ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ~~
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
June 2012
Pagi ini seperti biasa, Bulan bersama keluarganya sarapan bersama. Kedai makan milik Ayu berjalan dengan lancar, setiap hari Bulan selalu ikut untuk sekedar membantu Ayu.
Terkadang Ibunya marah, karena Bulan selalu memaksa untuk ikut dan membantunya. Bulan hanya merasa bosan di rumah, sembari menunggu panggilan bekerja. Ia tengah mengirim CV ke beberapa perusahaan. Walaupun sempat beberapa kali tertolak, karena kondisi Bulan yang hamil. Tetapi Bulan tidak patah semangat untuk mendapat pekerjaan, mengingat dirinya tengah mengandung tidak mungkin ia akan terus bergantung hidup dengan Kakak atau Ibunya kan..
Usia kandungannya terhitung sudah memasuki 19 minggu, setiap bulan Kakaknya yang mengajaknya untuk selalu melakukan check up rutin. Rasanya Bulan masih selalu bersyukur, ia mendapat banyak dukungan dari keluarganya.
"Ga usah ikut Ibu dulu, kamu banyakin istirahat atuh Teteh" Celoteh Ayu.
Bulan tersenyum disana, hampir setiap hari Ibunya akan marah karena Bulan tetap masih ingin ikut ke kedai "Ibu, lagian Bulan ga ngelakuin banyak hal. Bulan juga baik-baik aja kok, sekarang dede bayinya udah ga pernah rewel lagi"
"Tetap saja Bulan, kandunganmu masih terlalu muda masih sangat rentan"
Di sebelah kiri, Bintang hanya menggelengkan kepalanya pelan saat melihat Adiknya yang masih keras kepala. Ia menarik bibir atasnya membentuk senyuman tipis, rasanya sedikit lebih lega, dirinya bisa membawa keluarganya jauh dari presensi orang-orang yang membuat keluarganya tertekan.
"Nanti setelah urusan Bang Bintang selesai, kita ke dokter ya kamu check up bulanan lagi"
"Kalau minggu ini ga bisa gapapa"
"Ngga lah, Bang Bintang hanya akan sebentar― Benar kata Ibu, kamu jangan terlalu lelah Bulan"
"Abangg, Bulan ga kecapean astaga"
Bintang berdecak mendengar jawaban dari Adiknya "Bantuin Ibu aja ga di bolehin, apalagi minta izin mau kerja"
"Kalau aku ga kerja, gimana caranya aku ngehidupin anak ku nanti"
"Kamu punya Bang Bintang yang masih menyanggupi semuanya, Bang Bintang ngelarang kamu kerja saat kamu hamil Bulan"
"Aku sudah dewasa, ga mungkin aku hidup terus bergantung sama Bang Bintang kan"
Sebelum Bintang kembali ingin mengeluarkan suaranya untuk menjawab ucapan Adiknya, Ayu segera berbicara lebih dulu berusaha menghentikan perdebatan kedua saudara itu "Tidak baik bertengkar di depan makanan, kita sedang di meja makan" Tegurnya.
"Maaf Bu.." Lirih Bulan sembari mengehela nafas, setelahnya ia melanjutkan makannya.
Selesainya sarapan bersama, kini Bintang berpamitan akan segera pergi. Setelah mendapat pekerjaan dan jabatan baru, Bintang menjadi sangat sibuk. Tetapi tidak masalah, selagi ia bekerja untuk keluarganya Bintang sungguh menyanggupinya.
"Langit jaga Teteh loh"
"Bawel banget sih, Langit selalu jagain Teteh" Kesalnya pada Bintang, sedari tadi Bintang selalu mengingatkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MOON 2 | Lizkook ✓
General Fiction― Rasa rinduku padamu masih terus meluap-luap, menciptakan banyak kesedihan yang tak tertampung. Seolah-olah wajahmu masih terus terbayang berada di pikiranku. Hati ini berkata, sekeras apapun aku merasakan pahitnya rindu padamu, tak akan pernah ku...