PROLOG

8K 541 31
                                    

Langkah itu terasa berat melangkah pada ubin yang seringkali ia tapaki. Entah sudah berapa kali dirinya berakhir memandangi lukisan besar figur seorang raja. Bahkan sepertinya satpam ataupun penjaga tiket mengenalnya baik-baik. Mahasiswa dengan kantung mata tebal, penampilannya selalu acak-acakan. Tapi kesan manis seolah tak luntur dalam diri yang sedang setengah stress.

Dia Kim Doyoung. Mahasiswa semester akhir yang sedang bergelut dengan revisian skripsi yang tiada akhir.

"Lihat apa yang kau lakukan pada generasi sekarang. Kami semua stress karena mu. Kenapa dulu kau merepotkan banyak orang untuk sekedar menulis kisah mu yang setebal catatan resep ibuku? Itu hanya jilid satu, belum seratus jilid lainnya." Doyoung terkesan seperti orang gila berbicara sendiri pada lukisan seorang raja yang gagah.

Raja yang membuat Doyoung berfikir mungkin keputusannya mengambil study sejarah bukanlah hal yang tepat. Ia pikir dari sekian program study, sejarah adalah yang paling mudah dan menyenangkan.

"Setidaknya jangan mati terlebih dahulu agar aku bisa mewawancarai mu. Tidak kasihan kah? Aku harus mengulang terus sampai-sampai kertas di tempat foto copy hanya aku yang menghabiskan." Doyoung rasanya benar-benar frustasi. Percuma juga ia memarahi lukisan yang bahkan tak akan marah bila dipukul.

"Sudahlah Kim Doyoung, kau hanya stress belum gila." Monolognya lalu pergi dari museum kota. Bahkan tanpa membawa apapun sebagai hasil. Dirinya benar-benar hanya datang untuk memarahi lukisan Raja itu.

Dia adalah Raja Haruto Watanabe.

















Mabuk.

Lagi-lagi sehabis dari museum, Doyoung berhenti di tempat makan dekat museum. Sekedar menikmati alkohol sampai dirinya tak sadarkan diri berujung merepotkan Mashiho——teman satu apartemennya.

Doyoung tak melakukan ini sekali-dua kali. Pernah satu hari Mashiho marah padanya berakhir Doyoung diantarkan pemilik restoran. Untuk beberapa saat, Doyoung berhenti dari aktifitas yang ia lakukan seminggu sekali itu. Tapi kali ini Doyoung tak lagi mampu menahan.

"Haruto sialan! Sudah mati tapi tetap saja merepotkan." Doyoung bergumam aneh. Di sela ia menegak minumannya tanpa henti. Ia bahkan tak menyentuh makanan pendamping yang ia pesan sama sekali.

"Raja suka ini, raja suka itu, raja melakukan ini, raja melakukan itu. Halah, hidupnya bukan urusan ku." Lagi-lagi Doyoung mengumpati figur sang raja ke empat di dinasti Watanabe itu. Walaupun tidak ada gunanya, setidaknya Doyoung lega. Mungkin jika bertemu langsung, Doyoung akan dengan senang hati melemparinya dengan sepatu kanan dan kiri.

"Kisahnya begitu lengkap, tapi kisah permaisurinya tidak ada yang ditulis. Cih, apa-apaan?"

Doyoung bangkit. Kepalanya terasa pening hingga jalannya terhuyung-huyung. Keluar dari restoran tanpa menunggu Mashiho menjemputnya. Ia berjalan tanpa aturan, sesekali menabrak seseorang hingga membuatnya kena marah.

Meskipun begitu Doyoung tetap berjalan. Bahkan mengabaikan tanda yang sudah berubah warna menjadi merah ketika dia menyebrangi jalan. Suara pekikan banyak orang membuat Doyoung berhenti. Ia menoleh ke belakang.

Bertepatan dengan itu sebuah mobil melaju cepat. Sudah terlambat untuk menurunkan kecepatan. Semua terjadi begitu cepat, keadaan sekitar terasa kacau saat beberapa orang menyaksikan Kim Doyoung terpental jauh melewati jembatan, terjun langsung ke sungai.

Beberapa orang berteriak histeris, mencoba mendekati tempat Doyoung jatuh. Tapi tubuh itu terlanjur tenggelam dalam.

Doyoung menyaksikan cahaya yang perlahan menghilang. Napasnya tercekat, semakin ia memberontak semakin air ini mencengkramnya erat. Detik-detik terakhir, Doyoung sempat mendengar sirine polisi.

Doyoung pasrah, menatap dasar yang semakin jauh. Hingga dirinya benar-benar jatuh terlalu dalam. Semua menggelap sesaat kemudian.







Disclaimer!

Karya ini hanya fiksi semata tidak ada kaitannya dengan sejarah manapun. Semua adegan, latar belakang, serta apapun dalam cerita hanya murni karangan semata. Yang ada disini biarlah tetap disini.

Happy reading.

REWRITE THE HISTORY | HARUBBY [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang