7. Surprise!

6 4 0
                                    

Happy Eid Mubarak semua!
(Bagi yg merayakan)

Jangan lupa vote ya. Gak minta lebih kok, hargai aja yang buat cerita. Terima kasih.

Tekan bintang "🌟" dipojok bawah kiri ya!!

☁️

Kanya, Kevan dan Oza sudah berada dihalaman rumah.

"Yuk Ay! Kita kasih surprise!" ajak Oza.

"Iya,"

Kanya diseret Oza masuk kedalam rumah, sedangkan Kevan mengekor dibelakang. Sedikit tidak suka Kanya di gandeng Oza.

"Weit... Udah pada kumpul aja nih. Udah tau ya kalo Oza mau dateng," ucap Oza sambil menghampiri mereka.

"Ya ampun adek. Kapan datengnya?" Felicya terkejut.

"Kevan pulang!"

"Kak Kevan!" seru Sheila sambil berlari menghampiri Kevan. Memeluk Kevan.

"Jalan lari-lari Ela," peringat Kevan dan mengelus rambut Sheila.

"Hehehe, habisnya aku kangen sama kak Kevan sih,"

"Kapan dateng? Kok gak kabar-kabar?" tanya Felicya.

"Tadi siang sih kak. Jemput Kanya dulu. Si Kevan yang minta,"

"Kevan apa kabar sayang?" tanya Felicya.

"Kevan baik ma," jawab Kevan.

"Oza juga gimana kabarnya?"

"Baik kak. Kakak sama mas Gery?"

"Mbak sama mas baik kok dek," jawab felicya dan Gery hanya memberi senyuman.

"Syukur deh. Eh Sheila, kamu tau gak? Kemaren tante liat konsernya BTS loh," pamer Oza.

"Ya tante ma gitu. Kenapa gak ngajak Sheila sih" ucap Sheila sebel. Melepaskan pelukannya dari Kevan dan duduk di samping Oza.

"Kanya me kamar dulu," ucap Kanya sambil berjalan dengan agak pincang meninggalkan ruang keluarga.

"Kamu kenapa Kanya? Kok agak pincang jalannya?" tanya Felicya, yang menyadari bahwa kaki sang putri pincang.

"Basket ma," alibi Kanya.

"Kalo main basket yang hati-hati sayang," ucap Felicya lembut.

"Gue anter kekamar ya dek," tawar Sheila.

"Gak usah. Lo disini aja," tolak Kanya.

"Sama aku aja," ucap Kevan. Kanya tak bisa menolak. Sheila mengalah. Ia tahu dan tak iri.

"Kanya duluan,"

"Iya"

Kanya mulai menaiki tangga di bantu Kevan, membuka pintu kamarnya. Disana ia langsung merebahkan tubuhnya. Letih? Pasti. Pusing? Lumayan sih, kan Kanya kuat.

"Kakak tidur di sini ya?"

"Serah kakak. Mandi dulu sana," ucap Kanya dan Kevan masuk ke dalam kamar mandi.

Drttt.... Drtt...

Getaran panggilan diponsel membuat Kanya harus mengambil benda tersebut dari saku roknya.

"Hmmm?" dengan mata tertutup ia mengangkat panggilan tersebut.

"Lo sakit apa?" teriak suara diseberang sana. Dan dengan otomatis Kanya menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Gak teriak, bisa?"

"Bisa sih. Lo sakit apa? Demam?" Apa gimana? Hp lo kenapa gak aktif? Maya sama Aza nyariin. Tumben aja lo ijin sakit,"

TACENDERIE (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang