ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
~~ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Bertepatan dengan Eve yang baru saja datang bersama Bumi, ternyata Lea berada diruang tengah seolah memang tengah menunggu kedatangan Anaknya. Bumi hanya meliriknya sebentar, melihat interaksi Eve dan juga Lea.
Hubungan antara Bumi dan juga Lea semakin merenggang, tak kala Lea menyadari jika Bumi sudah mengetahui dirinyalah yang menyabotase perusahaan dibantu oleh Ayahnya. Tetapi bagaimana pun, Lea akan tetap berusaha mempertahankan pernikahannya karena mereka masih memiliki Eve.
Melihat Lea dan juga anaknya masih berbicara, Bumi pergi menuju mobilnya untuk mengambil sesuatu. Dirinya segera kembali kedalam rumahnya, terlihat jika Eve telah pergi menuju kamarnya, kini hanya tinggal lah keduanya. Bumi meletakan sebuah map yang berisi kertas-kertas, disana Bumi menatap tajam pada Lea.
"Semua bukti, dan orang-orang yang terlibat denganmu sudah membuka suara. Kita bertemu diruang sidang dua hari kedepan, tentu saja bersama Ayahmu." Ucap Bumi.
Memang cukup memakan banyak waktu untuk bisa mendapatkan semua bukti-buktinya, dirinya tentu dibantu oleh teman lamanya untuk mengungkap semuanya. Tetapi semua terbayarkan sudar, Bumi telah memiliki banyak bukti dan kini ia hanya perlu menanyakannya secara langsung kepada Lea.
Lea menatap Bumi dengan tak percaya, "Really? Kamu masih ngelanjutin ini?"
"Ini bukan masalah yang kecil, Kau dan Ayahmu menyabotase perusahaan bukan hanya sekali"
"Tapi aku istrimu. Aku melakukan itu semua―" Lea mengatupkan bibirnya secara tiba-tiba, karena menyadari jika dirinya ingin berucap yang sebenarnya.
Bumi berjalan lebih dekat kepada Lea, dengan menatapnya tajam. "Kau sengaja melakukan ini semua karena ingin menyembunyikan keberadaan Artlas dan Arche, saya akui itu berhasil. Tetapi sekarang, semuanya telah terungkap― Katakan, sejak kapan kau mengetahui keberadaan Anak-anak saya?" Ucapan Bumi seolah tengah mengintimidasi lawan bicaranya.
Menatap Bumi dengan pandangan yang terkejut, darimana suaminya ini tau. "Ap― Apa maksudmu?"
"Kau juga melakukan campur tangan atas beasiswa disekolah, agar Artlas tidak bisa mengikutinya kan.." Bumi tidak menanggapi ucapan dari Lea, ia justru terus mengatakan hal-hal yang ia tau. "Untuk apa? Saya tanya, untuk apa kau melakukan itu semua?" Ucap Bumi dengan suara yang cukup keras.
Suara Bumi begitu tegas, sementara Lea menatap Bumi seolah tidak bisa berkata-kata. Rasanya ia tidak tahan dengan semua cercaan dari suaminya, Bumi memaksanya untuk mengungkapkan semuanya. Emosinya kian ikut tidak terkontrol, dengan pandangan marah ia tunjuk kan kepada Bumi.
"Benar, aku―Aku yang melakukannya. Semua yang kau katakan benar adanya, aku melakukannya agar hanya kau terus berada disini Bumi, aku ingin kau lebih menyanyangi Eve. Sebagai seorang Ibu untuknya, aku ingin melihat anak ku lebih mendapat perhatian darimu," Ucap Lea sembari menunjuk dirinya sendiri, ia merasa pikirannya terus merasakan amarah. "Bahkan saat kau masih tak tau adanya kedua Anak sialan itu, Eve tidak pernah mendapat kasih sayang yang penuh darimu. Bagaimana jika kau sudah mengetahuinya, kau pasti memilih untuk lebih menyanyangi mereka dibanding Eve."
Mendengar ungkapan dari Lea, membuat Bumi naik pitam, mendengar dengan mudahnya Lea mengatakan kata-kata tidak pantas untuk Kedua anaknya. Keduanya sama-sama menatap dengan penuh amarah, Bumi sendiri mengerti jika memang dirinya tidak bisa memperlakukan Eve selayaknya anak sejak lama. Tetapi sekarang, dirinya tengah belajar untuk bisa menyanyangi anak-anaknya semua. Dirinya bahkan berusaha untuk bersikap adil, Bumi justru lebih bisa menyanyangi Eve. "Jangan pernah mengatakan hal yang tidak pantas kepada Anak-anak ku" Ucap Bumi dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MOON 2 | Lizkook ✓
Художественная проза― Rasa rinduku padamu masih terus meluap-luap, menciptakan banyak kesedihan yang tak tertampung. Seolah-olah wajahmu masih terus terbayang berada di pikiranku. Hati ini berkata, sekeras apapun aku merasakan pahitnya rindu padamu, tak akan pernah ku...