Pertentangan

858 59 9
                                    

Hello Guys aku kembali😎

Parah banget baru on aku😭, sorry banget guys🥲

Semoga gak lupa ya sama alurnya, kalau dah lupa tinggal baca ulang, faham bestiee???

Yuhuuuu selamat membaca🥳

•••••

Selepas Gibran membentak Azha, gadis itu tidak lansung pulang. Ia memilih mampir ke makam sang mama, Azha butuh teman curhat. Gadis itu akan melampiaskan semuanya sekarang, dihadapan sang mama.

Tak mudah menjadi seorang Azha. Kehilangan sosok seorang ibu lalu dengan kejamnya seorang ayah malah menuduh anaknya membunuh ibunya sendiri. Azha sudah kehilangan sosok sang ibu namun dengan bersamaan ia juga harus kehilangan peran seorang ayah.

Dirga, ayahnya itu tidak pernah memperlakukan putrinya sebagai seorang anak. Justru pria itu lebih membanggakan Aurel, saudara tiri Azha. Azha selalu ditatap dengan kebencian, gadis itu selalu dibedakan, diperlakukan tidak adil. Hidupnya sudah retak, keluarga cemara yang ia impikan sudah hancur.

Selama ini yang menemani Azha hanya Alvin. Lelaki itulah yang menjadi sayap pelindung Azha selama ini. Namun sekarang dengan kejamnya Dirga malah memaksanya untuk memutuskan Alvin lalu menjodohkannya dengan lelaki lain.

Apa Dirga itu Gila?

Apa pria itu susah tidak waras?

Apa masih pantas dia disebut sebagai seorang ayah?

Azha menghapus air matanya dengan kasar. Ia menangis sembari memeluk nisan ibunya dengan erat. Azha benci dengan kehidupannya sekarang. Sangat benci!

"Ma..? papa kenapa jahat banget ya sama Azha. Papa yang Azha kenal dulu udah gak ada. Papa egois ma, papa selalu bertindak sesukanya tanpa memikirkan gimana perasaan Azha. Mama mau tau papa segila apa?" Azha mengepalkan kedua tangannya sembari menghapus air matanya dengan kasar.

Dengan mata tajamnya ia kembali menatap nisan sang mamanya. "Papa maksa Azha mutusin Alvin, dan parahnya papa jodohin Azha sama Dewa ma!"

Gadis itu kembali terisak. Air matanya kembali mengalir dengan deras. Tubuhnya kembali ambruk dimakam sang mama. "Azha cuma mau Alvin ma, Azha cuma mau nikah sama Alvin bukan Dewa! selama ini yang nemanin Azha itu Alvin. Yang selalu mensupport Azha itu Alvin. Bahkan selama ini papa gak peduli sama Azha. Disaat Azha dirawat dirumah sakit gak pernah papa jenguk, yang nemanin Azha cuma Alvin, hanya Alvin ma!"

"Tapi kenapa sekarang papa harus peduli sama Azha ma? kenapa papa harus ikut campur sama urusan Azha? ma papa gak berhak ngatur Azha, selama ini bahkan dia gak pernah nganggap Azha ada! papa lebih sayang sama anak tirinya, Azha gak dianggap lagi ma. Papa jahat! Azha benci ma benci banget!!" Azha semakin terisak. Air matanya terus mengalir dengan deras.

"Jangan nangis..."

Deggg

Suara itu? Azha menoleh dengan cepat. Matanya membulat sempurna. Alvin, lelaki itu sekarang berdiri dengan gagahnya disamping Azha. Entah sejak kapan Alvin berdiri disitu.

Melihat Alvin bukannya membuat Azha lebih tenang, gadis itu malah semakin terisak. Suaranya tangisannya bahkan terdengar lebih keras.

𝐀𝐥𝐯𝐢𝐧𝐙𝐡𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang