".... Karina?"
Detik itu pula, dunianya seolah terhenti, jantung berdetak hebat seolah akan meledak, menimbulkan rasa sakit yang menjadi-jadi. Ekspresinya yang tajam dan penuh waspada telah hilang sepenuhnya.
Wajah milik Helios itu tampak terguncang, menyatu dengan rasa kaget yang luar biasa. Mata birunya memperhatikan tiap detail wajah cantik di bawahnya. Seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Ingatan akan sosok istrinya yang telah tiada tercampur dalam wajah itu.
Helios merasakan denyutan hatinya meningkat, terperangkap dalam ketidakpercayaan yang memilukan. Masih menahan sang gadis dibawahnya, namun perlahan tangannya bergerak mengelus pipi yang lembut.
Tawa pahit mengudara, terdengar begitu pelan namun mampu membuat gadis di bawahnya tercekat. "Kau benar-benar hadir di mimpi ku ya?"
Itu adalah hal pertama yang menjelaskan situasi ini untuk Helios. Mimpi. Tidak mungkin Karina nya yang tercinta berada di neraka bersama nya kan?
Demi apapun Karina sangat takut, dadanya naik turun dengan nafas yang terengah-engah. Matanya terkunci oleh manik biru milik Helios yang berada di atasnya. Ini pertama kalinya karina menatap nya, warna nya lebih gelap dari milik Sander.
"Kenapa kau baru muncul sekarang?"
Ini orang masih mabuk? Panik Karina dalam hati.
Jari-jari yang panjang itu menyusuri rahang Karina. Perlahan bergerak menyentuh bibir bagian bawah, ditekan dengan penuh kelembutan yang tak seharusnya ada di dalam keadaan seperti ini. Karina menelan ludahnya, tubuhnya merinding dan suaranya seolah tertahan di tenggorokan.
"Ah.. ini benar-benar terasa nyata..."
Nyata? Tentu saja ini nyata!
Oiyaaa api!! Astaga api nya?!?
Kesadaran akan situasi bahaya telah kembali ke akalnya. Karina memberanikan diri untuk mendorong Helios.
"T-tuan! Tuan kebakaran, kita harus segera keluar dari sini!"
Karina menoleh ke samping, matanya semakin terbelalak melihat api yang semakin berkobar di sana-sini.
Mati aku!
"Tuan KYAAAAAAAAA!
Astaga sudah berapa kali dia menjerit malam ini? Tapi kali ini benar-benar yang paling kencang. Helios mendekati karina, membenamkan wajahnya dan menghirup aroma tubuh gadis itu dalam-dalam. Karina tentu meras kaget dari sensasi geli itu dan berteriak sekencang-kencangnya.
Dengan sekuat tenaga Karina segera mendorong dada pria itu dan merangkak mundur. Sedangkan Helios yang kaget dengan teriakan itu semakin terkejut melihat ekspresi ketakutan Karina.
"Sayang⏤
"Tuan sadarlah! Lihat ke sekeliling! Apinya! Lihat apinya astaga!!!"
Teriak Karina kesal, nafasnya memburu selagi ia merangkak mundur. Antara takut dan panik tidak karuan saat mulai merasa suhu yang semakin panas.
"Ya ampun."
Tampaknya pria berusia tiga puluhan itu menurut, segera memperhatikan sekitar. Namun bukan ekspresi kelewat santai itu yang di harapkan Karina. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi mata biru gelap itu tampak penuh semangat seketika.
"Bukankah ini menarik? Apinya terasa nyata."
Me-menarik??!?!?!
"Sayang, mari bercinta dengan panas di tengah api yang membara. Bukankah ini kesempatan? Kenapa kau baru muncul di mimpi ku setelah sekian lama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
1928
Teen FictionSudah kurang lebih dua minggu, Karina dan kawan-kawannya menjalani KKN di desa Kelabu dengan damai. Tapi pagi itu, kepalanya yang terasa berat membuatnya harus tinggal sendiri di rumah dan memilih untuk beristirahat. Begitulah rencananya, sampai sua...