Kecewanya Alvin

3.4K 206 19
                                    

Hati-hati banyak typo bertebaran👌

Selamat Membaca😉❤

Jangan lupa follow, komen and votenya ya❤

✾✾✾✾

"Selamat datang tuan muda," sapa Boy dan seorang bodyguard disampingnya menyambut Alvin dengan sopan.

Alvin membalas dengan anggukan. "Kakek mana?" tanyanya.

"Bapak sedang menjemput tuan Galvin ke bandara tuan," jawab Boy.

Hal itu membuat mata Alvin berbinar. "Galvin udah sampai di Jakarta?"

"Sudah tuan. Mereka dalam perjalanan pulang," Boy kembali menjawab.

Alvin tersenyum senang. "Okey thanks," ucap Alvin berlarian memasuki mension.

Boy menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. "Sebentar lagi mension ini akan lebih bewarna," ucapnya.

"Mension yang dulu sepi sekarang akan lebih rame," ucap Defri tangan kanan Boy.

"Ya kamu benar. Apalagi tuan Galvin orangnya sangat ceria dan hamble. Saya tidak sabar menunggu kepulangan tuan Galvin," balas Boy.

"Saya juga."

Alvin duduk di salah satu anak tangga. Matanya menatap kosong ke bawah. Ia sangat senang akan bertemu dengan kembarannya, namun ada ketakutan yang sedang menghantuinya saat ini.

"Gal gue mohon jangan benci gue saat nanti lo tau mami meninggal karna gue. Gue gak mau dibenci lagi Gal, gue gak mau," lirih Alvin mengepalkan kedua telapak tangannya.

"Ayah mami tolong bantu Alvin. Alvin butuh kalian," sambungnya menghela nafas pelan.

"ALVIN...."

Teriakan itu membuat Alvin mendongak. Matanya melotot kaget saat melihat seseorang yang berdiri diujung anak tangga dengan senyuman mengembang, dan anehnya wajah nya begitu mirip dengan Alvin.

Lelaki itu tersenyum menatap dengan mata berbinar ke arah Alvin yang duduk di anak tangga. Ia tidak heran jika wajahnya semirip itu dengan Alvin.

Brams tersenyum menatap Alvin yang masih bengong diatas. "Ini Galvin Al, kembaran kamu," ucapnya.

Senyum Alvin mengembang saat itu juga. Ia berlari menuruni anak tangga satu persatu. Hingga langkahnya berhenti saat ia dan Galvin hanya berjarak dua meter.

Galvin tersenyum haru. Tak terasa air matanya menetes saat itu juga. TujuhTujuh belas tahun lebih lamanya ia dan Alvin dipisahkan, dan hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh seorang Galvin.

Tak jauh bedanya dari Alvin. Lelaki itu juga meneteskan air matanya. Bukannya biasanya anak kembar akan tumbuh dewasa bersama? Namun hal berbeda terjadi kepada mereka. Mereka dipisahkan tanpa adanya komunikasi, bahkan mereka belum saling mengenal dan baru sekarang mereka dipertemukan dengan umur yang sudah menginjak dewasa.

"Abang,,," lirih Galvin berjalan mendekati Alvin yang masih mematung ditempat.

Alvin tersenyum dengan air mata yang terus mengalir. "Adek,,," gumamnya pelan.

Greppp

Mereka berpelukan begitu erat dengan air mata yang ikut mengalir.

Galvin memeluk abangnya begitu erat. Seakan-akan ia tidak mau kembali dipisahkan. "Gue pu-nya abang," lirihnya bergetar hebat.

Brams, Boy dan Defri ikut meneteskan air matanya. Hari yang selama ini mereka tunggu akhirnya datang. Hari dimana mereka mempertemukan anak kembar yang terpaksa dipisahkan dari kecil.

𝐀𝐥𝐯𝐢𝐧𝐙𝐡𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang