! ADA KONTEN 18+🙏ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
~~
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Setiap harinya, Bumi akan selalu menjemput Bulan saat pulang bekerja, setelah keduanya terikat, Bumi selalu ingin ikut andil dalam hal apapun tentang sosok calon istrinya ini. Bumi menyukai hal-hal kecil seperti ini, sekedar mengantar dan menjemput Bulan, semua memori itu terulang kembali sekarang. Dulu, Bumi juga sering mengantar jemput Bulan yang bekerja sedari masa sekolah.
Bumi menunggu diluar, tengah bersadar mobilnya. Dirinya jelas tak peduli akan pandangan orang-orang selama Bumi menjemput Bulan di area kantornya, Bumi selalu ingin menghabiskan banyak waktu dengan kekasih hatinya.
Pandangan keduanya bertemu, Bulan tersenyum sembari berjalan menghampiri Bumi yang sudah menunggunya. Sementara Bumi juga menyunggingkan senyumnya, menyambut Bulan yang datang menghampirinya. Dirinya segera membuka pintu mobil untuk Bulan, yang dimana Bulan segera masuk kedalam mobil milik Bumi.
"Kak Bumi apa sudah lama menunggu?"
Bumi yang tengah fokus menyetir, menyempatkan diri untuk melirik Bulan. "Sayang, bisakah menghilangkan panggilan 'Kak' mu, bukan aku tidak menyukainya."
"Aku terbiasa dengan panggilan Kak sedari lama." Jawabnya, dirinya sedikit tertawa sebelum melanjutkan ucapannya. "Apa Kak Bumi tidak malu memanggilku dengan sebutan 'Sayang' padahal usia kita sudah tidak lagi muda."
Bumi tergelak mendengarnya. "Memangnya menyebut seseorang dengan panggilan sayang hanya untuk anak muda?"
Disana Bulan mengangkat bahunya mencoba menjawabnya, dirinya hanya ikut terkekeh setelahnya. "Tidak tau, mungkin aku hanya akan malu jika Kak Bumi memanggilku seperti itu di depan Anak-anak."
"Kalau begitu, aku akan memanggilmu dengan sebutan 'Sayang' hanya di depanmu saja." Ucap Bumi, mereka mengobrol hal-hal yang sedikit tak penting, tetapi justru mampu membuat suasana menjadi hangat di antara mereka.
"Anak-anak sudah dewasa, mereka sudah mengerti banyak hal." Ucap Bulan pelan.
"Anak-anak ku tumbuh dengan baik karena Ibunya berjuang dengan sangat luar biasa."
Bulan menatap Bumi dengan menghembuskan nafas pelan, mengapa pembahasannya mulai menjadi mellow seperti ini. "Sudah, jangan membahasnya jika ingin bersedih."
"Tidak ada yang bersedih sayang, aku hanya berbicara sebenarnya." Bumi menatap Bulan dengan pandangan cukup kesal, dirinya bahkan tidak bersedih sama sekali kok.
Lagi, Bumi melihat Bulan tertawa lagi. "Iya ih, ga ada yang sedih-sedih." Disana Bumi menggerakan tangan kirinya untuk menggenggam jemari milik Bulan, keduanya saling menggenggam satu sama lain saling melemparkan senyum bahagia.
"Arche selalu bercerita ingin kembali bersekolah, padahal setiap harinya dia tetap bersekolah astaga." Cerita Bulan, tak kala teringat akan Anaknya yang selalu merengek padanya.
Bumi mengangkat tangan yang tengah menggenggam jemari Bulan untuk sedikit mengecup lembut tangan Bulan. "Jika keadaan Arche sudah sangat baik, kembalikan dia bersekolah lagi saja."
"Kelulusan sudah tersisa dua bulan lagi, Arche juga sudah mengambil paket C dengan home schooling. Jika Arche pindah lagi memakan sedikit banyak biaya, jadi biarkan saja tetap home schooling." Jawab Bulan, dirinya sedikit tak percaya pada Bumi yang dengan mudahnya berucap seperti tadi.
"Tidak masalah, jika itu membuat Arche merasa senang. Aku ingatkan lagi, kau memilikiku saat ini Bulan, mereka juga Anak-anak ku. Tak masalah jika memintanya pada ku kan.." Bumi menoleh untuk menatap Bulan sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MOON 2 | Lizkook ✓
Fiksi Umum― Rasa rinduku padamu masih terus meluap-luap, menciptakan banyak kesedihan yang tak tertampung. Seolah-olah wajahmu masih terus terbayang berada di pikiranku. Hati ini berkata, sekeras apapun aku merasakan pahitnya rindu padamu, tak akan pernah ku...