Jangan lupa vote ya. Gak minta lebih kok, hargai aja yang buat cerita. Terima kasih.
Tekan bintang "🌟" dipojok bawah kiri ya!!
☁️
Kini Kanya sudah berada di rumah pohon yang pernah ia datangi sebelumnya. Masih dengan foto-foto sedikit blur yang masih terpajang.
"Ngapain lo disini?"tanya seseorang.
"Ngikutin gue?" tanya balik Kanya.
"Gak usah nanya juga. Jawab aja pertanyaan gue. Ngapain lo disini dan ini tempat apa?"
"Gue mau sendiri. Ngapain ngikuti gue, Kania?" jawab Kanya pada Kania. Kania yang mengikuti Kanya.
"Lo kenapa punya foto Karina?" tanya Kania yang kini sedang memegang foto Karina.
"Ini tempat kami,"
"Maksud lo apa sih?" tanya Kania dengan nada bicara yang jengkel.
"Kenapa banyak banget foto-foto disini?" heran Kania.
Kania yang penasaran mulai membuka laci di meja yang ada dirumah pohon itu. Banyak sekali foto Karina dan Kanya, tetapi lebih banyak foto Kanya.
"Siapa yang nyimpen?"
"Karina,"
"Karina? Kenapa?"
"Kita sahabat,"
"Sahabat? Sahabat mana yang tega bunuh temennya sendiri!" teriak Kania pada Kanya.
"Bukti apa yang lo punya kalo gue membunuh Karina?" Kanya dengan nada dingin.
"Gu-gue punya. Lo adalah orang terakhir yang ditelepon dan dikirimi pesan oleh Karina."
"Lo yakin gue yang terakhir?"
"Itu lo! Karena di pesan tersebut Karina minta maaf sama lo! Dan mungkin karena lo lagi berantem sama Karina, Karina gak mau kalian berantem memutuskan untuk bunuh diri. Itu semua gara-gara lo!" jelas Kania dengan teriak dan kemudian menyerang Kanya dengan cutter yang ia bawa. Kanya yang tak ada persiapan apapun hanya bisa menghindar, tetapi masih kena gores di lengan kanannya.
"Sialan!" teriak Kania.
Sedangkan Kiki yang bersembunyi mengepalkan tangannya. Kanya nya terluka. Tapi ia tak bisa apa-apa saat ini selain menonton rencana Kanya.
"Mau bunuh gue?" tanya Kanya datar.
"Gak. Gue gak bisa,"
"Kenapa? Bunuh aja. Itu yang lo mau kan? Nyawa dibalas nyawa,"
"Karena Karina. Dia sayang banget sama lo. Gue gak bisa bunuh lo!"
"Karena Karina? Jangan jadiin sahabat gue alasan!"
"Ya! Ya! Gue pengen banget bunuh lo! Tapi gue gak mau Karina kecewa sama gue,"
"Kalo demi Karina, dengerin penjelasan gue,"
"Gak!" tolak Kania.
"Terus apa mau lo?" tanya Kanya.
"Gue mau lo masuk penjara. Sekiranya itu yang pantes buat lo," jawab Kania.
"Atas dasar apa?"
"Lo nanya?"
"Karena lo mengabaikan Karina!" Kania mendorong bahu Kanya menggunakan telunjuk hingga Kanya sedikit melangkah mundur.
"Karena lo teman satu satunya Karina!" Satu dorongan lagi.
"Karena lo dia tambah kacau!"
"Disakitin keluarga! Terus lo!" Kini Kanya sudah berada di ujung. Selangkah ke belakang lagi, sudah dipastikan Kanya akan jatuh dari rumah pohon ini. Ketinggian nya 3 meter lebih mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDERIE (ON-GOING)
Teen FictionTACENDERIE berasal dari gabungan kata TACENDA dan CAMARADERIE. TACENDA memiliki arti hal-hal yang tidak disebutkan atau di publikasikan. Sedangkan, CAMARADERIE memiliki arti rasa saling percaya dan persahabatan di antara orang-orang yang menghabiska...