Vote dulu sebelum membaca😉
Hati-hati banyak typo bertebaran!
Selamat membaca❤
*****
"Pulang sama siapa hm?" tanya Alvin menatap Azha yang tengah berdiri di gerbang sekolah.
Azha menoleh kesamping. Menatap Alvin yang juga tengah menatapnya. "Gak tau. Kak Gibran sama sopir gak bisa jemput," jawab Azha.
"Pulang bareng gue mau?" tawar Alvin tersenyum.
"AZHA..."
Mereka menoleh ke belakang menatap Deva dan Dewa yang tengah berjalan ke arah mereka.
"Lo pulang sama siapa?" tanya Deva merangkul bahu Azha.
Azha berdehem pelan, matanya beralih menatap Alvin.
Gadis itu meremas ujung seragamnya dengan resah.
"Om Dirga nyuruh gue antar lo pulang," ucap Dewa menyampaikan pesan Dirga. Mereka memang cukup dekat.
Azha mengerutkan keningnya. "Beneran papa yang nyuruh?"
Dewa menghela nafas. Ia mengambil ponselnya disaku celana, lalu mencari pesan dari Dirga, setelah dapat barulah ia memberikan ponselnya pada Azha.
Hal itu semakin membuat Azha resah. Ia tidak enak jika harus menolak Alvin. Bahkan tadi pria itu sudah dengan suka rela membantu Azha menyelesaikan hukuman.
"Gpp pulang bareng mereka aja," suruh Alvin seolah tau apa yang sedang difikirkan Azha.
"Maaf ya Al," lirih Azha tidak enak.
"It's okey," jawab Alvin tersenyum manis.
Cowok itu beralih menatap Dewa. "Jaga baik-baik. Sedikit aja lecet, lo orang pertama yang akan gue cari," ucap Alvin.
Dewa mengangguk. "Gue akan jagain Azha sebisa gue."
Alvin berdehem pelan. Ia mengusap lembut rambut Azha. "Gue duluan ya, nanti kalau udah dimension kabarin," ucap Alvin.
Gadis itu mengangguk. "Hati-hati Al. Kabarin gue juga kalau udah sampai."
Alvin mengangguk lalu melangkah mendekati motornya. Alvin memang terlahir dari keluarga kaya raya. Namun ia selalu berpenampilan sederhana. Motor yang ia bawa pun hanya motor sport biasa. Padahal di mension kakeknya ia memiliki banyak mobil dan motor yang harganya bukan main.
"Alvin siapa lo Zha?" tanya Dewa menatap Azha.
"Mantan," jawab Azha sedikit tidak rela.
"What?! jadi Alvin mantan lo Zha?" kaget Deva sama sekali tidak mengetahui itu.
"Iya, emang kenapa?" tanya Azha.
Deva menyengir pelan. "Padahal baru mau dijadiin crus," ucapnya.
"Gak ada ya! gak boleh lo crushin Alvin!" tegas Azha. Ia tidak rela sungguh.
Deva tertawa pelan. "Demi teman gue mundur."
"Nyesek banget jadi lo cil," ucap Dewa meledek.
"Ih bodoh!"
~~~~
Alvin memasuki mension dengan wajah datarnya. Ia masih tidak rela melepaskan Azha pulang dengan Dewa. Cemburu? jelas.
"Selamat datang tuan muda," sapa Boy, sang ketua bodyguard.
Alvin hanya berdehem. Di mension memang ia sangat dingin. Mungkin karna belum terbiasa diperlakukan layaknya pangeran.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐥𝐯𝐢𝐧𝐙𝐡𝐚
Novela Juvenil"Al bisa jemput gue di gang jln mawar?" "𝘊𝘬 𝘭𝘰 𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘵𝘶? 𝘭𝘰 𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘶 𝘨𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢!" "Terpaksa. Please kali ini aja tolongin gue Al. Gue butuh lo, gue mohon, gue takut. Ada tiga preman yang ngejar, gue ga...