Jangan lupa vote ya. Gak minta lebih kok, hargai aja yang buat cerita. Terima kasih.
Tekan bintang "🌟" dipojok bawah kiri ya!!
☁️
Bel pulang sekolah kini sudah berbunyi. Semua murid berbondong-bondong pergi meninggalkan kelas.
"Ayo Kan!" ajak Aza.
"Kalian duluan," ucapnya pada Maya dan Aza.
Saat di rasa kelas benar-benar kosong dan hanya menyisakan dirinya serta cewek yang duduk tenang di belakangnya.
"Mau sampek kapan?" tanya Sheila.
"Sampek kapan?" beo nya.
"Gue udah tau permainan lo. Kania," ucap Sheila.
"Hahahhahahhaha........ " tawa Kania hambar. Iya Kania Felery. Cewek yang bersama Sheila sekarang.
"Gue mau lo ngerasain apa yang saudara gue rasain!" ucapnya dengan nada meninggi.
"Itu salah paham," ucap Sheila datar.
"Salah paham? Hahahaha..... Emang lo ada bukti?" tanya Kania.
"Bukti ya?" tanya Sheila pada dirinya sendiri.
"Gak ada kan? Gak usah ngelak!"
"Kalo gue ada bukti? Lo mau berhenti?" tanya Sheila.
"Tergantung. Kalo itu bener-bener bukan salah lo!" ucap Kania dan kemudian meninggalkan Sheila yang tetap duduk di bangkunya. Sedangkan Sheila masih diam ditempat.
"Gue gak tau apa yang terjadi. Tapi gue rasa ada kesalahpahaman antara Kanya dan Kania," ucap Sheila
"Masalah lo lebih rumit daripada gue Ay," lirihnya dan pergi dari kelas.
Sementara itu, ada seseorang yang mendengar percakapannya dengan Kania. Orang itu mengepalkan tangannya.
"Maaf, gue egois. Gak mau nyamperin lo duluan," ucapnya dan pergi dari tempat persembunyiannya.
☁️
Kevan, Sheila dan Kanya kini sudah berada di kamar milik Kevan. Berdiskusi.
"Rencana lo apa?" tanya Sheila yang sudah kesal dengan sang adik. Karena ternyata masalahnya lebih rumit daripada miliknya. Pasti dia juga terkena mentalnya. Memikirkannya membuat Sheila tambah kesal. Ia seperti kakak yang sedikit tidak berguna untuk sang kembaran.
"Penjelasan," jawab Kanya.
"Dilihat dari sifat tuh cewek, dia gak bakal percaya gitu aja. Apalagi diajak bicara baik-baik," jelas Sheila.
"Seperti nya akan susah," ucap Kevan.
"Gue ada rencana. Kak Kevan udah ngumpulin semua buktinya kan?"
"Udah,"
"Kali ini, biar gue yang pancing dia dan buat dia melihat bukti-bukti itu,"
"Lo jangan mikir yang aneh-aneh ya!" Peringat Sheila, karena ia tahu Kanya akan bertindak di luar pemikiran Sheila.
"Tidak akan terjadi apapun terhadap Kanya, Sheila. Akan ada yang membantunya nanti," bisik Kevan pada Sheila.
"Siapa yang bantu gue?" tanya Kanya. Oh ayolah! Jangan lupakan kemampuan Kanya ini.
"Ishh... Kakak harusnya tadi di ketik aja! Si Ay kan punya kekuatan super tuh!"
"Kakak lupa,"
"Siapa kak?"
"Nanti kamu bakal tau dan semoga kamu mengingatnya," jawab Kevan.
Kanya dibuat bingung dengan jawaban Kevan. Apalagi dengan Sheila. Tapi Sheila tak ambil pusing, selama Kanya akan baik-baik saja nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDERIE (ON-GOING)
Teen FictionTACENDERIE berasal dari gabungan kata TACENDA dan CAMARADERIE. TACENDA memiliki arti hal-hal yang tidak disebutkan atau di publikasikan. Sedangkan, CAMARADERIE memiliki arti rasa saling percaya dan persahabatan di antara orang-orang yang menghabiska...