Kembaran

2.8K 233 31
                                    

Selamat Membaca😉❤

Hati hati banyak typo!

Budayakan vote baru baca. Biar gak lupa🙄

ᰔᰔᰔ

"Alvin gak mau sama kakek!" tegas Alvin.

Dito mengusap wajahnya kasar. "Saya mohon pak. Tolong jangan pisahkan saya dengan Alvin, saya sudah cukup menderita kehilangan Via. Dan saya harap bapak tidak menambah penderitaan saya," ujar Dito.

Brams mendekat. "Saya faham. Tapi disini bukankah saya lebih berhak atas Alvin? saya hanya tinggal sendiri. Alvin cucu saya, kalau bukan Alvin siapa lagi yang akan saya bawa? kamu sudah punya Rehan, apa itu masih kurang?" ujar Brams. Sudah cukup selama ini ia mengalah dengan membiarkan Alvin tinggal bersama ibunya.

Hal itu membuat Dito dan Rehan diam. Tidak bisa dipungkuri kalau Brams lebih berhak atas Alvin.

"Kakek tidak menerima penolakan lagi Al. Kamu kan tau kamu cucu kakek. Kalau bukan kamu siapa lagi yang akan meneruskan perusahaan keluarga Devandra, cuma kamu penerus dan pewaris Al. Kakek udah tua, kakek gak akan sanggup lagi mengurus perusahaan," kata Brams.

Keluarga Devandra adalah keluarga yang terkenal dengan kekayaannya. Mereka memiliki Perusahaan yang sudah memiliki cabang di luar kota dan luar negeri. Selain itu mereka juga mempunyai dua restoran, dua buah cafe, lima apartemen, satu buah hotel dan butik terkenal yang sudah memiliki banyak cabang.

Baik apartemen, hotel, butik ataupun cafe sudah diurus oleh orang kepercayaan Brams. Untuk perusahaan awalnya memang Andra, bokap Alvin yang mengurus bahkan hampir mengalami kebangkrutan. Namun semenjak Andra meninggal, Brams lah yang kembali mengambil alih. Hingga perusahaan itu kembali berdiri.

Namun sekarang ia rasa sudah saatnya ia pensiun. Ia tak akan sanggup mengurus perusahaan sebesar itu. Awalnya memang Brams membiarkan Alvin melanjutkan hidup dengan tinggal bersama ibu kandungnya, namun karena sekarang Via sudah meninggal, berarti sudah waktunya Brams mengambil Alvin.

Brams dan Resti (Oma Alvin yang sudah meninggal) memang adalah sepasang suami istri. Namun karena suatu kesalahan fahaman membuat mereka harus memilih jalan bercerai. Saat itu Brams tinggal sendiri dirumah megah yang ia punya, sedangkan ia membiarkan Resti tinggal bersama Andra dan Alvin. Dari awal Brams dan Alvin memang tidak terlalu dekat, mungkin hal itu yang membuat Alvin berfikir dua kali untuk tinggal bersama Brams.

Brams mengusap rambut Alvin. Cucu kesayangannya. "Kakek mohon Al tinggal sama kakek ya? kakek udah tua, kalau bukan kamu siapa lagi yang akan menemani masa tua kakek," lirihnya.

Saat itu Alvin hanya diam. Ia tidak tau harus memilih keputusan apa. Disatu sisi ia kasihan sama Brams, namun disisi lain ia juga ingin tinggal bersama Dito dan Rehan.

Dito melangkah mendekati Alvin. Ia juga menatap Brams. "Ada satu hal yang harus saya sampaikan. Ini suatu hal penting yang sudah saya dan Via rahasiakan dari dulu."

"Papi rahasiain apa?" tanya Alvin.

Dito menghela nafas. "Kamu mempunyai kembaran Al," ucapnya, mampu membuat Rehan dan Alvin kaget.

"KEMBARAN?!" kompak Rehan dan Alvin.

"Ya kembaran. Namanya Galvin Devandra, adik kamu bang," ucap Dito menatap Alvin.

Alvin mengusap wajahnya kasar. "Kenapa papi gak pernah cerita sama Alvin?" tanyanya.

"Mami kamu yang larang papi. Dia gak mau sampai kamu tau kalau kamu mempunyai kembaran," jelas Dito.

𝐀𝐥𝐯𝐢𝐧𝐙𝐡𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang