23. Sheila

9 2 0
                                    

Jangan lupa vote ya. Gak minta lebih kok, hargai aja yang buat cerita. Terima kasih.

Tekan bintang "🌟" dipojok bawah kiri ya!!

☁️

Sheila murung sekali dari pagi berangkat ke sekolah.

"Kenapa lo?" tanya Ara.

"Gue dari kemaren ngerasa gak enak mulu,"

"Apa yang gak enak? Badan lo?" timpal Arsha.

"Perasaan gue. Dari kemaren kek gak enak sama sekali, kek ada firasat gak enak gitu,"

"Biasanya kalo gitu, ada sesuatu sama orang terdekat lo. Kek keluarga, paling deket," ucap Key yang baru duduk di samping Sheila.

"Kenapa?" tanya Gilang.

"Gak enak banget badan gue, firasat juga. Tangan gue juga kek nyeri gitu. Gue liat juga gak ada yang luka," jelas Sheila.

Ikatan batin. Batin Gilang.

"Udah gak apa. Mungkin cuma firasat lo doang. Apa jangan-jangan lo gak enak badan?" ucap Tara.

Sheila hanya mengangkat bahunya, tak tahu. Ia tak merasa badannya demam atau apapun itu.

"Udah udah. Jangan dipikirin."

"Gue nelpon saudara gue tapi gak diangkat," sedihnya.

"Sibuk mungkin," timpal Gilang. Mereka semua mengangguk mengiyakan.

Ting!

Ponsel Gilang berbunyi, notifikasi chat.

"Shit!" umpatnya kemudian.

"Apa ada?" tanya Key.

"Gak apa,"

"Terus kenapa lo ngumpat?"

"Gak penting, penipuan,"

"Oalah. Iya tuh, hati-hati modus penipuan lewat link," peringat Tara.

"Iya," jawab mereka kecuali Gilang yang menggerutukkan giginya. Jangan tanya apa, karena pasti masalah Kanya.

Cukup Kanya jadi pengganti Sheila agar tak ada luka baru, trauma baru. Jangan ada lagi yang lain. Batin Gilang.

Tapi Kanya juga menambah lukanya tanpa dia tahu. Gilang saja tak pernah terpikir untuk menggantikan luka seseorang. Karena luka yang dimiliki kita sendiri juga sudah sakit.

☁️

Sheila duduk di halte bus sekolahnya. Dia tidak sedang menunggu jemputan, karena tadi ia berbohong pada kakaknya kalau ia akan pulang bersama Key. Maafin Sheila key.

"Gue yakin, Kanya pasti kenapa-kenapa," lirihnya dan menatap jalanan yang sedikit padat.

"Sheila?" panggilan itu membuat Sheila menoleh ke sumber suara. Nanda, cowok yang Sheila rasa memiliki rasa pada nya. Entahlah.

"Oh hai Nan. Belum pulang?"

"Lo sendiri?" tanya Nanda. Ya, semenjak Sheila bilang pada Nanda agar tak menggunakan bahasa yang sedikit kaku, seperti aku-kamu, Nanda menggunakan lo-gue.

"Lagi nunggu jemputan sih," bohong Sheila.

"Gue temenin, gak baik cewek cantik kek lo nunggu sendirian. Takut ada yang godain,"

"Kayak lo dong, hehehe ..." goda Sheila dan menampakkan senyumnya. Nanda yang melihat itu memerah hingga ke telinga.

Dasar jantung murahan. Batin Nanda.

"Ekhem! Gue kan temen sekolah lo," ucap Nanda.

"Hehe, bercanda juga Nan. Oh iya, katanya lo ikut lomba voli kemaren. Gimana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TACENDERIE (ON-GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang