ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
~~ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Saat ini Artlas tengah belajar untuk bisa mengikuti seleksi Olimpiade Fisika, jika dirinya masuk seleksi ia akan menjadi perwakilan sekolahnya di tingkat Nasional nanti. Artlas memilih untuk beristirahat sejenak, dengan memaikan bolpoin yang dipegangnya, ia akan kembali fokus pada akademiknya. Ia sudah tidak memiliki kesempatan mendapatkan beasiswa, setidaknya Artlas harus mengikuti olimpiade dan jika dirinya menjadi juara, hadiahnya cukup untuk uang saku sehari-harinya kan..
Sudah sejak lama, Artlas ingin lebih meringankan beban Ibunya. Tetapi mendapat beasiswa pun masih belum menjadi rezeki Artlas, ia harus mencari cara lain. Artlas memejamkan matanya sejenak, dirinya sempat berdoa dalam hati tak kala meminta untuk dimudahkan semuanya, semoga tidak ada lagi kendala untuk ia bisa mengikuti Olimpiade ini nanti.
Semua yang terjadi kemarin, Artlas berusaha untuk tidak lagi mengingatnya. Ia tidak ingin selalu terbayang-bayang akan hal tersebut, dirinya akan kembali berfokus pada sekolahnya mencapai semua tujuannya.
Artlas kembali membuka matanya, ternyata Arche berada dikamarnya. Dirinya hanya memandang Arche yang sibuk mencari sesuatu dibawah meja belajarnya, ia hanya diam saat Arche masih kebingungan kesana-kemari. "Nyari apaan sih―"
Berhenti sejenak, akhirnya Arche menatap Kakaknya. "A' senter punya lo kemana? Lo punya kan senter mini gitu" Tanyanya.
Mendengarnya Artlas bangkit, ia mulai mencari barang yang Arche cari-cari. Setelah menemukannya, ia memberikannya pada Arche. "Nah ini, gue minjem yak"
Artlas hanya mengangguk, ia kembali duduk dikursi belajarnya. "Buat apaan emang?"
"Gue jadi pengurus camping buat kelas sepuluh" Jelas Arche, membuat Artlas ber-oh ria saja.
Menyadari jika Kakaknya tengah belajar dengan giat, Arche bisa menebak jika Artlas akan mengikuti Olimpiade karena pengumuman baru saja disampaikan dua hari lalu oleh pengurus Osis. "Lo udah daftar Olimpiade A'?"
"Iya― Rencana pengen ikut Olimpiade Fisika sih, doain gue"
Dengan menepuk pundak Artlas main-main, Arche menjawab. "Oh sudah jelas doa gue selalu ada buat lo, semangat― Jangan terlalu maksain belajar terus-terusan juga, inget kesehatan"
"Harusnya kata-kata itu buat lo. Jangan kecapean, lo lagi banyak kegiatan sekarang kan." Artlas menatap intens pada Adiknya, setelahnya ia kembali fokus pada apa yang ia pelajari.
"Yaelah, gue mah baik-baik aja, ga ada yang perlu di khawatirin" Ujar Arche.
Artlas hanya diam mendengarnya, ia kemudian kembali bertanya "Rencananya kapan kegiatan campingnya?" Tanyanya.
"Minggu depan, dari Jum'at siang"
"Sampe kapan? Minggu masih camping?" Artlas hanya memastikan. Tak kala ia teringat jika Ibunya mengajak mereka pergi keluar sebagai bentuk merayakan hari lahir mereka, dirinya tidak ingin dengan tiba-tiba mengagalkan rencana tersebut, maka dari itu Artlas memastikannya pada Arche.
Seketika ia juga ingat akan rencana dari Ibunya, "Minggu siang udah nyampe disini lagi, kita masih bisa rayain bareng Ibu kok" Jelasnya dengan tersenyum tipis.
Dengan mengangguk lega, Artlas kembali memfokuskan diri untuk kembali mengerjakan soal-soal tersebut. Keduanya tidak perlu membatalkan rencana tersebut, mereka akan tetap menghabiskan sepanjang hari ulang tahunnya bersama dengan Ibu mereka.
"Izin lebih dulu sama Ibu, soalnya tau sendiri takut-takut ga di izinin apalagi lo masih diawasi dokter, masih check up sebulan sekali."
"Iya ini bentar lagi mau ngomong ke Ibu" Jawab Arche, setelahnya ia berlalu pergi dari kamar Kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MOON 2 | Lizkook ✓
Fiksi Umum― Rasa rinduku padamu masih terus meluap-luap, menciptakan banyak kesedihan yang tak tertampung. Seolah-olah wajahmu masih terus terbayang berada di pikiranku. Hati ini berkata, sekeras apapun aku merasakan pahitnya rindu padamu, tak akan pernah ku...