Kemarahan Gibran

1.3K 95 40
                                    

Selamat Membaca🐯

*
*
*


"

Ini bagus, cocok buat lo."

"Nah yang ini lucu, ambil Zha."

"Ini juga lucu, cocok buat tubuh lo yang pendek."

"Nah ini juga pas buat lo. Pasti kece deh."

"Lohh ini juga ba--"

"ISHH ALVIN UDAH!" kesal Azha menghentakkan kedua kakinya dilantai.

Lihat, tangannya sekarang sudah penuh berisikan pakaian yang dipilih Alvin. Bahkan Alvin dengan mudah mengambil beberapa baju yang harganya mencapai puluhan juta.

Alvin membalikkan tubuhnya. "Belum Za, masih banyak kurangnya."

Azha menatap kesal. Kurang katanya? bahkan Azha bisa dengan mudah menghitung jumlah pakaian yang diambil Alvin tadi, ia perkirakan mungkin bisa mencapai 80 juta lebih. Belum lagi sepatu yang dibeli Alvin tadi dengan harga 45 juta lebih.

Apa Alvin sekarang berniat untuk menghamburkan uangnya dengan Azha?

"Ntar uang lo habis gue ketawain ya!"

Alvin tertawa pelan. "Habis? yakali kakek biarin uang gue habis."

Azha menatap sinis. Alvin menatap bingung, "Kakek tuh nyuruh gue habisin uang 200 juta hari ini. Makanya gue ngajak lo buat bantu habisin."

Mata Azha melotot sempurna. "Demi apa Al? lo bohong ya!"

Alvin menggeleng. Ia dengan segera membuka ponsel, lalu menunjukkan pesan dari kakeknya tadi kepada Azha.

SumberUang🦁

Kamu ini apa-apaan Alvin! kenapa uang yang kakek kasih gak kamu pergunain! cari uang tuh gak mudah makanya sekarang kamu harus hambur-hamburin. Habisin uang 200 juta hari ini, kalau engga kamu kakek buang! Punya uang banyak gak digunain, jadi miskin saja sana.

Azha semakin melongo dibuatnya. "Ini beneran kakek lo?"

Alvin mengangguk. "Jangan heran kakek gue emang gitu. Agak rada-rada emang."

"Kapan gue bisa gitu ya."

"Ya sekarang sama gue."

Alvin kembali memilih pakaian yang dirasanya pas untuk Azha, bahkan Alvin dengan sengaja memilih harga yang mahal. Pokoknya untuk Azha kualitasnya harus yang terbaik.

"Alvin udah kebanyakan ini," ujar Azha dibuat bingung sendiri.

Azha juga berasal dari keluarga yang berada namun ya tau sendiri uang sakunya tidak sebanyak Gibran atau Aurel. Papanya itu kan emang suka sekali membedakan, Azha serasa anak tiri disana.

"Beneran udah? gak mau beli tas atau ap--"

"Gak mau. Ini tuh kebanyakan, balikin aja ya?" potong Azha.

Alvin dengan gemas menjitak kening Azha. "Gue udah capek milih enak aja main balikin. Ikut sini gue bayar dulu."

Azha menghembuskan nafas pasrah mengikuti kemana Alvin menariknya.

Setelah selesai Alvin dengan segera mengajak Azha ke restoran ternama di Jakarta. Mereka makan dengan tenang sebelum seseorang menghampiri mereka.

"Loh Azha Alvin..."

Kompak keduanya menatap ke sumber suara. Terdapat Dewa dan Deva yang berjalan ke arah mereka bersama orang tuanya.

Azha tersenyum canggung. Ia jadi bingung sendiri sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐀𝐥𝐯𝐢𝐧𝐙𝐡𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang