertanya-tanya berapa lama dia tertidur.

"Biar saya bantu Nona."

Sentuhan Rowa begitu berhati-hati dan lembut, membantu Karina untuk duduk dan bersandar. Pelayan itu menyelipkan bantal dibalik punggung Karina agar membuat nya merasa lebih nyaman.

Setelah duduk gadis itu baru sadar, ada banyak sekali pelayan di dalam kamarnya. Yang Karina kenali hanyalah Eva dan Sadie selebihnya Karina tidak tahu nama mereka.

Para pelayan itu tampak menunduk dengan tenang namun juga mengamati Rowa yang membantu nya. Jujur saja ini membuat Karina canggung.

"Rowa, berapa lama aku tak sadarkan diri?"

"Dua hari, Nona."

Hah??

Selama itu??

"Ehh?? Benarkah?"

Pantas saja tubuhnya terasa lemas. Helaan nafas panjang pun terdengar, Karina teringat kembali penyebab nya pingsan.  Kebakaran pada saat itu ternyata sudah dua hari lalu.  Karina merasa dia baik-baik saja, jadi gadis itu heran kenapa dia tak sadarkan diri sampai dua hari.

Ah kalau di pikir-pikir awalnya Karina yang ingin menyelamatkan Helios, tapi pada akhirnya pria itulah yang membawanya keluar dari Api. Dan pada akhirnya pun, akhirnya dia bertemu dengan Helios.

"Rowa, apa Tuan Heli ──"

Ehh??

Karina benar-benar terkejut, dia bahkan belum sempat menyelesaikan kalimatnya. Rowa dan diikuti oleh pelayan lainnya secara tiba-tiba bersimpuh di lantai. Kepala pun tertunduk seolah meminta pengampunan. Gadis itu segera duduk dengan tegak dan hendak turun dari kasur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1928Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang