"Kau memanggilku?"
Sander masuk tanpa mengetuk pintu. Langsung berdiri dihadapannya tanpa kata salam atau sambutan apapun. Yah, walau sebenarnya Helios sendiri tak mengharapkan hal itu. Lelaki yang tengah duduk dan membuat posisinya lebih rendah itu menatap sengit pada darah dagingnya.
"Hei apa-apaan dengan wajah mu itu?"
"Katakan apa yang kau mau."
Suara decakan keluar, Helios menggerakan kursi yang ia duduki ke kanan-kiri. "Kenapa wajah brengsek mu terlihat menjengkelkan?"
"Apa itu yang menggangu mu?" Nadanya begitu malas.
"Tentu saja!"
Helios mengangkat kaki kanannya untuk bertumpu pada yang satunya. "Aku pergi selama dua bulan, menyibukkan diriku dengan segala hal yang memuakkan. Dan ketika kembali, aku malah harus melihat wajah menjijikkan yang sangat terlihat sehat ini?" Ocehan penuh protes itu terdengar dengan nada yang begitu kesal.
Jadi apakah maksudnya, Helios protes karena melihat anaknya yang terlihat sehat dan baik-baik saja?
"Sibuk?" Sander menatapnya datar, "apakah diantara kesibukan itu, adalah tidur bersama wanita lain?"
"Kenapa?"
Salah satu sudut bibirnya terlihat naik, Helios menyeringai dan memiringkan kepalanya.
"Kau tak suka atau mau berbagi? Aku tau beberapa jalang yang berpotensi untuk memuaskan mu."
Oke baiklah. Siapapun tahu ini bukanlah topik yang pantas untuk dibicarakan oleh ayah dan anak.
"Aku tidak suka wanita kotor."
Kedua wajah yang terlihat sangat mirip itu saling menatap dalam. Iris biru gelap mereka yang senada beradu, mengunci tatapan masing-masing. Kini, wajah penuh kelicikan milik Helios entah mengapa berubah menjadi datar.
"Sial, kau benar." Lelaki itu mendengus, "semua wanita di dunia ini kotor dan menjijikkan kecuali istri ku."
Entah kenapa, ada sedikit kelegaan dalam diri Sander. Sebenarnya bukan tanpa alasan dia bertanya, sempat Sander dengar kabar menyimpang tentang Helios yang tak pernah ia dengar sebelumnya.
Namun jika Helios berkata begitu, itu artinya hanya gosip belaka saja bukan? Lagi pula mana mungkin lelaki yang begitu terobsesi dengan istrinya itu bersama wanita lain.
Yah walau kenyatannya, sang istri telah lama meninggal.
"Otak mu tidak cacat kan? Kalau kau lupa kau belum menjawab pertanyaan ku. Kenapa wajahmu terlihat begitu baik-baik saja?"
Sander menghela nafas. "Katakan saja alasan kau memanggilku ke sini. Aku sangat sibuk sekarang."
"Tidak bisa! Aku tidak suka melihat wajahmu sekarang, menjijikan!"
"Lalu kau mau aku melakukan apa?"
Dari nadanya, Sander terdengar mulai sedikit emosi.
"Kau lah yang memanggil ku, kau pikir aku juga mau melihat wajahmu?"
Helios tertawa sarkas sekali, "HAHH! lihat bagaimana cara mu menjawab! Kau benar-benar anak keparat sialan yang paling menjijikan yang pernah aku lihat. Seharusnya aku mencekik mu sampai mati saat kau masih bayi."
Kalau dihitung sudah berapa kali Helios berkata menjijikan?
"Sepertinya tidak ada hal yang penting, aku pergi."
"HEIII!"
Belum sempat Sander berbalik pergi, Helios melempar asbak ke kepala Sander. Cukup mengagetkan nya hingga membuat lelaki itu tersentak. Bagaimana dia bisa lupa bahwa bajingan gila dihadapannya ini suka melempar barang?
KAMU SEDANG MEMBACA
1928
Novela JuvenilSudah kurang lebih dua minggu, Karina dan kawan-kawannya menjalani KKN di desa Kelabu dengan damai. Tapi pagi itu, kepalanya yang terasa berat membuatnya harus tinggal sendiri di rumah dan memilih untuk beristirahat. Begitulah rencananya, sampai sua...