Ps: Chapter ini banyak perubahan waktu, tempat dan alur. Semoga kalian mengerti hehe~ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
~~
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Beberapa hari setelah Ibunya mengajak keluar, darisana lah Artlas sering kali melamun, tidak mengerti mengapa pikirannya selalu berusaha mencari tau pada sosok Ayah kandungnya.
Seperti malam ini dan di malam-malam sebelumnya, Artlas berusaha mengingat-ingat apa saja yang setidaknya diucapkan oleh Bintang mengenai Ayah kandungnya. Alisnya mengerut tak kala teringat, kala itu ia juga tanpa sengaja mendengar ucapan Jane setelah Bintang berbicara pada Bulan, disana Jane membicarakan Adiknya yang katanya sudah mengetahui hadirnya dirinya dan juga Arche.
Yang membuatnya terkejut selama ini, ia hanya sebatas tau jika Jane tidak saudara maupun keluarga. Ntahlah Artlas tidak pernah mendengar bagaimana latar keluarga dari Istri Bintang, dan dari sanalah ia terkejut karena ternyata Jane memiliki saudara. Pada saat itupula nama Bumi terbawa-bawa yang dimana Jane mengatakan jika 'Bumi mungkin belum mengerti akan situasi ini, Lea yang sudah tau sejak lama'. Dan dijawab oleh Bintang dengan terkejut mengetahui jika Adik dari istrinya telah tau.
Jawaban yang ia ucapkan untuk Arche memang benar, Artlas sudah merasakan kecewa sejak saat dimana Mama Jane berucap seperti itu, dirinya setidaknya bisa menyimpulkan jika sepertinya memang Ayah kandungnya tidak mengetahui keberadaan mereka.
Artlas memijat kepalanya pusing, tak kala berpikir sebenarnya Ayah kandungnya saat ini sudah berkeluarga ya? dan memiliki istri dari saudari Jane begitu?.. Sungguh memikirkannya membuat Artlas pusing sendiri, dirinya tidak memiliki banyak hal yang ia ketahui untuk memecahkan seluk beluk Ayah kandungnya.
Kendati pikirannya tengah berkelana bagaimana cara mengetahui sosok Ayah kandungnya, dirinya bangkit dari duduknya untuk keluar kamarnya. Sebelum melanjutkan langkah kakinya, terlihat Ibunya tengah duduk disofa keluarga yang berfokus pada laptop dipangkuannya. Artlas menatap lama pada sosok Ibunya, bagaimana mungkin dirinya harus menanyakannya secara langsung, Artlas masih memikirkan perasaan Ibunya tentu saja.
Dirinya kembali berjalan menuju kamar Adiknya, pintu kamarnya sedikit terbuka membuat Artlas mengintip sedikit. Terlihat Arche tengah duduk di tempat belajarnya, ntah apa yang dilakukan. Niat untuk memberi tahu Adiknya kembali ia urungkan, rasa tak tega untuk melihat reaksi dari Arche.
Artlas kembali menuju kamarnya sendiri, ia bertekad akan mencari tahu sosok Ayah Kandungnya sendiri.. Baru nanti dirinya akan perlahan-lahan akan memberi tahu Adiknya. Setidaknya Artlas tahu bagaimana wajah Ayah kandungnya, dan untuk sekarang dirinya harus mencari tau lebih dulu setidaknya siapa saja yang bisa ia tanyakan mengenai sosok Bumi.
~~
Puji Tuhan kedua anaknya masuk seleksi untuk sekolah menengah atas, artinya mereka berhasil masuk kesekolah Alendria. Walaupun dengan perbedaan jalur, tetapi tidak masalah kok. Artlas yang memenuhi untuk mendapat beasiswa, sementara Arche juga berhasil masuk melewati test seleksi.
Untuk sekedar merayakannya, Bulan berinisiatif mengajak kedua anaknya pergi ke pusat perbelajaan. Mereka bertiga berkeliling, membeli perlengkapan kebutuhan sekolah Artlas dan Arche.
"Ibu― Arche gamau samaan lagi sama A'a" Rengeknya, semakin bertambahnya umur memang kedua anaknya tidak ingin memiliki barang yang sama.
"Loh kenapa, bagus kalau samaan kan" Jawabnya.
Disana Arche menggeleng dengan Artlas yang juga berucap jika tidak lagi ingin memiliki barang yang sama dengan kembarannya. "Ga bagus Ibu, gamau kembaran sama Arche"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MOON 2 | Lizkook ✓
General Fiction― Rasa rinduku padamu masih terus meluap-luap, menciptakan banyak kesedihan yang tak tertampung. Seolah-olah wajahmu masih terus terbayang berada di pikiranku. Hati ini berkata, sekeras apapun aku merasakan pahitnya rindu padamu, tak akan pernah ku...