Di part ini menjelaskan beberapa hubungan percintaan yang gak akan kalian duga sebelumnya. Bacanya pelan pelan aja ya biar faham.
Semangat puasanya❤️
Selamat Membaca Readers😉
*****
Azha menggigil kedinginan berdiri di halte depan sekolahnya. Pagi pagi sekali kota Jakarta diguyur hujan deras. Azha yang tadi berangkat dengan taksi terpaksa harus rela menunggu di halte.
Jarak antara halte dan sekolah memang tidak terlalu jauh. Hanya saja kalau diterobos dalam kondisi hujan sederas sekarang tetap saja akan membuat seragam yang Azha pakai basah kuyup.
Sialnya tadi Gibran ada meeting pagi, al hasil ia tidak bisa mengantar Azha. Pagi tadi Azha juga sempat menelfon Alvin sekedar minta nebeng, namun perjuangannya itu sia sia. Karna faktanya Alvin menolaknya secara halus.
Azha juga dibuat bingung oleh sikap Alvin. Kemarin malam Alvin dan Rehan tidak jadi menginap di apartemen Gibran. Alasannya ada urusan penting. Sangat sangat tidak masuk akal.
Tadi pagi pas di telfon suara Alvin juga terdengar tak bersahabat. Ia lebih jutek, dingin dan bahkan ketus saat bicara dengannya di telfon. Sama sekali tidak seperti biasanya, lantas sebenarnya ada apa dengan Alvin?
"Sebenarnya lo kenapa Al," gumam Azha pelan.
Azha melamun memikirkan perubahan sikap Alvin, hingga kehadiran Alvin disampingnya pun ia tak sadar.
"Ekhem."
Azha menoleh. "Alvin," gumam Azha sangat pelan.
Diam dan hening seketika.
"Lo bawa payung kan Al?" tanya Azha tersenyum tipis.
Alvin mengangguk. "Bawa, tapi untuk gue sama Aurel," ucap Alvin dingin sembari melirik Aurel yang sedang berteduh disebrang.
Senyum di wajah Azha luntur seketika. "Owh, udah peduli ya sama Aurel sekarang."
"Dari dulu juga gitu kali," jutek Alvin tanpa menatap Azha. Bahkan ia meninggalkan Azha sendirian di halte.
Azha tersenyum getir. Fiks Alvin berubah 190 derajat. Ini jauh dari Alvin yang kemarin ia temui.
Kalian tau apa yang ada di fikiran Azha? semua omongan Alvin yang ia dengar semalam. Ternyata semua hanya--
OMONG KOSONG!
"Bulshit anj!" umpat Azha sembari tersenyum miris menatap Alvin yang berjalan masuk ke area sekolah bersama Aurel. Mereka satu payung.
"Kenapa hidup gue miris banget ya?" gumam Azha pelan. Ia kembali melamun.
"Azha ngapain masih disini?"
"Astagfirullah La! lo napa ngagetin mulu sih," heran Azha menatap kesal Viola gadis imut yang tengah menatap bingung ke arahnya.
Viola menyengir. "Emang Azha kaget ya?"
"Pake nanya lo!" sewot Azha.
"Ih marah marah mulu. Emang Azha gak kangen sama Lala gitu? gak mau peluk Lala?" Viola menatap Azha dengan mata berkedip kedip. Jarinya ia mainkan didepan dada, pipi bakpaunya menggembung lucu.
Azha tertawa pelan melihat itu. Viola memang gadis pembawa kebahagiaan. Lihatlah sekarang, Azha seakan akan terhipnotis dengan keimutan gadis itu. Bahkan ia lupa dengan masalahnya sendiri.
Sepertinya menjaili Lala kali ini ide yang bagus. "Ngapain kangen sama lo La? gak penting banget tauk."
Viola membuka mulutnya lebar lebar, ia melipat tangannya didepan dada. Menatap tajam ke arah Azha.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐥𝐯𝐢𝐧𝐙𝐡𝐚
Ficção Adolescente"Al bisa jemput gue di gang jln mawar?" "𝘊𝘬 𝘭𝘰 𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘵𝘶? 𝘭𝘰 𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘶 𝘨𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢!" "Terpaksa. Please kali ini aja tolongin gue Al. Gue butuh lo, gue mohon, gue takut. Ada tiga preman yang ngejar, gue ga...