Selesai

4.4K 279 11
                                    

Selamat Membaca❤️😉

*****

Plakk

Bukannya kesakitan Azha justru tertawa menatap Aurel yang barusan dengan lancang menamparnya.

"Bangga lo hah? tamparan lo itu gak ada apa apanya buat gue!" ucap Azha mengejek Aurel.

Azha beralih menatap Alvin yang juga tengah menatapnya. "Bahkan disaat gue ditampar lo diam aja Al. Sumpah ya, demi apapun gak ngerti lagi gue sama lo."

"Ngapain gue harus peduli?" Alvin mengerutkan keningnya menatap Azha.

Mendengar itu Azha mengepalkan kedua tangannya. Andai ini bukan di sekolah, sudah pasti Azha akan berbuat kasar dengan Alvin saat ini juga.

Aurel tertawa meledek. "Kasihan deh lo. Udah gak dianggap ya sama pacarnya? miris banget sih hidup lo Zha. Butuh sandaran gak? mana tauan lo gak kuat lagi kan."

"Noh dengar kan?" tanya Alvin.

Azha menatap tajam. "Kecewa gue sama lo Al. Semoga bahagia sama pilihan lo yang sekarang."

"Jelas bahagia dong," ucap Alvin dengan entengnya.

Tolong yang mau kesal sama  Alvin silahkan, aku rela lahir batin.

Azha mengangguk sembari tersenyum tipis. Gadis itu berdecak kesal saat air matanya dengan mudahnya mengalir. Demi apapun Azha tidak mau terlihat lemah didepan kedua manusia dihadapannya ini.

"Udah jelas kan sekarang? jadi gak ada alasan lagi buat gue bertahan sama lo. Tepat detik ini kita selesai Alvin Devandra."

*****

Brakkk

Bughhh

Pranggg

"ARGHHHH SIALAN!"

"GUE BENCI LO DIRGA ANJING! GUE BENCI SAMA LO BAJINGAN. ARRGGHH."

Devan dan Zidan menatap ngeri ke arah Alvin yang tengah murka di markas mereka. Berbeda dengan Gio yang hanya memasang wajah datar.

Mereka memang bukan geng motor. Tapi mereka mempunyai markas sebagai tempat nongkrong. Jika salah satu dari mereka ada masalah, maka jangan heran jika markas tersebut seperti kapal pecah.

Jika Alvin sudah murka seperti sekarang. Sudah pasti tidak akan ada yang berani mendekat, biasanya hanya Azha yang bisa menenangkan pria itu. Namun sekarang masalahnya sendiri ada di Azha. Jadi mana mungkin mereka meminta Azha untuk menangkan Alvin.

Jika dilayakkan geng motor, Alvin sebagai ketua, Gio sebagai wakil, Devan sebagai perisai dan Zidan sebagai panglima.

Alvin terus memukul Samsak dihadapannya dengan berutal. Ia menganggap Samsak itu sebagai Dirga. Pria brengsek yang sudah mengatur jalan hidupnya.

"MATI AJA LO ANJING!"

Devan dan Zidan kembali meringis. "Gio lo hentiin noh si Alvin. Gue gak berani," ucap Zidan.

"Tolongin lah bro. Dia kan sahabat kita ya, kasihan juga dia bro hati udah hancur masa tangan ikutan juga sih," ucap Devan.

"Ck," decak Gio, namun ia tetap melangkah menghampiri Alvin.

Tepat dihadapan Alvin, Gio lansung menjauhkan Samsak itu, hingga berakhir ia sendiri yang kena pukul. Anehnya pria itu hanya diam tanpa meringis sama sekali. Padahal Alvin memukul dengan tenaga yang cukup kuat.

Alvin menggeram kesal. "MINGGIR SEBELUM WAJAH LO GUE BIKIN BONYOK!"

Gio hanya diam, menatap tajam Alvin. "Berhenti!" tegasnya tanpa mau dibantah.

𝐀𝐥𝐯𝐢𝐧𝐙𝐡𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang