Jangan lupa vote ya. Gak minta lebih kok, hargai aja yang buat cerita. Terima kasih.
Tekan bintang "🌟" dipojok bawah kiri ya!!
☁️
Ting!
Kanya yang masih bergelut dengan selimut membuka mata secara perlahan dan mengambil ponsel yang berada di nakas sebelah tempat tidurnya.
Deza :
Gue udah di depan.
Dengan malas, Kanya melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, mandi kilat dan memakai baju training. Tak mengikat rambut seperti biasa, tapi memakai headband di kepalanya. Mengambil sling bag yang sudah berisi dompet dan ponsel di nakas.
Saat menuruni tangga, ia berpapasan dengan Sheila.
"Mau kemana? Tumben weekend bangun pagi?" heran Sheila.
"Janjian,"
"Dibawah ada mama, papa sama kak Kevan," jelas Sheila sebelum melanjutkan langkahnya ke kamar.
"Pagi," sapa Kanya.
"Pagi sayang," "Pagi," jawab mereka bertiga.
"Mau kemana? Pagi-pagi udah rapi aja,"
"Jalan-jalan,"
"Didepan udah ditungguin Deza," ucap Kevan. Kanya mengernyitkan dahi. Apa Kevan kenal Deza? Batin Kanya.
"Deza?" Beo Feli.
"Temen Anya sayang," jawab Gery.
"Ohh,"
Kanya mengambil beberapa helai roti dan mengoleskan selai cokelat.
"Aku berangkat!" pamitnya. Kevan bangkit dari duduknya dan mengikuti sang adik.
"Ngapain?" tanya Kanya. Kevan tak menjawab dan berjalan mendahului Kanya.
Sesampainya di halaman rumah, ia melihat Gilang yang memakai celana training pendek serta jaket. Jangan lupakan topi terpasang menutupi kepalanya.
"Za!" Panggil Kevan. Gilang bangkit dari duduknya dan melihat ke arah Kevan, dibelakangnya ada Kanya. Gilang tersenyum tipis.
"Pagi bang," sapa Gilang.
"Udah sarapan?"
"Udah bang,"
"Jaga adekku," ucap Kevan kemudian pergi memasuki rumahnya kembali. Tanpa menunggu balasan dari Gilang.
"Udah?" tanya Gilang pada Kanya. Kanya mengangguk.
Gilang berjalan dahulu ke mobil Kanya yang dibawa nya semalam. Masuk ke kursi pengemudi, tanpa membukakan pintu untuk Kanya.
"Ian udah nunggu," ucapnya saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Hm,"
Tanpa ada yang membuka suara, mobil mereka melaju meninggalkan kediaman Kanya dan menuju taman di kompleks Gilang dan Kiki. Gak jauh banget sih aslinya.
Gilang memarkirkan mobil Kanya.
"Yuk!" Ajak Gilang.
Saat mereka sudah keluar dari mobil, Gilang menuntun arah menuju lapangan kompleks. Disana ada Kiki yang sudah memakai pakaian basket. T-shirt yang memperlihatkan ketiak, serta headband.
"Za! Ay!" panggil Kiki. Entah kenapa, ia terlihat lebih bersemangat dengan senyum yang paling lebar. Terlihat tampan sih.
"Ngapain?" tanya Kanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDERIE (ON-GOING)
Teen FictionTACENDERIE berasal dari gabungan kata TACENDA dan CAMARADERIE. TACENDA memiliki arti hal-hal yang tidak disebutkan atau di publikasikan. Sedangkan, CAMARADERIE memiliki arti rasa saling percaya dan persahabatan di antara orang-orang yang menghabiska...