Jangan lupa vote ya. Gak minta lebih kok, hargai aja yang buat cerita. Terima kasih.
Tekan bintang "🌟" dipojok bawah kiri ya!!
☁️
Sheila kini menunggu jemputan nya. Ya, si Kevan. Mungkin kakaknya masih menjemput Kanya terlebih dahulu. Jadilah ia menunggu didepan sekolahan.
"Lama," lirihnya.
Tiba-tiba ada yang menarik dan membawanya ke area belakang sekolah.
"Apa-apaan lo?" tanya Sheila ketus.
"Eittsss.... Bener kata orang-orang, kalo lo amnesia," ucap cewek tersebut, tak hanya cewek disini ada 2 cowok dan 2 cewek. Sedangkan Sheila sendiri. Tapi anehnya mereka bukan dari sekolahan yang sama dengan Sheila.
"Keroyokan?" tanya Sheila dengan senyum miring.
"Kalo iya, kenapa?" ucap sang cewek meremehkan.
Sheila menjepit rambutnya dan menaruh tasnya asal.
"Gue siap!" ucap Sheila mantap.
"Wow... Gue takut," ucap si cowok satunya meremehkan. Sheila memang tak tau nama mereka. Tapi ia mencoba melihat di nametag mereka.
"Gio, Desi, Fio dan haris" ucapnya lirihnya.
"Cukup basa-basi nya," ucap si Gio dan mulai menyerang Sheila dengan kaleng berisi air. Sheila menghindar dan mulai menghajar si Gio dengan satu lengan yang masih diperban. Tak terima kini Haris maju dan dengan tatapan bengisnya, Sheila melawan Haris. Melihat kedua teman cowoknya sudah terkapar, kedua cewek tersebut maju untuk menyerang Sheila bersamaan, tapi hasilnya nihil. Mereka akhirnya terkapar juga.
"Gue gak akan ngasih ampun kalian kalo gini lagi. Gue udah muak dan dari tadi gatal tangan gue pengen fight. Gue iblis bagi kalian. Camkan itu!" gertak Sheila dengan tatapan menusuk.
"Jangan sekali-kali muncul dihadapan gue!" ancam Sheila. Dan mereka berempat lari meninggalkan belakang sekolah. Perban Sheila yang semula bersih, kini harus kotor dan ia tutupi dengan jaket yang ia bawa.
"Buang-buang waktu gue aja," ucap Sheila dan menuju gerbang sekolah. Di sana ia melihat mobil Kevan yang menunggunya.
"Darimana?" tanya Kanya.
"Kenapa kotor?" tanya Kevan.
"Dadi belakang sekolah. Anak sekolah sebelah tiba-tiba ngajak kenalan," ucap Sheila yang pastinya berbohong.
"Don't hide anything,"
"Hm,"
"Jadi ke mall kan?" tanya Sheila mengalihkan pembicaraan.
"Iya. Sesuai kata Kanya tadi, kita akan beli ponsel baru buat kalian,"
☁️
Mereka manuju mall dan langsung ke toko penjual ponsel doang. Setelah itu mereka pulang.
"Capek gue," ucap Sheila saat berada di kamar Kanya dan merebahkan tubuhnya dikasur Kanya.
"Mandi dulu," usir Kanya.
"La. Boleh tukeran kamar? Gue nyaman disini," jelasnya pada Sheila.
"Oke deh." Sheila menyetujuinya.
"Jadi setiap mau mandi, ambil baju kekamar masing-masing. Tapi hari ini gue pinjem baju lo," jelas Sheila.
"Siap!" ucap Kanya bergaya hormat dan meninggalkan kamarnya menuju kamar Sheila tak lupa ia mengambil bajunya dari lemari.
"Kapan perban ditangan lo bisa dilepas?" tanya Kanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDERIE (ON-GOING)
Teen FictionTACENDERIE berasal dari gabungan kata TACENDA dan CAMARADERIE. TACENDA memiliki arti hal-hal yang tidak disebutkan atau di publikasikan. Sedangkan, CAMARADERIE memiliki arti rasa saling percaya dan persahabatan di antara orang-orang yang menghabiska...