Jangan lupa vote ya. Gak minta lebih kok, hargai aja yang buat cerita. Terima kasih.
Tekan bintang "🌟" dipojok bawah kiri ya!!
☁️
Brakkk....
Kanya menggebrak meja di kantin. Semua orang terdiam. Kantin yang awalnya ramai kini sepi.
"Jangan dimakan!" Peringat Kanya pada Maya dan Aza.
Ia bangkit dan menuju meja di seberangnya.
"Maksud lo apa?" Ucap Kanya dingin pada cowok dihadapannya.
"Apanya?"
"Jangan pura-pura gak tau. Gue tanya, maksud lo apa?"
"Kenapa sih Kan?" tanya Maya penasaran.
"Gue tanya Doni, apa yang udah lo masukin di makanan gue?" Cowok itu melotot, bagaimana Kanya tau ia memasukkan sesuatu di makanannya?
"Bukan apa-apa,"
"Bukan apa-apa lo bilang, cih." Kanya tersenyum miring.
"Lo liat apa yang katanya bukan apa-apa yang lo masukin di mangkok bakso gue, pada kucing di bawah meja," ucap Kanya penuh penekanan.
Semua melihat dibawah meja Kanya. Disana ada 2 ekor kucing yang tergeletak dengan mengeluarkan busa di mulutnya. Kucing itu meninggal.
"Aaaa...." teriak para siswi.
"Kucingnya mati,"
"Para banget lo Don," gumam teman Doni.
"Gue gak maksud kek gitu Kan," ucap Doni yang mulai takut. Bukannya itu obat pencahar ya? Kok jadi racun?
Bugh.
Kanya menonjok Doni hingga tersungkur di lantai.
"Udah Kanya! Udah!" ucap Aza mencoba untuk memisahkan Kanya dengan cowok dihadapannya itu. Tetapi tangannya ditepis dan mendapatkan lirikan dari Kanya.
Banyak siswa dan siswi yang menonton aksi tersebut. Tapi dari jarak yang cukup jauh. Mereka takut akan kemarahan Kanya.
"Lo tadi hampir ngebunuh gue tau gak sih! Juga ngebunuh temen gue! Sadar dong lo! Gak maksud apaan maksud lo! Jelas buktinya! Gue selama ini udah tau kalo lo selalu ngerjain gue tapi kalo lo naruh obat, gue bisa aja keracunan dan mati! Goblok tau gak lo! Untung aja gue diselamatin sama kucing yang makan bakso gue!" kali ini tentang keselamatan nyawanya dan teman-temannya, ia tak akan irit bicara. Semuanya tau kalo Kanya irit bicara, tetapi dalam kalimatnya ini ada kesan dingin.
"Gue akuin gue dendam sama lo karena lo mempermaluin gue dilapangan dulu. Sumpah gue gak mau ngebuat lo mati! Gue juga gak tau itu obat apaan? Gue taunya itu obat pencahar!"
"Alah! Bangsat lo!" teriak Kanya mulai memukul cowok tersebut hingga cowok tersebut tersungkur di lantai untuk yang kedua kalinya. Cowok tersebut tak hanya menerima pukulan dari Kanya. Ia juga melawan. Ia tak mau sampai babak belur apalagi mati konyol karena seorang cewek.
Bian yang melihat ada kerumunan di kantin mulai penasaran dan mendekat.
"Ada apaan nih?" tanya Bian pada seorang siswa di sana.
"Kanya lagi berantem sama si Doni," jawab siswa tersebut.
"Kenapa?"
"Gak tau. Tapi tadi gue denger si Doni mau ngasih obat pencahar ke makanan Kanya, eh taunya malah racun,"
"Wah parah nih. Gue kesana dulu. Thanks bro" ucap Bian kemudian berlari menuju Kanya. Disana memang sudah ada Aza dan Maya. Tapi mereka tak bisa menghentikan aksi Kanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDERIE (ON-GOING)
Teen FictionTACENDERIE berasal dari gabungan kata TACENDA dan CAMARADERIE. TACENDA memiliki arti hal-hal yang tidak disebutkan atau di publikasikan. Sedangkan, CAMARADERIE memiliki arti rasa saling percaya dan persahabatan di antara orang-orang yang menghabiska...