Selamat membaca bestie❤️😉
*****
Gibran melangkah memasuki mension keluarganya. Pagi ini ia pulang sekedar untuk menemui Azha, ia rindu dengan adek perempuannya itu. Saat hendak memasuki lift langkahnya terhenti saat mendengar suara Bella dari arah dapur.
"Ngapain dia nelfon didapur? suaranya bisik-bisik lagi tuh. Mencurigakan," gumam Gibran.
Ia berjalan perlahan menghampiri dapur. Ia bersembunyi dibalik lemari kayu antik.
"Kamu jangan coba-coba membongkar semua kejadian dua tahun yang lalu ya?!" ucap Bella dengan nada mengancam.
Kening Gibran mengerut heran. Kejadian dua tahun yang lalu? apa yang Bella maksud?
"Saya sudah membayar kamu banyak! saya bisa saja melaporkan kamu ke polisis! saya punya semua bukti itu!"
"Harus gue rekam nih," gumam Gibran, ia lansung mengeluarkan ponselnya setelah ia rasa obrolan Bella mencurigakan.
"Haha memang saya yang menyuruh kamu, tapi kamu tidak mempunyai bukti yang kuat untuk melaporkan saya!"
"Karna sudah jelas direkaman cctv itu kamu pelakunya bukan saya!"
"Okey-okey saya akan tranfers kamu 50 juta, asalkan kamu tidak memberitahu keluarga Dirga kalau saya yang menyuruh kamu menghabisi Mawar di tepi Danau."
Deghh
"Wanita biadab!" geram Gibran mengepalkan kedua tangannya.
Gibran melangkah menjauhi dapur. Ia menuju bagasi, menyetir mobil menjauhi perkarangan mension.
"Silahkan lo nikmatin dulu hidup mewah ini Bella, gue bisa aja sekarang ceblosin lo ke penjara dengan bukti rekaman yang gue punya. Tapi gue gak sebaik itu, gue akan bikin hidup lo menderita dulu. Lo harus dapetin balasan yang setimpal!"
"Bunda yang tenang ya disana. Gibran udah berhasil nemauin pelakunya Bun, Gibran akan balas dia jauh lebih buruk dari apa yang dia perlakuin ke bunda."
"Selamat datang di dunia yang kejam Bella Sintia Dirga. Sebentar lagi marga Dirga akan lenyap dinama lo dan Aurel! permainan akan segera dimulai, Welcome to Bella and Aurel's misery," gumam Gibran dengan senyuman seperti mafia yang akan menerkam mangsanya.
*****
Pagi-pagi sekali Azha sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Hari ini ia sangat bersemangat untuk bertemu dengan Alvin, ia harus meminta kejelasan dengan pria itu.
Drtt drttt
Gadis itu menatap heran layar ponselnya yang menyala.
"Ngapain Zidan nelfon pagi-pagi," gumamnya pelan.
Tanpa berfikir panjang Azha pun lansung menggeser tombol hijau.
"Ada apa Dan? tumbenan lo nelfon pagi-pagi?" tanya Azha.
"Sorry ganggu Zha. Tapi ini penting," jawab Zidan disebrang sana.
"Penting apanya?"
"Gue punya kabar buruk. Gue harap lo harus kuat dan tabah ya."
"Sumpah ya, lo ngomong apaan sih? gak jelas tau gak. Kabar buruk apa cobak?"
"Alvin meninggal Zha."
Deghh
Gadis itu tertawa pelan. "Haha meninggal? lo kalau mau niat bercanda jangan kelewatan! lo kira lucu bercanda bawa-bawa nyawa orang hah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐥𝐯𝐢𝐧𝐙𝐡𝐚
Teen Fiction"Al bisa jemput gue di gang jln mawar?" "𝘊𝘬 𝘭𝘰 𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘵𝘶? 𝘭𝘰 𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘶 𝘨𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢!" "Terpaksa. Please kali ini aja tolongin gue Al. Gue butuh lo, gue mohon, gue takut. Ada tiga preman yang ngejar, gue ga...