CHAPTER 33

2.5K 407 78
                                    

Aku galau pas ngetik part ini karena melenceng jauh dari ekspektasi, tapi yaudahlah ya mari nikmati apa adanya hehe

***



Acara berlangsung meriah seperti acara-acara yang Doyoung ikuti selama disini. Semua tamu undangan berasal dari kaum bangsawan. Mungkin beberapa dari mereka selalu hadir setiap ada acara, Doyoung tak terlalu mengenal mereka.

Tapi semua tak berlangsung lama, dari tempatnya berdiri Doyoung melihat panglima Yoshi yang tergesa menghampiri Raja. Haruto terlihat lumayan serius menanggapi ucapan Yoshi yang sepertinya penting.

"Aku ingin menghampiri Haruto sebentar." Bisiknya pada Mashiho. Tapi belum selangkah ia pergi, Doyoung melihat Haruto terlihat tergesa-gesa keluar dari tempat acara.

Doyoung mempercepat langkahnya mengejar Haruto yang terlihat akan sampai di depan pintu.

BRAKKK.

Pintu tiba-tiba terbuka secara paksa, menampilkan segerombolan orang bersenjata dengan pakaian serba hitam.

Doyoung sadar keadaannya berubah semenjak orang-orang itu tiba-tiba menerobos masuk melalui pintu. Membuat keributan hingga seluruh yang hadir berhamburan.

"PERMAISURI!"

Doyoung menoleh ke tepi, entah sejak kapan Haruto telah membawa pedang dengan tiga orang yang mengelilinginya.

"PERGI."

Keadaan riuh akibat euphoria senang kini berubah secepat kilat. Doyoung perlahan mundur saat beberapa orang yang Doyoung tak ketahui asalnya tiba-tiba mendekat. Terlihat Haruto berusaha keras berlari ke arahnya meskipun banyak halangan.

"LARI PERMAISURI." Itu teriakan panglima kanemoto. Doyoung baru pertama kali mendengarnya berteriak.

Tapi entah kenapa otak Doyoung seakan kosong, pandangannya mengabur karena air mata yang tertahan di pelupuk.

Keadaan semakin kacau. Orang-orang saling mendorong untuk menyelamatkan diri. Beberapa pasukan khusus langsung datang melindungi sang Raja. Keadaan yang kacau bahkan tak membuat Doyoung panik.

Langkahnya semakin mundur. Air matanya kian deras mengalir. Jiwa nya seakan dibuat hilang entah kemana.

Disaat orang-orang aneh itu hampir mendekat, Doyoung dibuat terkejut saat tangannya tiba-tiba ditarik dari belakang. Memaksanya untuk berlari secepat mungkin menghindari orang-orang yang hendak menyerang mereka.

Bahkan di luar pun, keadaan lebih kacau. Tak hayal mengapa orang berpakaian serba hitam itu dengan mudah menerobos masuk padahal penjagaan istana lebih ketat. Rupanya jumlah mereka lebih banyak, seperti pasukan perang. Banyak mayat yang berceceran di luar membuat Doyoung mual.

Ia hanya mengikuti kemana Kak Mashi membawanya pergi.

"Kak, Haruto bagaimana?"

Meskipun terus berlari entah kemana, Doyoung terus terfikir bagaimana Haruto sekarang.

Jika memang ini akhirnya, setidaknya ia ingin berakhir bersama Haruto. Di dalam pelukannya.

Sesaat setelahnya ia tiba-tiba berhenti, membuat Mashiho juga ikut berhenti.

"Permaisuri kita harus tetap berlari."

"LALU HARUTO BAGAIMANA?"

Hening beberapa saat setelah teriakan Doyoung barusan. Ia tiba-tiba menangis keras membuat Mashiho lantas memeluk permaisuri nya dengan keberanian yang ia miliki.

"Raja itu kuat, apalagi ada panglima. Tidak akan terjadi sesuatu yang buruk. Aku berjanji. Aku akan menyelamatkan permaisuri dan calon penerus kerajaan."

REWRITE THE HISTORY | HARUBBY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang